Mohon tunggu...
Arif Khunaifi
Arif Khunaifi Mohon Tunggu... Administrasi - santri abadi

Manusia biasa dari bumi Indonesia .:. Ingin terus belajar agar bermanfaat bagi alam semesta... .:. IG & Twitter: @arifkhunaifi .:. Facebook: Arif Khunaifi .:.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Antara Air Zam-zam dan Kencing Unta

6 Januari 2018   07:12 Diperbarui: 6 Januari 2018   08:24 882
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Allah Azza Wajalla menciptakan air dengan kadar zat yang luar biasa dahsatnya. Air bening yang bacakan kalimat thayyibah atasnya akan berefek besar kepada peminumnya baik untuk kesehatan dhohir maupun batin. Oleh karena itu, hendaknya kita jangan menyepelekan air.

Sejak awal tahun 2000, saya punya catatan mengenai muballigh di atas panggung yang seolah-olah tidak terima dan menyindir panitia karena disuguhi air. Maunya diberi minuman kemasan atau minuman berenergi. Kalau sudah begitu panitia pontang-panting dibuatnya. Dan mereka rata-rata mencaci air berpenyakit kronis dan ada pula yang meninggal dunia masih dalam usia muda.

Para sesepuh kita dahulu selalu menyuwuk, berdoa atau meruqyah air sebelum meminumnya, sehingga terlihat mereka selalu tampak bugar dan tetap enerjik dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Nabi juga mengajarkan doa sebelum minum, bahkan beliau juga bersabda bahwa sedekah yang terbaik adalah sedekah air.

Air adalah dzat yang mudah diresapi doa-doa dibandingkan zat cair lain seperti madu atau bibit minyak wangi. Bagi para ahli suwuk tentu mereka merasakan betul bagaimana bedanya menyuwuk air dengan zat cair lainnya.

Apalagi jika yang diminum adalah air zam-zam yang tidak pernah sedetikpun kalimat thayyibah berhenti dibacakan di atasnya. Maka berbagai macam penyakit insya Allah akan rontok dibuatnya, apalagi ditambah keyakinan doa dari peminumnya.

Nah, tips jika Anda yang sedang di Makkah atau Madinah dan air zam-zam begitu melimpah ruah, maka usahakan jangan ada cairan lain yang masuk ke dalam tubuh selain air zam-zam. Jika akan ziarah ke luar area Masjidl Haram maupun maupun Masjid Nabawi, usahakan tetap membawa air zam-zam dalam botol.

Oleh karena itu pula, saat musim haji saya ngangsu air zam-zam untuk dibawa ke maktab agar memasak nasi juga menggunakan air zam-zam. Air yang merasuk dalam nasi juga air zam-zam sehingga alhamdulillah kami serombongan senantiasa sehat walafiat sampai di tanah air. Jika ditanah air, hal seperti ini mungkin akan jarang bahkan tidak akan lagi terjadi.

Air memang hambar tanpa rasa, namun karena dibuat oleh Allah Azza Wajalla dengan penuh cinta maka efeknya luar biasa. Seperti masakan istri saya, walaupun tanpa penyedap rasa buatan atau vitsin namun nikmatnya luar biasa karena dimasak dengan penuh cinta...Hehe...

Bagaimana dengan Kencing Unta?

Jika ada pertanyaan seperti itu, saya lebih memilih cara sederhana kiai saya ketika ada yang bertanya.

"Kiai, saya ingin budi daya kepiting di tambak saya. Menurutnjenengan bagaimana?"

"Kalau budidaya gurami saja bagaimana. Ini saya tambahi modalnya." Jawab kiai.

"Ya Kiai"

Jawaban kiai memang terlihat  sederhana. Mengalihkan sesuatu yang hukumnya masih ikhtilaf atau silang pendapat antar ulama' dengan sesuatu yang sudah jelas kesepakatan hukumnya. Karena tidak ada ulama' yang mengharamkan gurami, sedangkan kepiting ada yang mengharamkan dan ada pula yang membolehkan.

Oleh karena itu ketika ada yang bertanya di tanah suci mengenai minum air kencing unta untuk pengobatan, maka saya jawab;

"Bagaimana kalau air zam-zam saja, nanti saya bantu ambilkan."

Kalau yang bertanya di tanah air, saya jawab;

"Bagaimana kalau sampean datang ke gubuk saya, nanti saya beri minum air sehat berkhasiat benOmari yang selalu didoakan kiai dan santri setiap hari..." Hehe...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun