Mohon tunggu...
Arifin Biramasi
Arifin Biramasi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Pegiat Sosial, Politik, Hukum

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Siklus "Consumerisme Society" Stratifikasi Sosial Masyarakat di Era Modern

13 Agustus 2024   23:08 Diperbarui: 13 Agustus 2024   23:16 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : Depositphotos.

"Di era modernitas ini  mana seorang yang modern ditandai dengan gaya hidup mewah, dengan alasan identitas dan modernitas pula". 

 Masyarakat konsumsi adalah suatu fenomena di mana masyarakat dituntut untuk menjadi manusia aktif-konsumtif. Dari sinilah perbudakan manusia dimulai. Perbudakan dewasa ini berbeda dengan perbudakan masa lalu. Jika perbudakan masa lalu dilakukan secara verbal (fisik, kekerasan) perbudakan masa kini dilakukan secara non verbal (halus, idiologi atau kesadaran palsu).

MASYARAKAT KONSUMSI

Baudrillard mencoba mengusung pemikiran masa depan kapitalisme yang ditinjau dari konsumsi masyarakat dalam struktur ekonomi kapitalis. Meskipun menurut sebagian kritikus, ide tersebut ditulis dalam pendekatan formal ilmiah dan cenderung modern, Baudrillard mampu mengakhiri analisisnya dengan ciri khas seorang postmodernis.

Dimulai dari membandingkan antara konsep produksi dengan konsumsi dalam manifestasinya di tengah masyarakat, baudrillard melihat bahwa dalam masyarakat konsumsi hadir sebuah kebutuhan yang berlebih, alih-alih sebuah over-produksi. Masyarakat konsumsi mengalami krisis terlebih pada ketidakmampuan produksi untuk mengimbangi pertumbuhan kebutuhan yang terjadi secara besar-besaran. Logika Marx dibalik dan dilanjutkan oleh Baudrillard dengan memasukkan dasar-dasar produksi ke dalam struktur ekonomi, yaitu dengan menyebutkan adanya monopolisasi konsumsi selain monopolisasi produksi.

 Masyarakat konsumsi juga dapat ditandai dengan aktifitas konsumsi, di mana manusia tidak membeli untuk mengejar kepuasan (kebutuhan, nilai guna). Lebih jauh, mereka menggubkan atas dasar kegengsian,  dll (nafsu, nilai pakai). Tanpa mereka sadari, sebenarnya dengan cara itulah para kapitalis memperbudak manusia dengan cara menanamkan sebuah idiologi konsumsi (kesadaran palsu) Mereka lebih bangga menghambur2kan uang mereka yg tak lain hanya untuk menuruti nafsu-nafsu yang telah distimultankan. Dengan beginilh jurang pemisah antara si miskin dan si kaya semakin besar.

Tujuan masyarakat, bagi Marx, bukanlah produksi hal-hal yang berguna sebagai sebuah tujuan itu sendiri. Sistem kapitalis yaitu produksi dan konsumsi maksimal adalah tujuan masyarakat yang tidak perlu dipertanyakan lagi. Tentu saja kita tidak boleh bingung antara tujuan mengatasi kemiskinan parah yang mengganggu kehidupan bermartabat, dengan tujuan konsumsi yang terus meningkat, yang telah menjadi nilai tertinggi bagi Kapitalisme.

Posisi Marx jelas berpihak pada pengentasan kemiskinan, dan juga menentang konsumsi sebagai tujuan utama. Kemerdekaan dan kebebasan, bagi Marx, didasarkan pada tindakan penciptaan diri.

Kini kehadiran daripada teknologi, informasi yang dikenal sebagai zaman modernitas di mana seorang yang modern ditandai dengan gaya hidup mewah. Bahkan mereka bangga dengan kemewahan tersebut dan saling berlomba-lomba memperbaharui alat teknologi yang dimilikinya dengan alasan identitas modernitas. Disadari atau tidak, ternyata di balik modernitas yang kita puja dan sanjung selama ini ternyata terdapat sebuah proses perbudakan, di mana manusia  itu dibentuk menjadi budak-budak konsumtif. Atau dengan bahasa Jean Baudrillard, Masyarakat Konsumsi. 

Masyarakat konsumsi adalah suatu fenomena di mana masyarakat dituntut dan dituntun untuk menjadi manusia aktif-konsumtif. Dari sinilah perbudakan manusia dimulai. Perbudakan dewasa ini berbeda dengan perbudakan masa lalu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun