Mohon tunggu...
Nur Arifin
Nur Arifin Mohon Tunggu... Penulis - Pembelajar

Awardee Beasiswa Pusbindiklatren Bappenas Linkage MEP UGM - GSICS Kobe Univeristy. ASN di Badan Pusat Statistik.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ekonomi Digital Tak Sekadar Unicorn

21 Februari 2019   16:31 Diperbarui: 21 Februari 2019   17:02 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Sementara itu, polarisasi distribusi pekerjaan terjadi akibat pekerja middle-skill harus terdisrupsi karena digantikan automaton. Mereka akhirnya akan berebut dengan pekerja low-skill mengerjakan pekerjaan yang tak dapat dilakukan oleh mesin. Taruhan mereka jelas, mendapatkan upah/gaji yang rendah atau menjadi pengangguran. Sementara pekerja high-skill menikmati upah/gaji yang tinggi dan bahkan berbagi credits dengan koleganya yang terlibat dalam proses inovasi.

Skills-bias dan polarisasi yang ada akan memperparah ketimpangan pendapatan. Meski Gini rasio sebagai tolok ukur ketimpangan pengeluaran terbilang menurun akhir-akhir ini, yang berarti adanya penurunan tren ketimpangan. Namun jika dilihat lebih mendalam, ketimpangan yang terjadi di perkotaan masih masuk kedalam kategori sedang. Data BPS pada September 2018 menunjukkan bahwa distribusi pengeluaran penduduk perkotaan kelompok 40 persen terbawah sebesar 16,79 persen melampaui batasan yang digunakan Bank Dunia sebesar 17,29 persen. Menjadi indikasi awal bahwa tingkat perkembangan teknologi di perkotaan jauh lebih tinggi daripada di perdesaan.

Sehingga, dapatkah dibayangkan jika pengembangan infrastruktur terkait, misalnya, hanya difokuskan untuk mendukung para raksasa unicorn tanpa sedikitpun menyinggung start-up yang baru muncul ke permukaan? Akan separah apa skills-bias, polarisasi dan ketimpangan pendapatan yang terjadi?

Nur Arifin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun