Jika Timnas menang, maka lawannya dibilang lemah. Atau sebaliknya. Ya, begitulah. Saatnya bebas berpendapat.
Saya berada di enam (6) komunitas WAG. Jumlah itu sudah susut 4 grup. Ada grup WA yang saya ikuti jumlah anggotanya cuma 6 orang. Agak lucu. Sebab enam orang ini sebenarnya sudah ngumpul di beberapa grup. Akhirnya bubar. Masing-masing mengaku sering bertemu di grup WA lainnya.
Bahkan saya pernah berada satu grup yang semua anggotanya Nasrani. Hanya saya yang muslim. Ibu saya Kristen Jawi Wetan. Keluarganya bikin grup. Ya, otomatis semuanya non muslim. Saya pamit mundur secara baik-baik. Semua keluarga di grup ini menjunjung toleransi. Mereka sangat memaklumi.
Jumpa fisik
Diluar komunikasi tersebut, sejumlah warga WAG sering berinisiatif untuk mengadakan pertemuan. Berjumpa secara fisik. Sangat mungkin anggota grup menyetujui ajakan dari sesama kawan.
Pertemuan yang terjadi bukan sebuah kebetulan. Dan itu, wajar. Menurut hemat saya, tidak perjumpaan fisik secara kebetulan. Pasti sudah direncanakan. Kecuali terjadi, lagi jalan-jalan bertemu secara tak sengaja. Itu juga tidak sering terjadi.
Tanpa mengecilkan arti grupgrup WA lain. Saya mencatat, grup Alumni AWS&STIKOSA -tempat saya kuliah, paling sering anjangsana. Mereka tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia. Anggotanya belum tentu wartawan. Ada yang menjadi Kepala Sekolah Menengah di Karawang, Jawa Barat.
Sore tadi (Kamis, 29/12/2022) Mbak Tri Setyowati yang saya sebut berdomisili di Karawang itu mengirim saya kue "Semprong Kerucut". Kawan yang lain, Mbak Shanty dua hari lalu singgah di Karawang. Titip menitip menjadi bagian dari persahabatan grup WA.
Terima kasih!
Kawan-kawan! InsyaAllah, tak lama lagi tahun 2022 akan berganti. Memasuki tahun 2023. Sepanjang 2022 ada kawan yang sudah pergi mendahului kita. Semua itu bagian dari keniscayaan.