Mohon tunggu...
Arifin BeHa
Arifin BeHa Mohon Tunggu... Penulis - Wartawan senior tinggal di Surabaya

Wartawan senior tinggal di Surabaya. Dan penulis buku.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Solidaritas Bermekaran sampai Situasi Aman

20 Juli 2021   13:40 Diperbarui: 20 Juli 2021   13:40 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siswa-siswi  SMK Dr. Soetomo berbagi nasi bungkus (Smekdors)

Hari Rabu (14/7/2021) pukul 16:00 WIB. Sebagian murid tahun ajaran baru Sekolah Menengah Kejuruan -SMK- Dr. Soetomo berada di pinggir jala Raya Sememi, Surabaya.

Mereka membawa lapak bertuliskan: NASI GRATIS SMEKDORS x TRIBUN KIDUL Siapapun Boleh Mengambil Siapapun Boleh Mengisi. Di atas lapak tersebut puluhan nasi bungkus tertata rapi. Lengkap dengan minuman dalam kemasan.

Tak lama berselang mereka menyeberang. Membagi-bagikan nasi bungkus kepada pengendara yang melintasi jalan di kawasan barat Kota Surabaya itu. Stok nasi cukup banyak. Terus datang silih berganti kiriman para donator.

Di tengah acara, salah seorang pengurus sekolah tiba-tiba mengangkat gadget. Ada telepon masuk, mengabarkan sesuatu. Setelah memerhatikan sejenak, lalu bergegas pergi mengendarai sepeda motor.

Guru SMK Smekdors itu mendatangi sebuah rumah. Tidak jauh dari lokasi bagi-bagi nasi bungkus. Ia mengetuk pintu rumah. Seorang perempuan keluar. Ternyata pemilik rumah sedang menjalani isolasi mandiri akibat terpapar virus Corona.

Dengan tetap menjaga guru Smekdors membuka tas. Ia mengeluarkan bungkusan berisi obat. Serah terima bantuan obat pun berjalan secara aman.

Cerita di atas adalah aksi nyata. Orang-orang berhati baik menawarkan aneka pertolongan. Menyediakan dirinya sebagai teman bagi warga korban pandemi. Inilah modal sosial terbesar yang dimiliki untuk melawan pandemi.

Di tengah gelombang pandemi Covid-19 yang menyesakkan, ternyata telah bermekaran gerakan solidaritas yang melegakan.

Dalam kondisi sulit akibat pandemi Covid-19 saat ini, memang dibutuhkan kemampuan membangun spiritualitas. Relasi yang harmonis antara Tuhan, dengan sesama manusia, dan alam. Berjuang bersama, hadapi pandemi ini.

Optimisme dan semangat kebersamaan menjadi modal bangsa menghadapi cobaan demi cobaan yang muncul akibat pandemi Covid-19.

Pandemi Covid-19 menguras emosi dan psikis masyarakat. Ketidakpastian kapan pandemi akan berakhir berdampak pada daya tahan masyarakat. Sakit, kehilangan keluarga atau kerabat, ataupun kesulitan ekonomi merupakan pemicunya.

Daya tahan masyarakat dibutuhkan untuk menghadapi tekanan dan ketidakpastian selama pandemi Covid-19. Namun, daya tahan dari sebagian masyarakat tidak selama kuat.

Tidak sedikit yang pesimistis dalam memandang masa depan. Kondisi itu menggambarkan tingkat daya tahan masyarakat cenderung rendah.

Contoh langsung

SMK Dr. Soetomo Surabaya berkolaborasi dengan Bonek Tribun kidul membagikan makanan dan vitamin untuk warga Surabaya yang sedang menjalani isolasi mandiri (isoman) akibat terinfeksi Covid-19.

Kepala SMK Dr. Soetomo Surabaya Juliantono Hadi mengatakan banyak warga isoman di Kota Pahlawan yang butuh bantuan makanan dan vitamin, apalagi saat ini terkendala adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat.


Menyerahkan obat untuk pasien isolasi mandiri (Smekdors)
Menyerahkan obat untuk pasien isolasi mandiri (Smekdors)
"Bantuan ini gratis untuk yang isolasi mandiri. Bagi warga isoman bisa hubungi Smekdors atau Bonek Tribun Kidul, nanti kami antarkan langsung ke rumah warga," kata Anton.
Dia menjelaskan untuk warga yang ingin mendapatkan bantuan syaratnya cukup mudah dan tidak perlu melampirkan tes usap PCR dengan hasil positif.

