Mohon tunggu...
Arifin BeHa
Arifin BeHa Mohon Tunggu... Penulis - Wartawan senior tinggal di Surabaya

Wartawan senior tinggal di Surabaya. Dan penulis buku.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Artikel Utama

Umrah Bulan Syawal, Banyak Bonusnya

4 Juni 2019   14:26 Diperbarui: 5 Juni 2019   13:36 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kota Makkah, 1 Syawal 1440 H. Bertepatan dengan tanggal 4 Juni 2019. Semerbak tercium bau harum wewangian. Aroma itu berasal dari para jamaah yang akan melaksanakan shalat Idul Fitri di Masjidil Haram. Terdengar suara takbir. Berkumandang puja-puji tertuju untuk Sang Pencipta.

Hampir semua jalan di sekitar Misfalah, Ajyad, dan Hafair penuh sesak. Diperkirakan ada sekitar 1,8 juta umat Muslim berkumpul di titik yang sama. Sejak dini hari mereka menyesaki masjid terbesar di dunia itu.

Tanda-tanda puasa bulan Ramadan akan berakhir memang sudah tersiar siang hari (Senin, 3/6/2019). Shalat Isya' selesai, Imam Masjidil Haram, Syaikh Abdurahman Sudais kembali bersuara. Kali ini lebih bergetar dibanding sebelumnya. Sewaktu memimpin shalat.

Syaikh Sudais berpidato. Dalam Bahasa Arab. Dia mengumumkan bahwa Idul Fitri jatuh pada hari Selasa (4/6/2019). Sesudah itu Syaikh Sudais mengumandangkan Takbir. Gema takbir bersahut-sahutan. Diikuti oleh semua orang yang kebanyakan jamaah umrah.

Sedikit demi sedikit, saya mulai hanyut. Perasaan menjadi campur aduk. Jiwa dan raga tersanjung. Seperti dalam buaian mimpi. Saya berada di lingkungan Kabah. Berama 14 orang, tergabung sebagai peserta Umrah dari Manaya Indonesia. Nama komunitasnya "Umrah Mudik Manaya 1440 H".

Hari Raya kali ini menjadi sangat beda. Maklum, setiap tahun saya terbiasa shalat I'ed di komplek perumahan. Masjid Al Muslimun di Perumahan Rungkut Barata, Surabaya menjadi sentralnya.

Masjidil Haram yang bangunan tingkatnya makin bertambah, semua pintu terbuka lebar. Para jamaah bebas berebut tempat untuk dapat posisi terbaik. Sesudah mengalami renovasi masjid terbesar di dunia itu bisa menampung lebih 2 juta orang.

Umat Muslim di berbagai belahan dunia paling suka melakukan umrah Bulan Ramadan. Jamaah umrah bulan Ramadan menjadi lebih ramai dibanding waktu-waktu biasanya. Padahal dari segi biaya semakin berlipat dibanding umrah reguler.

Hari ini berkumpul umat dari berbagai-bagai negara. Berbagai bangsa. Memadati tiap jengkal area masjid. Mulai pelataran hingga bagian atas. Penuh sesak tapi menyenangkan. Disatukan oleh seruan cinta: "Allah Akbar, Allah Akbar, Allah Akbar...." 

Maha Suci Allah. Kau Maha Benar. Engkau beri kesempatan kepada saya. Bisa melaksanakan umrah. Mengunjungi Makkah -dan Madinah pada sebuah bulan, yang disebut-sebut sebagai Bulan Suci. Di dalam ada Malam Seribu Bulan.

Keinginan itu Doa
Jauh hari sebelum datang Bulan Ramadan saya berjumpa seorang kawan. Dia kepingin pergi umrah. Dia menginginkan teman. Allah membimbingnya hingga bertemu saya. Waktu terus bergulir. Akhirnya disepakati berangkat berdua.

Keinginan pertama, dan paling dekat, ya bulan Ramadan. Bisa awal bulan, bisa pertengahan, atau bisa akhir bulan Ramadan. Saya menghubungi PT Manaya Indonesia. Biro perjalanan Haji dan Umrah yang memfasilitasi saya Umrah Plus Al-Aqsa (2018) dan wisata Turki (2019) ikut mencarikan solusi.

Menurut data, penerbangan langsung dari Surabaya menuju Negara Saudi penuh. Sudah melewati kapasitas. Lalu-lintas permintaan melonjak. Ya, itu tadi karena bulan Ramadan. Kesempatan terbaik melaksanakan ibadah umrah. Biro perjalanan saling berburu tiket. Yang masih tersisa, terbang dari Jakarta. Rutenya menjadi: Surabaya-Jakarta-Saudi.

