Mohon tunggu...
Arifin Johan
Arifin Johan Mohon Tunggu... Dosen - Pengamat Sosial

Seorang Pengajar dan Pengemis Ilmu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Logika yang Tak Berdusta

23 Desember 2020   11:13 Diperbarui: 23 Desember 2020   11:31 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang yang kini berbaring di dalam kuburnya adalah mereka yang dahulu pernah berinteraksi dengan kita dengan nafas dan jantung yang masih berkerja sebagai perintah dari Tuhan-Nya. Sebab manusia tidak memiliki kompetensi untuk membuat mesin kerja pernafasan secanggih seperangkat alat yang terletak rapi di dalam tubuh manusia. 

Seperangkat mesin canggih itu terdapat di dalamnya organ penting manusia yang terus bekerja sampai detik manusia tersebut bernafas, yaitu Hati, Lambung, Kantong empedu, Ginjal, Paru-paru, Limpa, Ginjal, dan Usus besar, semua bekerja terus dengan tidak memiliki kabel ketergantungan pada satu alat atau alat sambung untuk mengerakkannnya, tetapi mesin ini terus bergerak atas izin sang penciptanya.

Sulit diterima oleh akal pikiran manusia atau berusaha maksimal untuk menolak kenyataan dan fakta tentang mesin kerja pernafasan yang telah melekat pada diri manusia, apa lagi itu disampaikan bahwa dari sell sperma kita terwujud manusia sempurna, lalu dimana mesin itu ketika masih dalam sell sperma. Bukankah disampaikan bahwa pada penciptaanmu diri manusia terdapat tanda kebesaran Tuhanmu melalui proses pertumbuhan janin hari demi hari, lalu sang pencipta meniupkan roh ke dalam janin tersebut dan akhirnya terbentuklah wujud manusia yang terlahir ke alam dunia dengan penuh rasa bahagia tersambut oleh keluarga besar. 

Ayah Bunda tak terkira kebahagiaannya ketika melihat sang bayi menangis dan mendengarkan suara sang bayi untuk pertama kalinya, mestinya kita tidak perlu menelusuri jejak demi jejak kebahagiaan tadi dari mana asal mulanya. Tetapi kita perlu mengiringi kebahagian itu dengan sejenak berfikir mandalam bagaimana kecanggihan mesin pernafasan itu sempurna melekat pada sistim tubuh sang bayi.

Masa yang paling disenangi orang tua kita dan keluarga adalah masa bayi, ketika suara bayi bebas membahana tanpa ada sekat dan larangan untuk berteriak semauya. Teriakan sang bayi bahkan tangis adalah simbol kebahagiaan bagi siapa saja yang mendengarkan suara tersebut. 

Tangisan menandakan rasa haus, tanggisan menandakan rasa lapar, tanggisan menandakakan rasa kantuk, tanggisan menandakan rasa rindu, dan lain-lainnya adalah simbol kebahagiaan bagi siapa saja yang mendengarkan lantunan syair menangis tanpa judul tersebut, semua signal itu keluar dari mesin pernafasan yang luar biasa. 

Pesan dalam kalam Ilahi tertulis dengan jelas "Dialah yang menciptakan kamu dari jiwa yang satu (Adam) dan daripadanya Dia menciptakan pasangannya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, (istrinya) mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian ketika dia merasa berat, keduanya (suami istri) bermohon kepada Allah, Tuhan Mereka (seraya berkata), "Jika Engkau memberi kami anak yang shalih, tentulah kami akan selalu bersyukur".

Jika kita bisa merasakan kebahagian yang terdapat pada anak, jatuh bangun dalam bermain, silih berganti dengan ragam aktivitas dan segala macam agenda kegiatannya bersama "the genknya" rasa-rasanya masa anak-anak adalah masa pembelajaran untuk tidak mudah putus asa dalam setiap agenda kegiatannya. 

Jatuh dengan luka, ia bangun lagi dengan semangat baru. Ia terluka oleh sandungan atau benda tajam lainnya, bukan malah kapok jutsru membuatnya lebih bersemangat. Tidak ada kata "menyerah" dan " berputus asa"dalam kamus anak-anak, jatuh dengan luka bagi anak adalah pembelajaran dan hikmah untuk terus rang dewasa agar semangat dalam melangkah tanpa menghiraukan apapun yang terjadi. 

Mereka mengajari kita banyak hal tentang semangat dalam melakukan segala aktivitasnya dan harapan untuk meraih cita dengan segala ikhtiar pantang menyerah. Kalam ilahi mengatakan bahwa "wahai orang-orang yang beriman! Janganlah harta bendamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Dan barangsiapa berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi".

Rentetang sederhana mesin pernafasan dan kelahiran seorang bayi yang tumbuh menjadi remaja adalah logika sederhana dalam menghadirkan pengakuan tertinggi pada diri bahwa logika apapun yang ditawarkan oleh setiap narasi tentang segala penciptaan yang hadir dimuka bumi adalah Ujian Sempurna bagi kita yang memiliki akal dan berfikir mendalam. Kawan, suatu saat nanti engkau akan dibaringkan dalam peristirahatan terakhirmu dan kesendirian tanpa apapun kecuali kain kapan yang engkau kenakan, ujian keyakinan bahwa hanya dengan amal kebaikan yang kelak menjadi "pengacaramu". Janganlah engkau pandai berlogika namun gagal dalam logika bagaimana engkau diciptakan.  Salam sehat selalu Kawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun