Jumat, 19 Juli 2002 menjadi hari yang mengejutkan bagi warga amerika serikat sekaligus dunia. Bayi berumur 5 bulan meninggal dengan cara yang paling mengenaskan. Disiksa, dipukul, hingga diperkosa oleh ayah, paman, dan ibunya sendiri.
Tragedi ini terungkap ketika Stephanie (ibu Brianna) menghubungi 911 pada pukul 10 pagi, dia melaporkan bahwa bayinya mengalami kesulitan bernapas. Petugas operator pun mengintruksikannya untuk melakukan CPR sembari menunggu petugas datang. Singkatnya petugas kesehatan datang dan melarikan baby Brianna ke rumah sakit. Tapi naas nyawa Brianna tidak bisa diselamatkan.
Dokter dan staf rumah sakit tidak memerlukan waktu yang lama untuk menyadari ada sesuatu yang janggal pada baby Brianna. Tubuh bayi berumur 5 bulan tersebut dipenuhi luka lebam dan bekas gigitan. Otopsi dan investigasi pun dilakukan untuk mengetahui penyebab kematian bayi yang tidak bersalah ini dan hasilnya sangat mengerikan, melampaui semua kengerian yang pernah saya bayangkan.
Hasil Otopsi
Brianna meninggal akibat cedera otak kranial, cedera ini terjadi akibat benturan keras pada kepala. Otopsi menunjukkan Baby Brianna dipukul atau dibenturkan ke benda tumpul berulang-berulang kali dalam beberapa hari terakhir. Brianna juga mengalami pendarahan pada selaput di sekitar otak dan saraf optiknya. Hal ini memperkuat indikasi bahwa gadis kecil itu telah diguncang dengan keras oleh seseorang. Selain itu, hasil otopsi juga menemukan bahwa selaput otak Brianna pernah mengalami pendarahan sebelumnya yang tidak diobati.
Terdapat setidaknya 15 gigitan pada tubuh Brianna. Dia juga mengalami patah tulang tengkorak beberapa hari sebelum kematiannya, dan dua tulang rusuknya patah yang diperkirakan terjadi dua minggu sebelumnya. Kemudian, dia menderita bucket handle meniscus tear pada paha kanan dan kiri serta di lengan kirinya. Hal ini disebabkan oleh kaki dan lengannya yang dipelintir dan ditarik secara paksa.Â
Seolah semua kengerian itu belum cukup parah, otopsi juga mengungkapkan bahwa Brianna telah mengalami pelecehan seksual.Â
Kronologi
Selama wawancara, Iblis Stephanie mengatakan bahwa pada malam tanggal 18 Juli 2002, malam sebelum kematian Brianna, dia meminum dua atau tiga gelas bir sebelum tertidur sekitar jam 10 malam. Â Sekitar jam 7:15 keesokan paginya, Stephanie berkata dia terbangun karena Brianna menangis. Dia melihat memar di tubuhnya dan bertanya pada Andy apa yang terjadi. Dia memberi tahu Stephanie bahwa dia dan Steven "menjadi agak terlalu tangguh" bermain dengan Brianna tadi malam.Â
Stephanie menerima penjelasannya dan mengembalikan putrinya yang menangis ke tempat tidurnya. Dia menjalani harinya tanpa peduli pada dunia. Â
Pada pukul 9.45 pagi dia menemukan bayi Brianna dalam keadaan pucat dan tidak responsif. Setelah berdiskusi dengan ibunya (nenek Brianna) dan Iblis Andrew, dia menghubungi 911. Apa telah yang terjadi? Sesuatu yang sangat buruk.
Stephanie mengatakan bahwa dia telah menyaksikan Andrew melempar Brianna ke udara beberapa hari sebelumnya, tetapi dia menyuruhnya berhenti karena takut anak itu akan terluka setelah menyaksikan Brianna terbentur ke langit-langit sebanyak tiga kali.
Dalam wawancara polisi, Andrew Walters mengatakan bahwa pada malam itu Brianna baik-baik saja, dia mengklaim bahwa Brianna terjatuh dari tempat tidurnya pada pukul 3 pagi. Â Pada awalnya dia mengatakan bahwa Andi jr (anak pertama mereka) lah yang menggigit saudara perempuannya, tapi pada akhirnya dia mengakui bahwa itu adalah bekas gigitan miliknya.Â
Dia akhirnya juga mengakui bahwa dia melempar Brianna ke udara hingga kepalanya membentur langit-langit pada beberapa hari sebelumnya. Dia juga mengatakan bahwa paman Brianna, Sthepen Lopez, juga melakukan hal yang sama.Â
Pada introgasi polisi berikutnya, dia membuka rahasianya dan menggambarkan betapa mengerikannya malam 18 juli tersebut. Dia mengakui bahwa dirinya dengan Sthepen Lopez "bermain" dengan Brianna. Maksud bermain disini adalah putrinya yang dijadikan mainan. Mereka berdua secara bergantian melempar Brianna ke udara secara bergantian dan membiarkannya menabrak atap dan mendarat di lantai.
Anehnya, Stephanie tidur di kamar yang sama tempat putrinya disiksa. Bagaimana mungkin dia bisa tertidur ketika bayinya menangis begitu keras. Saya tidak yakin dia tertidur pulas hanya karena minum dua atau tiga gelas bir. Andrew juga mengklaim setiap kali Stephanie marah kepada Brianna, dia akan mecubitnya atau melemparnya ke kursi goyang dari jarak dua kaki atau lebih.
Kita tidak tau berapa hal itu telah terjadi. Apakah semua yang tinggal di rumah itu adalah iblis?Â
Terakhir, Â Andrew Walter juga mengakui dia membungkus jarinya dengan tisu dan memasukkannya ke kemaluan anak itu sampai mengeluarkan darah. Â Begitu juga dengan Sthepen Lopez, dia mengakui telah melakukan pelecehan kepada Brianna.Â
Hukuman
Jaksa penuntut umum menuntut ketiga iblis ini dengan dakwaan pelecehan kepada anak yang menyebabkan kematian dengan tuntutan hukuman seumur hidup. Nenek (Patricia) dan pamannya yang satunya (Robert Walters) didakwa melakukan pembiaran pelecehan dan penelantaran anak, mereka berdua dihukum 5 bulan penjara.
Stephen Lopez dinyatakan bersalah atas tindak pidana penetrasi seksual dan pelecehan anak yang menyebabkan kematian, Sthepen dijatuhi hukuman 57 tahun penjara. Ayah Brianna juga didakwa atas dakwaan yang sama dan dijatuhi hukuman 63 tahun penjara. Tapi sayangnya Iblis Andrew akan mendapatkan pembebasan bersyarat pada tahun 2025.Â
Stephani Lopez juga dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman 27 tahun tahun penjara. Tetapi belum sampai setengah masa hukumannya, iblis Stephani mendapatkan pembebasan bersyarat pada tahun 2021 kemarin karena berkelakuan baik.
.
.
Saya tidak bisa membayangkan rasa sakit yang dialami bayi yang bahkan belum berumur setengah tahun. Iblis seperti apa yang tega melakukan semua itu kepada bayi mungil yang lahir ke dunia ini dengan penuh harapan akan cinta. Siksaan demi siksaan yang tidak manusiawi itu harus dia hadapi dengan jari-jari kecilnya, dia hanya bisa menangis dan menangis, tidak ada yang peduli padanya bahkan ibunya sendiri. Sampai pada akhirnya, tubuh mungilnya menyerah dengan segala kengerian ini
Setelah meninggal, tidak ada satupun keluarganya yang mengklaim jasadnya di rumah sakit karena tidak mau membayar biaya pemakamannya. Sampai masyarakat dan komunitas setempat beramai-ramai memberikan peti mati dan bunga kepada Brianna. Orang-orang meletakkan boneka, mainan, dan bunga di pemakaman Brianna. Dia tidak pernah menerima hal itu semasa hidupnya.
Tapi tunggu dulu, para bajingan-bajingan ini juga tidak bahagia dengan ramainya orang yang berkunjung ke pemakaman Brianna. Keluarga Brianna membangun sangkar di atas makam Brianna untuk mencegah siapa pun yang berkunjung. Mereka juga tidak memberikan batu nisan pada kuburan Brianna
Tapi masyarakat tetap menghiasi makamnya dengan indah. Ratusan ribu orang dari seluruh dunia datang berkujung setiap tahun, "Brianna kami sayang padamu"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H