"Cukup menghubungi lewat Whatsapp jika lagi isoman di rumah dengan mengetik nama dan alamat rumah, akan kami beri bantuan. Jika misal isolasi di Asrama Haji sudah diurusi Pemkot Surabaya. Kami fokus yang isoman di rumah," kata pria yang akrab disapa Cak Joel tersebut.

Adapun titik-titik pembagian nasi gratis ada di kawasan Ketintang dan Warung Kopi Wong Jowo. Smekdors dan Bonek Tribun Kidul juga turut dibantu Bonek Sememi membagikan makanan tersebut.

"Namun ada sejumlah kendala yang kami hadapi dalam membagikan bantuan ini, yakni salah satunya membeli kantong plastik. Pelaksanaan PPKM darurat membuat banyak toko yang menyediakan bahan-bahan tutup," katanya.

Kendala lain adalah ongkos kirim yang mahal kalau jarak pengiriman jauh. Kendati begitu, Cak Joel bersyukur kegiatan bagi nasi serta vitamin ini mulai ada yang membantu.

Dia mengapresiasi kegiatan yang dilakukan siswa-siswanya bersama Bonek Tribun Kidul. Menurutnya, di tengah situasi tingginya kasus harian Covid-19 perlu adanya sebuah kolaborasi yang tangguh dari seluruh masyarakat.

Cak Joel menunjukkan sejumlah foto. Kegiatan saling berbagi itu tidak hanya berlangsung di Surabaya. Bahkan sudah merambah ke Jawa Tengah. Terakhir mereka mengadakan aksi solidaritas ke daerah Kedu, Temanggung.


Para relawan Tribun Kidul mengemas nasi kotak dan dan obat pasien isoman (Smekdors)
Para relawan Tribun Kidul mengemas nasi kotak dan dan obat pasien isoman (Smekdors)
"Di masa-masa seperti inilah kita tunjukkan bahwa kita adalah bangsa yang tangguh dan kuat. Bangsa yang diisi masyarakat dengan kepedulian tinggi dan saling membantu. Kita harus bergotong royong agar kita bisa segera pulih dan bangkit dari pandemi ini," ujarnya.
Pentolan Bonek Tribun Kidul Sinyo Devara mengatakan kegiatan ini dilakukan untuk meringankan beban warga isoman yang kesulitan memenuhi kebutuhannya selama menjalani isolasi.

"Semoga kasus Covid-19 di Indonesia segera turun bahkan bisa bebas dari virus corona. Kami juga berharap agar PPKM darurat tidak diperpanjang agar masyarakat tidak semakin susah hidupnya," ujarnya.

Konversi 'Idul Kurban'

Idul Adha 1442 Hijriyah atau 2021 Masehi berlangsung masih dalam situasi pandemi Covid-19. Umat Islam di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, merayakannya dalam situasi penuh keprihatinan. Apa lagi pada 3-20 Juli 2021 ditetapkan sebagai kondisi PPKM Darurat oleh pemerintah.

Maka, dengan menyisihkan sebagian harta untuk berkurban, diharapkan tumbuh rasa kebersamaan dalam masyarakat. Lebih dari itu adalah menekan kepentingan pribadi. Mengingat di masa pandemi Covid-19: 'tidak ada yang aman, sampai kita semua aman'.

Keluarga kita tak akan aman selagi masih ada tetangga yang kesulitan menyusul adanya beragam pembatasan.

Semua pihak belum bisa membuat pridiksi secara pasti, kapan pandemi akan berakhir. Namun ada keyakinan yang tidak akan pernah ada kata akhir, yakni, bekerja sama dan saling membantu. Tanpa memandang latar belakang, suku, agama, ras, dan antar golongan.

Upaya yang dilakukan Smekdors merupakan contoh konkrit. Ikhlas semata-mata bertujuan membuat keluarga penderita atau seseorang yang sedang melakukan isolasi mandiri, mampu kembali tumbuh semangat dan berkembang, meskipun berada di tengah situasi sulit.

Dengan kemampuan semacam ini, orang lebih mudah menjaga keseimbangan dan menjaga diri dari masalah kesehatan mental.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun