Guru Tapal Batas
Tak kala embun di Subuh hari menyapamu
Bersujud kepada sang pemberimu
Tak lelah bibir berucap doa untuk Ayah Ibumu
Mengharap ridho diri di tepi batas negerimu
Kemana engkau akan pergi
Kemana engkau akan melangkah
Kemana engkau akan berlabuh diri
Kemana engkau akan berserah
Bukan arah yang engkau cari tapi mendamba Ridho Ilahi
Engkau berdiri di depan papan tulis rapuh
Engkau berdiri di ruang kayu lapuk
Engkau berjalan di atas tanah liat yang basah
Engkaupun duduk di atas bangku bergerak
Tapi Engkau mengokohkannya dengan semangat jiwamu
Tak terdengar suara bising di Kota
Tak terlihat Iklan Cinema 21
Tak terlihat discount besar di pasar malam
Tak tersampaikan berita konser Raisa kepadamu
Tapi Engkau menghibur diri tak kala kunang-kunang memberi cahaya tepi Negeri
Engkau hadir mendidik anak bangsa di sudut pulau kecil
Engkau menyapa mereka demi masa depannya
Engkau lupakan masa mudamu demi tinta kehidupan tertorehkan kepada mereka
Engkau lupakan sakitmu demi kesembuhan kecerdasan anak Negeri
Terkirim suara ke langit, terima kasih wahai Guru Tapal Batas Negeri
Karenamu generasi bernafas di sudut negeri
Ikhlasmu menjadi cahaya masa depan bagi generasi tapal batas
Tiada balasan terangkai kecuali berharap ridho ilahi.
Langkahmu ke sekolah adalah sajadah panjangmu
Ruang kelasmu adalah tahmidmu
Interaksimu dengan mereka adalah zikirmu
Ku tahu ikhlasnya hati dari semangatmu mengajari anak negeri di tapal batas
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H