Mohon tunggu...
Arif Khunaifi
Arif Khunaifi Mohon Tunggu... Administrasi - santri abadi

Manusia biasa dari bumi Indonesia .:. Ingin terus belajar agar bermanfaat bagi alam semesta... .:. IG & Twitter: @arifkhunaifi .:. Facebook: Arif Khunaifi .:.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

"Karomah" Para Pembersih Lingkungan Masjid

12 April 2018   06:13 Diperbarui: 12 April 2018   08:06 698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Para pembersih masjid, dari Jaman Nabi sampai jaman ini selalu menampilkan karomah tersendiri. Kehidupan mereka, terutama pada akhir hayatnya serta setelah wafatnya selalu memperlihatkan hal yang indah untuk dijadikan teladan dan inspirasi dalam kehidupan kita sehari-hari.

Merujuk dawuh Romo Guru kami Abuya Miftahul Luthfi Muhammad, "Kebaikan manusia tidak bisa diukur ketika dia masih hidup, karena masih ada potensi untuk berubah ke arah yang tidak baik. Namun jika mereka sudah meninggal dunia, itulah pembelajaran hidup yang sesungguhnya."

Sebagaimana kita tahu masjid adalah baitulloh, rumah Alloh. Menjaga serta merawat sehingga membuat para hambaNya nyaman beribadah di dalamnya menjadikan mereka yang senantiasa ikhlas membersihkan masjid mendapatkan apresiasi dari Alloh Azza Wajalla dan juga kekasihnya yang mulia yakni baginda Nabi Muhammad Saw.

Di jaman Nabi seorang perempuan berkulit hitam bernama Ummu Mahjan yang biasanya membersihkan masjid meninggal dunia. Namun tidak ada sahabat yang memberi tahu kepada Rasululloh Saw, tentang wafatnya Ummu Mahjan.

Ketika kemudian Rasualulloh tahu bahwa perempuan tersebut meninggal dunia, beliau kemudian menegur para sahabat karena tidak diberikan berita atas kewafatannya. Para sahabat mengira Rosululloh Saw tidak memperhatikan perihal eksistensi perempuan tersebut.

Hingga pada akhirnya Rasululloh Saw mendatangi maqbaroh perempuan tersebut dan berdiri sholat di atasnya. Padahal, jenazah yang disholati beliau kelak akan selamat dari siksa neraka kecuali mereka yang punya tanggungan hutang. Maka, beliau menolak menyolati jenazah yang masih punya hutang hingga ada jaminan atau yang menjamin akan membayar hutangnya.

Kejadian ini kemudian juga menjadi produk hukum fikih yang menyatakan bolehnya sholat jenazah di atas maqbarah apabila seseorang datang bertakziyah namun ternyata jenazah sudah dimakamkan sedangkan dia belum sempat menyholatinya.

Pada masa Raden Ahmad Rahmatulloh Sunan Ampel, kisah Mbah Sholeh tentu cukup mashur di kalangan kita yang tinggal di Surabaya. Bagaimana tidak, maqbaroh beliau tidak pernah sepi peziarah untuk mendoakan beliau sebagaimana mereka mendoakan Sunan Ampel.

Mbah Sholeh sebagai pembersih Masjid Ampel yang paling rajin mendapatkan perhatian khusus dari Raden Rahmat karena ketika beliau ada, masjid senantiasa bersih dan nyaman untuk ditempati beribadah.

Perubahan terjadi ketika Mbah Sholeh wafat, kondisi masjid tidak sebersih biasanya. Hingga akhirnya Raden Rahmat bergumam,

"Jika Sholeh masih hidup maka masjid ini akan bersih lagi..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun