Mohon tunggu...
Nur Arifin
Nur Arifin Mohon Tunggu... Penulis - Pembelajar

Awardee Beasiswa Pusbindiklatren Bappenas Linkage MEP UGM - GSICS Kobe Univeristy. ASN di Badan Pusat Statistik.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Lonjakan Tiket Pesawat bagi Perantau Minang

26 April 2019   16:45 Diperbarui: 26 April 2019   18:28 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Migran keluar Sumatera Barat memilih kota-kota besar di Pulau Jawa atau di kota besar di provinsi sekitarnya. Dari sekitar 1,17 juta jiwa, mereka memilih bermigrasi seumur hidup ke Provinsi Riau (32,7 persen), ke Provinsi DKI Jakarta (13,9 persen), ke Provinsi Jawa Barat (13 persen), ke Provinsi Kepulauan Riau (9,2 persen), dan ke Provinsi Jambi (6,9 persen).

Persentase penduduk yang keluar dari Sumatera Barat lebih besar bila dibandingkan dengan penduduk yang masuk ke Sumatera Barat.

Dilihat dari pola migrasi keluar seumur hidup,terdapat sebesar 22 persen migran yang keluar Sumatera Barat, sedangkan migrasi yang masuk Sumatera Barat hanya sebesar 7,6 persen. Hal itu menunjukkan bahwa migran neto di Sumatera Barat adalah sebesar negatif 14,4 persen.

Transportasi Udara Mendukung Mobilitas Perantau

Moda transportasi udara jelas dapat memangkas waktu tempuh perantau baik dari kampung halaman menuju tanah rantau maupun sebaliknya.

Namun, sejak diberlakukannya bagasi berbayar oleh salah satu maskapai dan lonjakan harga tiket pesawat mencapat lebih dari 100% sejak Januari 2019 ini akan berdampak pada perantau untuk pergi dan kembali ke kampung halaman.

Tercatat sejak Januari-Februari 2019 ini terjadi penurunan jumlah penerbangan domestik di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) baik keberangkatan maupun kedatangan.

Jumlah pesawat yang berangkat dari BIM berkurang sekitar 24,66 persen jika dibandingkan dengan bulan Januari-Februari tahun 2018 begitu juga dengan jumlah pesawat yang datang ke BIM juga berkurang sekitar 24,97 persen.

Jumlah penerbangan berkurang pastinya jumlah penumpang yang diangkutnya juga berkurang. Penumpang yang berangkat dari BIM sejak Januari-Februari 2019 ini tercatat sebanyak 215,88 ribu orang berkurang 31,19 persen dibandingkan Januari-Februari tahun 2018, dan penumpang yang datang menuju BIM sebanyak 209,42 ribu orang atau berkurang sebesar 30,53 persen dibandingkan Januari-Februari 2018.

Beda halnya dengan moda transportasi darat yang menurut laporan salah satu perusahan melaporkan bahwasanya terjadi lonjakan keberangkatan dari Sumatera Barat yang semula hanya melayani 2-3 kali keberangkatan kini naik menjadi 7 keberangkatan dalam sehari pasca tingginya harga tiket pesawat.

Bila kondisi ini terus berlangsung maka langkah apa yang harus ditempuh para perantau untuk kembali ke kampung halaman saat hari raya nanti? Apakah perantau kembali akan menempuh jalur darat, menempuh perjalanan panjang demi berkumpul dengan sanak saudara?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun