Mohon tunggu...
Arif Khunaifi
Arif Khunaifi Mohon Tunggu... Administrasi - santri abadi

Manusia biasa dari bumi Indonesia .:. Ingin terus belajar agar bermanfaat bagi alam semesta... .:. IG & Twitter: @arifkhunaifi .:. Facebook: Arif Khunaifi .:.

Selanjutnya

Tutup

Edukasi Pilihan

Santri Menguji Katajaman Mata Batin

22 Mei 2018   14:03 Diperbarui: 22 Mei 2018   14:05 682
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak berapa lama kemudian beliau menoleh kebelakang dan beranjak bangkit menghampiri mereka dan dua orang tamu. Setelah kedua tamu dan temannya bersalaman, tibalah giliran Kang Ma'shum bersalaman dengan beliau, tetapi tanpa diduga tangannya ditepis.

Setelah urusan dengan tamu lain selesai, mereka pun keluar dan Mbah Thoyyib bertanya;
"Ada apa kemari ?" tanya beliau dengan sorot mata tajam.
"Kami mau minta barokah doa kiai". Pada kesempatan itu, kembali dia berusaha menyalami tangan beliau, tapi tetap saja ditepis oleh beliau. Dia coba lagi, ditepis lagi, coba lagi ditepis lagi.

Sambil berjalan mengikuti beliau melangkah keluar, beliau memberikan nasehatnya, dan dia pun tidak putus asa agar bisa menyalami beliau, tapi tetap saja ditepisnya. Begitu sampai depan serambi masjid, tiba-tiba beliau membalikkan badan dan menatapnya dengan tajam. Lalu beliau berujar;

"Kamu tahu kenapa saya enggan kamu salami tangan saya?".
"Maaf kiai, saya tidak tahu ?" jawabnya gemetar.
"Kamu ini, jadi santri kok nakal (mbeling) betul, kepala kiai sendiri kok di injak-injak, sudah begitu tidak pamitan dulu sama kiaimu !!". sahut beliau.
Sejenak beliau diam, sorot matanya yang tajam terus memandanginya yang kebingungan dan salah tingkah. Dalam benaknya berkata "Kapan saya nginjak kepala kiai?", Kalau tidak pamitan memang iya..."

Tiba-tiba beliau nyeletuk; "Masih belum merasa juga !!!".

Dia semakin bingung. Seketika suara beliau terdengar lembut ditelinganya.
"Jangan diulangi lagi ya...Nih."

Beliau menyodorkan tangannya dan dia ciumi sepuasnya. Setelah didoakan, mereka pun pamit pulang, dan tak lupa menyempatkan lagi mencium kembali tangan lembutnya. Kini, mereka tahu dengan mata kepala sendiri bagaimana ketajaman mata batin Mbah Thoyyib yang kemudian wafat pada tahun 2003.

***

Penulis mengambil kisah Mbah Thoyyib di atas agar pikiran pembaca yang ingin tahu contoh ketajaman mata batin tidak menjangkau terlalu jauh. Baik waktu, tokoh maupun tempat. Karena kita tahu, bahwa kisah ketajaman mata batin sudah terbukti dan tidak dapat diragukan lagi juga dimiliki oleh Nabi Muhammad Saw dan para sahabatnya.

Bagaimana ketajaman mata batin itu bisa terasah?. Karena mereka mengikuti apa yang telah diteladankan oleh Kanjeng Nabi Saw yang dirasa mampu dengan ikhlas, sabar dan istiqamah. Mbah Thoyyib yang selalu riyadhah, tirakat, tidur di tikar pandan dan dermawan hanya salah satu contoh saja diantara ribuan atau bahkan berjuta umat Kanjeng Nabi Saw yang diberikan oleh Allah Swt ketajaman mata batin baik yang masih hidup maupun sudah meninggal dunia.

Mengapa penulis tidak menggunakan contoh mereka yang masih hidup? Dikarenakan mereka yang masih hidup punya kemungkinan hidupnya akan berubah seiring berubahnya zaman. Sedangkan mereka yang sudah wafat sudah bahwa kebaikannya bertahan sampai akhir hayat. Wallahu a'lam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun