Mohon tunggu...
Arif Khunaifi
Arif Khunaifi Mohon Tunggu... Administrasi - santri abadi

Manusia biasa dari bumi Indonesia .:. Ingin terus belajar agar bermanfaat bagi alam semesta... .:. IG & Twitter: @arifkhunaifi .:. Facebook: Arif Khunaifi .:.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Tahukan Anda, Mengapa Hukuman Mati untuk Koruptor Sulit Terwujud?

20 Januari 2015   06:00 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:46 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1421683021398828497

[caption id="attachment_365167" align="aligncenter" width="276" caption="img:tribunnews.com"][/caption]

Salah satu keinginan saya dan pernah saya tuliskan pula di Kompasiana sudah terwujud yaitu para bandar dan pengedar Narkoba dihukum mati. Salah satu alasan saya saat itu, mereka sepertinya dipenjara namun dia terus membuat jaringan baru. Apalagi mereka juga mendapatkan makan tiga kali sehari yang itu uang makan dari pajak rakyat.

Namun ada keinginan saya yang tertulis dan belum menjadi kenyataan yaitu koruptor dihukum mati. Salah satu alasan saya Narkoba membunuh generasi bangsa namun koruptor hakikatnya membunuh semua rakyat. Adapun ketika mereka tertangkap mereka juga mendapatkan makan tiga kali sehari dari uang rakyat. Padahal sebelum masuk penjara sudah makan uang rakyat.

Ini tentu tidak adil. Bagaimana kita lihat mereka yang maling kecil-kecilan harus babak belur sedangkan yang trilyunan bisa tetap nyaman?

Namun jika kita runtut, hukuman mati untuk koruptor akan sulit terwujud karena untuk membuat  Undang-Undang itu harus melibatkan DPR. Padahal semua tahu apa yang dilakukan oleh mayoritas wakil rakyat di Senayan untuk mengembalikan uang kampanyenya.

Sebenarnya hukuman mati bagi koruptor adalah lebih ringan daripada mereka harus dikerangkeng jeruji besi di tiap lampu merah lengkap dengan nama dan jenis korupsinya. Selain jadi tontonan mulai anak-anak sampai orang tua mereka juga akan mati dengan mengenaskan karena kelaparan disebabkan uang pajak dari rakyat sudah haram untuk memberi diberikan kepada mereka walaupun secuil makanan.

Sulit diwujudkan bukan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun