Mohon tunggu...
Arifin Johan
Arifin Johan Mohon Tunggu... Dosen - Pengamat Sosial

Seorang Pengajar dan Pengemis Ilmu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Multibudaya Indonesia: Mereka Memuji, Kita Ribut

3 September 2020   22:16 Diperbarui: 3 September 2020   22:17 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Mungkin secara subjektif kita memandang bahwa satu-satunya negara yang sangat menyenangkan adalah Negara Indonesia, kita miliki sumber daya alam yang melimpah, angin sepoi-sepoi menyapa di sore hari, embun pagi menerpa setiap hari pagi dengan udara segarnya, limpahan sinar matahari dengan berbagai manfaatnya, udara yang menyejukkan membawa suasana menyenangkan, tanah yang tumbuh berbagai buah dan sayur mayur yang melimpah, bukankah kita bisa menciptakan damai dengan ini semua. 

Bahwa potensi alam lainnya belum optimal di manfaatkan untuk kebahagian buat warga yang tercipta dalam multibudaya Indonesia itu berarti bahwa ada harapan yang sangat tinggi potensi alam lainya untuk kebahagian anak cucu kita di masa yang akan datang jika perdamaian tercipta di atas tali persaudaraan sesama anak negeri.

Bukankah pada wisatawan yang berkunjung ke Indonesia selalu kembali lagi dan merasakan ketenangan serta kehangatan senyum rakyat Indonesia di setiap interaksinya.

Wakil Dubes Belanda, Ferdinand Lahnstein mengatakan bahwa "Indonesia memiliki segudang potensi untuk mengembangkan negaranya, bahkan mampu mengalahkan Amerika Serikat dan China jika potensinya digali dan dikelola secara benar".

"Di Indonesia saya mengembangkan banyak kesabaran dan pengertian, dan pada gilirannya, orang menyambut saya di tempat kerja dan masyarakat mereka. Orang Indonesia sangat ramah," kata perwakilan Australian Volunteers for International Development (AVID) Will Shea.

Robin Dutheil. Pria asal Perancis mengatakan bahwa "Tapi saya selalu terkejut. Orang-orang Indonesia ramah, gampang senyum, baik sekali, ... Makanannya enak, kebudayaannya luas. Itu bikin saya betah tinggal di sini" (CNN Indonesia).

Berbeda dengan Lee yang pernah menetap di Depok melihat betapa toleransi sangat dijunjung tinggi di Indonesia. "Ternyata perbedaan bisa diterima dengan baik di sini," katanya. 

"Orang-orang Indonesia ternyata baik,". Sacha Stevenson, perempuan asal Kanada yang juga sudah lama tinggal di Indonesia. Baginya, Indonesia bagai rumah. Meski tak suka dengan kebiasaan membuang sampah sembarangan serta menyogok, Sacha senang bergaul dengan orang Indonesia. 

Dia menambahkan bahwa "Jakarta mungkin tak terlalu indah dibandingkan kota lain, tetapi saya suka orang-orangnya yang sangat bervariasi. Jakarta sangat menarik, orang jenis apapun ada di sini," kata Sacha.

Kita belum mengoptimalkan potensi multibudaya kita sebagai pengerak perekonomian berbasis budaya, kita perlu mereduksi potensi konflik antar sesama kelompok ethnis demi sebuah tujuan bersama, kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun