Menyentuh publik
Sepanjang perjalanan menuju SSC terlintas memori ketika pertama kali membangun gedung tersebut. Tahun 2009 pemancangan tiang gedung itu dimulai. Saya ikut datang, lantaran saya sedang menulis buku kisah mengelola Radio SS.
CEO Sutojo Soekomihardjo dan Direktur Operasional Errol Jonathans hanya ditemani beberapa karyawan dan penyiar. Saya sempat bertanya, apakah gedung ini nantinya akan menggantikan studio di Jalan Wonokitri Besar -yang sempit itu?
"Tidak sekadar itu," jawab Mas Tojo -sapaan akrab Soetojo Soekomihardjo.
"Kami punya cita-cita, kelak SS punya gedung representatif yang bisa digunakan oleh masyarakat luas," tambah Errol.
Pesan petinggi Radio SS itu kemudian saya terjemahkan dalam sebuah tulisan di dalam buku SUARA SURABAYA BUKAN RADIO. Visi masa depan!
Radio SS bukan hanya satu korporasi. Namun sudah menjadi sebuah merek masa depan. Masa depan adalah soal merancang produk untuk memenuhi banyak orang yang dengan sukarela mendukungnya.
Radio SS sudah terlanjur menciptakan dan memiliki jenis perusahaan atau merek yang sangat khusus. Sesuatu yang tactile -yaitu sesuatu yang dapat disentuh. Masa depan yang dapat disentuh!
Merek yang tactile atau dapat disentuh. Menyentuh atau merasakan hal-hal dengan mamahami cara menjangkaunya. Korporasi dan para ahli di Radio SS membuat perkiraan, merasakan, menyentuh dan melihat dunia di sekitar kita sedang bergeser. Beralih dengan cara yang menarik, terukur, emosional, dan nyata.