Alternatif lain. Berangkat umrah pada bulan Syawal. Setelah bulan Ramadan. Ya, sudahlah. Terserah. Meskipun Ramadan berada di depan mata, keinginan berangkat umrah bulan di bulan suci, sementara waktu ditinggalkan. Saya ikhtiar. Pasrah. Mengembalikan segala urusan kepada Kuasa Allah.

Nah, pasrah ternyata menghasilkan buah. Allah membuka pintu berkah. Di tengah kepasrahan, saya mendapat kabar: ada "slot bagus". Berangkat tanggal 1 Juni 2019, kembali ke Tanah Air tanggal 13 Juni 2019.

"Slot bagus" itu menurut Mukharam Khadafi, Direktur PT Manaya Indonesia. Artinya, masih menjumpai puasa di akhir bulan Ramadan. Bisa bertemu Idul Fitri. Bahkan bulan Syawal masih berada di Tanah Suci.

"InsyaAllah luar biasa. Jangkep (Jawa: lengkap) pengalamannya," tulis Khadafi. Lewat pesan WhatsApp.

Sungguh. Saya terkesima. Awalnya hanya berupa angan-angan. Semula cuma niatan dan keinginan. Sekarang menjadi kenyataan. Allah mengabulkan keinginan ibadah umrah bulan Ramadan. Malah dapat bonus. Umrah Syawal, mendapat bonus puasa bulan Ramadan dan Idul Fitri. Tiga-tiganya diberikan sekaligus.

Mal Tower Zamzam diserbu pembeli pasca penetapan 1 Syawal 1440 H jatuh hari Selasa, 4/6/2019 (DokPri)
Mal Tower Zamzam diserbu pembeli pasca penetapan 1 Syawal 1440 H jatuh hari Selasa, 4/6/2019 (DokPri)
Ramadan Karim. Umrah kali ini, Kau hadiahkan bukan saja pada waktu tepat. Tetapi lebih dari itu. Alhamdulillah. Sungguh berkah.

Saking bungah-nya hati. Saking gemetarnya perasaan. Terbawa rasa gembira saya menulis ungkapan. Mengutip status Instagram Salim A, Fillah. Seorang Mubaligh milenial.

Ayo Berdoa

Berdoa itu sebuah Ilham. Berdoa itu karunia. Allah menggerakkan hati kita agar dekat dengan-Nya. Tidak semua orang digerakkan hati dan pikirannya untuk (bisa) berdoa. Kalau Ilham berdoa jatuh kepada kita, maka Alhamdulillah. Berdoa itu tempat "bermesraan" bersama Allah. Berdoa, berdoa, dan berdoa!

Soal hasilnya? Ah, itu terserah Allah. Lha, wong Allah Maha Tahu kok...Allah sudah tahu apa kehendak kita. Kemauan kita apa Allah tahu.

Kawan-kawan, pasti punya cerita seperti yang saya alami. Punya sebuah keinginan, seolah-olah tanpa kenyataan. Tapi pada akhirnya, keinginan tersebut menjelma menjadi kenyataan. Jangan pernah lupa. Keinginan, merupakan doa. Tiba-tiba datang, dari arah yang tidak pernah terbayang.

Mintalah doa kepada siapa saja. Sebab kita tidak tahu, dari mulut siapa doanya akan terkabul. Jangan lelah berdoa.

Erbe Sentanu, anggota Global Spiritual Computing Research Group dan Institute of Noetic Sciences berbasis di Amerika. Dalam bukunya "Quantum Ikhlas" Teknologi Aktivasi Kekuatan Hati, dia menulis:

Tuhan selalu mengabulkan doa setiap orang. Dan Tuhan mengabulkan doa yang ada di hati manusia. Bukan yang terucap di mulut. Jadi, saat berdoa, jika ada konflik antara apa yang terucap di mulut dengan apa yang terasa di hati maka yang ada di hati Anda yang terwujud.

Sekali lagi ingat baik-baik. Anda akan selalu menerima apa yang ada di hati Anda meskipun Anda tidak menginginkannya. Yang ada di hati Anda adalah sama dengan apa yang selalu Anda pikirkan dan fokuskan.

Jadi, ketika Anda memikirkan sesuatu (positif atau negatif) terus menerus, Anda sedang mengarahkan energi Anda ke sana. Oleh karena sifat pikiran Anda yang luar biasa, energi tersebut mulai berkumpul. Akhirnya mewujudkan atau menarik sesuatu yang sesuai dengan fokus pikiran Anda

Dari Baitullah, Makkah al-Mukarramah. Kota Suci yang dimuliakan oleh Allah SWT, saya menyampaikan ucapan: Selamat Menikmati Idul Fitri. 1 Syawal 1440 Hijriah. Teriring doa dan harapan, mohon maaf. Lahir dan batin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun