Mohon tunggu...
muhamad arifin
muhamad arifin Mohon Tunggu... -

Sosial Worker

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Merdeka Mu bukan Merdeka Ku

15 Agustus 2016   14:59 Diperbarui: 2 September 2016   18:40 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Merdeka Mu ...Bukan Merdeka Ku..... 

Tanggal 17 agustus 2016 merupakan tanggal yang sangat amat bersejarah bagi negeri ini, dimana Kemerdekaan suatu Bangsa yang berdaulat di bumi pertiwi di kumandangkan oleh Ir. Soekarno - Hatta dengan mengatas namakan rakyat Indonesia. 

 Sekian tahun lama melalui rentetan perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah asing demi membela tanah airnya, semangat dan pengorbanannya tanpa pamrih demi Negaranya. 

 Presiden Soekarno pernah terucap bahwa "Kita bangsa besar, kita bukan bangsa tempe. Kita tidak akan mengemis, kita tidak akan minta-minta apalagi jika bantuan-bantuan itu diembel-embeli dengan syarat ini syarat itu ! Lebih baik makan gaplek tetapi merdeka, dari pada makan bestik tetapi budak. [Pidato HUT Proklamasi, 1963]". 

 Soekarno berkeinginan bahwa Ini merupakan Roh jiwa dan jati diri bangsa Indonesia yang ada didalamnya semangat untuk menjadikan bangsa yang besar, mandiri dan berdaulat penuh di dunia seutuhnya dan selamanya. 

 Dengan bermodal sumber daya alam yang melimpah dan kedaulatan bangsa penuh pada 17 agustus 1945 seharusnya  taraf hidup rakyat Indonesia sudah sejahtera dari Sabang sampai Merauke tanpa ada yang menangis karena kelaparan. 

 Tapi sejak bangsa ini merdeka pada 17 agustus 1945 - 17 agustus 2016 seperti yang di harapkan oleh Bung Karno supaya Bangsa Indonesia ini berdaulat, Berdikari justru berbanding terbalik 180 derajaT, sadar atau tidak sadar kita mulai bangun tidur sampai mau tidur kembali fasilitas yang kita pakai atau gunakan merupakan milik asing semua. 

 Semoga di Dirgahayu Republik Indonesia yang ke-71 ini semua akan dimulai kembali oleh  Presiden Joko Widodo untuk menjadikan negara Indonesia yang Besar, Berdaulat dan Berdikari sesuai cita - cita dan harapan Presiden Indonesia Yang per-tama Ir. Soekarno.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun