Mohon tunggu...
Arifi Zaki
Arifi Zaki Mohon Tunggu... Lainnya - haiiiiii enjoy!

semua akan Indah pada waktunya

Selanjutnya

Tutup

Diary

Cerita Perjalanan di Kota Yogyakarta

29 April 2021   01:00 Diperbarui: 29 April 2021   01:30 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Yogyakarta atau banyak orang sering menyebutnya dengan kata Jogja adalah salah satu provinsi di Indonesia dan termasuk salah satu dari 7 Daerah Istimewa selain Aceh, Berau, Bulongan, Kalimantan Barat, Kutai, dan Surakarta, yang sampai sekarang hanya tersisa 2 kota saja yaitu Yogyakarta dan Aceh.

Dinamakan Daerah Istimewa karena bentuk pemerintahan yang berada di daerah tersebut sedikit berbeda dengan yang ada di pusat.

Kita semua tau bahwa yogyakarta merupakan sebuah kota yang mana didalamnya memiliki keindahan disetiap sudutnya,sehingga banyak orang yang mengatakan “setiap sudut dikota jogja punya cerita”.pengalaman ini yang akan saya ceritakan pada saat awal saya berada di kota istimewa ini.

Dari awal saya sampai disini saya sudah merasakan atmosfer yang berbeda dikota ini. Langit merah jambu menyelimuti kota jogja di kalau sore pada saat itu membuat diri menjadi lebih hangat. Bunyi alat musik gamelan dan angklung mengiringi jalan malioboro menjadikan bukti budaya dikota ini sangatlah kuat.

Berjalan lagi ke alun-alun,disini saya melihat berbagai orang dari segala daerah,orang jawa,sumatra,flores,papua,bahkan wisatawan asing berkumpul disini dan menikmati suasana mesra dikala sore itu.

Saya sangat menikmati dan tidak habis melihat kekiri dan kekanan bagai tak ingin lepas dari setiap indahan yang ada di kota ini.

Malam pun tiba,kini jogja memperlihatkan sisinya disaat matahari sudah terbenam,lampu-lampu jalan turut mengiringi perjalanan menelusuri jogja, muka-muka para pekerja yang lelah juga terlihat banyak di jalanan, tapi saya yakin, lelah yang mereka dapat akan terbayar dengan keindahan kota jogja di kala malam.

Letih menyusuri jogja, perutpun mulai menunjukan kegelisahannya, memaksa saya untuk berhenti dan duduk sejanak untuk mulai mencoba kuliner sederhana yang ada di jogja,Angkringan. Mendengar kata ini,semua orang pasti tau bahwa ini merupakan khas jogja. 

Saya Bersama teman saya berhenti sejenak di sebuah angkringan yang terletak dekat dengan stasiun Tugu, disini kami dibuat kebingungan dengan banyaknya jenis makanan yang ada,tak pikir panjang kamipun mencoba satu persatu dari makanan disana. Kereta api pun lewat di samping jalan tempat kami makan, bunyi sirine beserta rel kereta membuat suasana tentram sementara,semua orang menikmati suara kereta tersebut, dan tak lupa sayapun mendokmentasikan moment ini.

Hari sudah semakin malam,dan sayapun terpaksa balik ke penginapan,saya tak sabar ingin tidur cepat dan menantikan bagaimana pagi hari di kota jogja.

Pagi di kota Yogyakarta sangat sejuk, rencana kami hari ini mau ke Candi Prambanan, kami berangkat bertiga lho.

Ya kami dapat teman ekspatriat, nama nya Luis asal spanyol, kamar kami sebelahan, dia kesini juga sendiri, dengan bahasa Inggris kami yang terbatas dan ala kadarnya kami bisa komunikasi dengannya, ya walaupun sesekali saya buka translate Bahasa.

Luis adalah teman pertama asing kami, senang sekali bisa kenal dia. Orangnya ramah dan baik, kami pun bareng ke candi Prambanan, dengan naik bus parawisata kami meluncur, dengan hanya membayar 5.000/orang. Saya juga bayari punya Luis, dia terkejut dan sangat senang sekali.
Kami tiba di Candi Prambanan, berkali-kali saya mengucap syukur bisa melihat kekayaan Indonesia di pulau Jawa, Sangat indah.

Setelah puas berkeliling candi, kami pun memutuskan untuk mencari makan di sekitaran candi. Kami menemukan warung yang menunya lumayan lengkap. Kami memilih menu yang sama yaitu masakan gudeg. Enak sekali, dan Luis nambah porsi lagi saking keenakannya.
Kami pun selesai makan, Luis pun mengutarakan keinginannya untuk membayar semua yang kami makan. Ya sudah kami nurut aja, kapan lagi ditraktir sama wisatawan asing.

Istirahat sebentar, kami pun bersiap-siap untuk kembali ke penginapan. Sesampainya di penginapan, kami istirahat di kamarnya Luis karena kami sudah check out dari pagi sebelum ke candi. Sedangkan Luis nginap dua malam karena besoknya dia mau ke Candi Borubudur.

Sembari kami menunggu taksi online kami sempatkan bercerita tentang daerah kami. Hingga waktu perpisahan pun tiba, Luis bilang sangat senang bisa kenal kami, dan kami pun juga sebaliknya, kami saling follow sosmed agar selalu bisa komunikasi.

Saya sudah memesan penginapan lewat aplikasi, satu malam lagi kami di Yogyakarta, menikmati indahnya kota, keunikan dan budayanya. Jalan Malioboro selalu jadi tempat favorit untuk para wisatawan, terbukti malam itu sangat ramai sekali, Kami menyempatkan untuk membeli beberapa barang untuk oleh2 keluarga dan teman. Hingga malam semakin larut kami pun kembali ke penginapan dan istirahat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun