dari balik kaca mobil itu, ia sedang memikirkan esok
tentang nasib diri bukan kemiskinan yang dibuat dalam coretan
laptop ketika rapat bersama wajah-wajah kesia-siaan
nasib diri menjadi siapa, ia hanya turut mengikuti
menjelma malaikat dalam lima tahun sekali
penolong yang saban waktu datangÂ
hanya untuk beberapa waktu, terkenang
ia menjemput seorang diri, ia tertatih
dengan jepretan gawai dan memasuki lorongÂ
cinta palsu, ia sedang menggorengÂ
setiap kata di meja-meja
lantas dari mobil itu, ia tahu bahwa esokÂ
adalah jeritan-jeritan dan ia terpingkal
dan ia segera menutup telepon sembariÂ
mengucap, "esok aku mau tidur saja!
selesainya mandi dan makan bersamamu."
Pangandaran, 2022
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI