Ku mulai melangkah dengan baitan terdaftar di kampus tercinta
Semangat haru biru jas almamaterkuÂ
Lantunan nyanyian pembimnbingku terdengar tegas
Mengarahkanku menulis bait awal perjuanganku
      Awal ku mulai berinteraksi
      Penuh dengan rintang dan halang silih berganti
      Tak penat ku rasa untuk terus bergairah
      Sampai pada waktu Tuhan tentukan pena ukiranku
Terterah huruf A Â diawal namaku berharap sama dengan nilaiku
Terlahir sebagia hamba dari rahim seorang ibuÂ
Tersemat nama Ayahandu di belakang namaku
Tercipta sejarah dalam ukiran akademikku
            Kini engkau telah membacanya
            Ribuan kata tiada sempurna
            Berharap tinta kebaikanmu
            Menjadi semangat ukiran berikutnya
Kuukir kata dalam harapan dan doa
Sebait kata menyambung harapan
Terima kasih atas perkenanmu Â
Tuhan telah pilihkan aku untukmu dalam hasil penantianku
      Terucap kata sebagai manusia biasa
      Tercipta nada tak beraturan
      Terungkap rasa dari sanubari
      Terima kasih atas segala masukan yang diberikan
Ku tahu tak lama bersua
Ku berharap balasan Tuhan
Ku memohon rahmat dalam sehatmu
Kuasanya melindungimu dan keluarga
      Jalan yang engkau lalui adalah lantai ibadahmu
      Ruang kantormu adalah pintu masjid dalam mengingat-Nya
      Ucapanmu di ruang ujian adalah tahmidmu
      Doaku adalah ikhlasku tuk semua insan yang menyapaku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H