Mohon tunggu...
Arifin Indra Sulistyanto
Arifin Indra Sulistyanto Mohon Tunggu... Konsultan - Pemerhati * Narasumber * Konsultan * Advisor * Assessor * Ilustrator

Telah belajar dan mengalami, terus belajar untuk mengerti dan memberi, ijinkan hamba berbagi literasi , menanti hingga datangnya senja hari. Menulis ibarat melukis kata dengan kuas, media kertas bagai kanvas, fiksi adalah warna bebas. Hitam dan putih adalah fakta dengan batas tegas.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mendukung Jalur Rempah-Rempah Menjadi Warisan Dunia

7 Juni 2022   00:17 Diperbarui: 17 Juni 2022   23:49 1092
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Jalur Rempah-Rempah. Dok : Pribadi

Oleh Arifin Indra

Sore itu pada tanggal 6 Juni 2022 ada running text di layar kaca televisi: ... Kemendikbudristek mengusulkan Jalur Rempah sebagai Warisan Dunia ke UNESCO. Mari kita dukung usulan tersebut, karena Jalur Rempah-Rempah adalah Khas Maluku pada khususnya dan Indonesia pada umumnya. 

Jika kita membahas perdagangan komoditi antar bangsa, kita akan bertemu dengan istilah "Silk Route" dan "Spice Route ".

Silk Route

Jalur Sutera, dalam textbook sering ditulis dengan istilah Silk Route atau Silk Road; merupakan jalur perdagangan kuno menghubungkan dua peradaban besar antara Cina dan Romawi (Cina dengan dunia barat).

Jalur Silk Route adalah jalur melalui daratan yang ditempuh sejauh ribuan kilometer melewati tengah-tengah Eurasia selama berabad-abad oleh para kabilah (rombongan karavan menggunakan hewan tunggangan kuda dan unta). 

Pada jaman itu, para pedagang, misionaris, diplomat, pejuang dan pengembara saling bertukar barang , pengetahuan, obat-obatan dan agama. Kegiatan di sepanjang Jalur Sutera tersebut turut membentuk peradaban pada masanya.

Istilah Jalur Sutera dikenalkan oleh Ferdinand Freiherr di tahun 1877 (geografer orang Jerman) yang mempelajari perdagangan antara Dinasti Han (206 SM - 220 M) dengan Kekaisaran Romawi.

Para peneliti bersepakat, istilah Jalur Sutera tetap dipergunakan meskipun pada abad 17-18, perdagangan yang semula memakai karavan (jalan darat), sebagian besar telah dibawa oleh kapal-kapal layar dengan muatan yang besar melayari lautan luas.

Barang-barang yang diperdagangkan sepanjang Silk Route adalah sutera, kuda, kertas, rempah, batu jade, gelas, kulit-bulu binatang dan budak.

Spice Route

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun