Mohon tunggu...
Arifin BeHa
Arifin BeHa Mohon Tunggu... Penulis - Wartawan senior tinggal di Surabaya

Wartawan senior tinggal di Surabaya. Dan penulis buku.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Berjibaku Mengelola Hewan Kurban Sebelum Penyembelihan di RPH

21 Juli 2022   14:59 Diperbarui: 22 Juli 2022   01:31 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rizki Rahmadianti (kiri) mengamati proses pemotongan di RPH Krian (Dok-Pri)

Menurut Rizki, pengawasan lalu lintas daging di RPH menjadi mudah. Tingkat stres pun berkurang.

Selama ini penyembelihan yang berlangsung di masjid, bagian distribusi paling banyak mendapat sorotan.

ARSIP: penyaluran daging kurban (2015) di Masjid Al Muslimun. Pengaturan cara masuknya dijaga petugas kepolisian (Dok-ABH)
ARSIP: penyaluran daging kurban (2015) di Masjid Al Muslimun. Pengaturan cara masuknya dijaga petugas kepolisian (Dok-ABH)

Di luar halaman masjid masyarakat sudah antre meminta jatah daging. Sedangkan panitia masih melakukan pengelolaan hasil sembelihan. Situasi ini kadang menimbukan tekanan psikologis.

Pada 2022 ini, dari 20 ekor sapi diperoleh 140 bungkus daging 5kg untuk pengurban. 800 bungkus daging 1kg dibagikan kepada seluruh warga Rungkut Barata, dan 1200 bungkus isi 1,5kg untuk memenuhi permintaan warga di sekitar perumahan.

Awalnya memang tidak mudah memahami mengapa keputusan memotong hewan kurban di RPH. Sosialisasi manfaat penyembelihan di RPH terus dilakukan secara berjenjang.

Padahal tim kurban berjibaku: membeli hewan, merawatnya dan melaksanakan penyembelihan sampai menyalurkan kepada warga dan masyarakat yang berhak menerima.

Segala komitmen dan susah payah akhirnya membawa hasil. Alhamdulillah, manfaatnya sudah dirasakan banyak pihak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun