Mohon tunggu...
Arif Khunaifi
Arif Khunaifi Mohon Tunggu... Administrasi - santri abadi

Manusia biasa dari bumi Indonesia .:. Ingin terus belajar agar bermanfaat bagi alam semesta... .:. IG & Twitter: @arifkhunaifi .:. Facebook: Arif Khunaifi .:.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Amplop Putih antara Mbah Maimoen Zubair dan Gus Mus

25 Desember 2014   13:22 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:29 2072
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14194632071777343373

Bismillah...

Malam itu adalah malam sulit saya lupakan...

Tiba-tiba saja saya menjadi tukang ngepel dan bersih-bersih ndalemnya Kiai Maimoen Zubair di Sarang, Rembang, Jawa Tengah. Teman-teman sekampung yang sedang mondok di sana tampak melihat dari kejauhan ketika saya sedang ngepel dan membersihakan rumah kayu itu.

Anehnya, saya melakukan itu agar mendapatkan tamparan dari beliau. Sungguh suatu hal yang tidak lazim dilakukan oleh orang yang sedang nyantrik di ndalem kiai. Namun beberapa lama tamparan itu itu juga datang hingga suatu hari beliau datang dengan tongkatnya lalu menampar mulut saya.

Dalam hati saya penuh riang gembira menerima tamparan itu. Berarti saatnya saya kembali pulang ke Surabaya. Sebagai tanda terima kasih itu saya sudah siapkan uang dalam amplop putih. Namun ketika amplop putih itu saya selipkan ketika bersalaman, beliau dawuh begini.

“Saya tidak perlu ini, berikan saja pada Yai Mustofa Bisri...”

Nggih Mbah...” jawab saya.

Belum sempat saya berangkat ke Rembang kota tempat Yai Mustofa Bisri atau lebih akrab dipanggil Gus Mus, tiba-tiba saya terbangun dari tidur. Waktu sudah menunjukkan jam tiga pagi. Saatnya mandi, sholat dan berangkat ke masjid.

Seperti biasa, setiap satu bulan sekali saya mengisi kegiatan istighotsah di Masjid Taqwa Granting Surabaya. Setelah acara panitia memberikan kabar kepada saya bahwa nanti tanggal 25 Januari 2015 Gus Mus akan mengisi pengajian Maulid Nabi di Masjid ini.

Sore hari, ada seseorang yang datang kepada saya dan memberikan amplop putih yang mirip dengan amplop dalam mimpi. Amplop itu tidak disulasi sehingga ketika dengan mudah bisa dilihat berapa isinya. Dan subhanallah...isinya sama persis dengan yang akan saya berikan kepada Gus Mus.

Saya berharap tanggal 25 Januari nanti saat beliau di Surabaya mau menerima amplop ini dan tidak dibuka sendiri sebagaimana yang beliau tulis dalam cerpen “Amplop Abu Abu” pada buku berjudul Tadarrus yang diterbitkan oleh Kompas.

Yang jelas, ini amplopnya putih Gus, bukan Abu-Abu. Hehe...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun