Mohon tunggu...
Arif Khunaifi
Arif Khunaifi Mohon Tunggu... Administrasi - santri abadi

Manusia biasa dari bumi Indonesia .:. Ingin terus belajar agar bermanfaat bagi alam semesta... .:. IG & Twitter: @arifkhunaifi .:. Facebook: Arif Khunaifi .:.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Tiga Anak Yatim Piatu Bersaudara yang Juara

13 Oktober 2015   08:22 Diperbarui: 13 Oktober 2015   08:22 3515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mereka juga memperhatikan apa yang tulis dalam buku wawancara, beberapa kata temasuk penulisan nama yang kurang tepat mereka pun mengoreksi. Bakat-bakat jadi editor rupanya sudah ada dalam diri mereka.

Dalam pengalaman selama ini saya bertahun-tahun dapat tugas dari pesantren mencari anak-anak yatim untuk diberikan bantuan, baru kali ini saya bertemu dengan anak yang sopan-sopan dan nyaris sempurna dalam menghormati tamunya. Belum lagi prestasi yang mereka punya.

Bibinya juga berkisah untuk pergi ke sekolah mereka bertiga naik sepeda. Aflach dan Nabilah sekolah di tempat yang sama dengan jarak sekitar dua kilometer dari rumahnya sedangkan Tsaqif sekolahnya berbeda dengan jarak sekitar tiga kilometer.

Saya kemudian trenyuh membayangkan, bagaimana seorang Aflach anak kecil yang masih duduk di kelas 2 SD harus naik sepeda di tengah padatnya lalu lintas kota Surabaya. Mbrebes mili air mata saya membayangkannya.

Dari data yang saya kumpulkan, justru Tsaqif yang paling besar biaya pendidikannya di SMP Muhammadiyah Kapasan. Dia membutuhkan satu juta setengah untuk masuk sekolah tersebut belum lagi SPP tiap bulan yang mencapai 150 ribu rupiah. Sedangkan dua adiknya di sekolah Ma’arif NU Baitul Amin gratis SPP-nya. Hanya buku paket dan uang saku harian yang dia butuhkan.

Hanya saja, setelah ini Nabilah akan masuk SMP karena sudah kelas 6 SD. Mungkin saja dia juga akan membutuhkan biaya buku dan seragam jika dia masuk SMP Negeri di Surabaya yang gratis SPP-nya.

Sedangkan untuk uang saku, mereka berlima diberikan uang 5 ribu rupiah oleh bibinya. Walaupun jika kita lihat, tentu Tsaqif yang sudah SMP butuh lebih dari itu. Namun dia tetap bersyukur karena bibinya masih sangat tinggi dalam memberi perhatian walaupun dia termasuk orang tidak mampu. 

***

Adzan magrib berkumandang, kami sepakat untuk shalat berjamaah di masjid al-Ishlah di perempatan jalan Kenjeran Suramadu. Berjalan kaki sekitar 400 meter.  Usai shalat mereka bertiga ikut mengaji kitab fikih “Sulam Safinah”.

Saya mencoba melihat tulisan Arab milik Nabilah. Untuk anak kelas 6 SD memang tulisannya tergolong luar biasa. Ustadz yang mengajar kitab tersebut saya tanya komentarnya tentang tiga anak tersebut mengatakan jika anak tersebut memang sudah pintar membaca kitab dibandingkan yang lain.

[caption caption="Tulisan Arab Nabilah. dok.pri"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun