"Siapa, Ke?" tanya Feby.
"Temen," jawabku singkat.
"Eh, Ke. Aku saranin sama kamu ya. Kalau kamu nggak mulai ikutan ngobrol sama Kak Tian. Nanti pas meet up, dia nggak kenal sama kamu loh," usul Anes.
Masih itu lagi yang dibahas. Aku cuma mencep.
"Bener banget apa kata Anes. Mending kamu ikutin cara kita deh, biar Kak Tian tertarik dan nggak sok cool kalau ketemu nanti." Si Feby sama aja kayak Anes, suka cari muka.
"Nggak deh. Buat apa pansos kek gitu, cuma buat dapet perhatian," tolakku.
"Lihat aja nanti, kamu bakal nyesel," tukas Feby.
Sedang aku asik berkirim pesan buat nentuin jam berapa bisa ketemuan.
"Jam satu ya, Ke?" Tulisnya di pesan yang kuterima. Â
"Siap Kak." Balasku.
"Jangan panggil Kak, Tian aja."