Mohon tunggu...
Arifin BeHa
Arifin BeHa Mohon Tunggu... Penulis - Wartawan senior tinggal di Surabaya

Wartawan senior tinggal di Surabaya. Dan penulis buku.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

"Turki Banget", Satu Gaya untuk Semua

4 Maret 2019   14:13 Diperbarui: 5 Maret 2019   05:48 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang warga Kuwait keturunan Mesir mendatangi Kedutaan Turki. Raut wajahnya serius. Datang bersama seorang perempuan, yang menunggu di luar. Perempuan tersebut istrinya.

Kepada staf Kedubes ia berniat menyumbangkan perhiasan emas istrinya. Tekadnya tak lain, memberikan dukungan bagi keuangan Turki dari skenario jahat pihak asing yang akan melemahkan ekonomi negara tersebut.

Sayyid Muhammada Mustafa seorang imam Mesir tinggal di Kuwait, menyerukan "Untuk saudara-saudara di Turki. Anda, adalah harapan semua Muslim" serunya (Turkinesia, Rabu 27/2/2019).

Mustafa mengatakan. Ia akan terus mendukung Turki dengan membeli Lira dan produk-produk Turki.

Atase Perdagangan Kedutaan Besar Turki, Atilla Ugur Basbug menyampaikan terima kasih. Pihaknya tidak dapat menerima sumbangan itu. Meskipun sang imam ngotot.

Turki, harapan semua Muslim, yang diteriakkan oleh imam Mesir. Sebuah pesan, sekaligus harapan. Selama 15 tahun pemerintahan Turki di bawah Presiden Recep Tayyib Erdogan, tidak bisa dianggap remeh. Di tengah gelombang pasang dan surut, Erdogan mampu memacu mengesankan banyak pihak.

Ciri khas bagian dalam Masjid di Turki (Dok. ABH)
Ciri khas bagian dalam Masjid di Turki (Dok. ABH)
Turki pun dijuluki sebagai 'Macan Baru' karena pertumbuhan ekonomi yang pesat di antara negara-negara anggota G20. Stabilitas ekonomi membuat Erdogan semakin populer.

Tahun 2014 awal berkuasa, Erdogan mencabut larangan hijab di tempat umum yang berlaku di Turki. Sebelumnya, setiap wanita berhijab di Turki dilarang masuk kampus. Tidak boleh belajar medis dan hukum. Wanita berhijab tak diperbolehkan menjadi anggota parlemen.

Pemerintah Turki mendorong aktivitas pembangunan masjid. Turki gencar membangun masjid di dalam negeri sendiri, maupun di negara lain. Upaya ini meluaskan pengaruhnya sebagai pemimpin Islam.

Kiprah Turki membangun masjid di negara lain, bisa dilacak lewat situs Diyanet. Menurut Wikipedia, Diyanet (bahasa setempat: Diyanet leri Bakanl) adalah institusi keagamaan milik negara. Diyanet terbentuk saat Mustafa Kemal Ataturk berkuaasa. Pasca runtuhnya Kesultanan Ustmaniyah pada 1923.

Lembaga ini semula bertugas "mengontrol" Islam dan memastikan warga Turki hanya mengikuti mahzab Hanafi. Dalam prakteknya, di antaranya yang dilakukan adalah mengelola lebih dari 80 ribu masjid di seluruh negeri. Menulis naskah khotbah, dan mengangkat imam masjid.

Di era Recep Erdogan, sejak menjadi perdana menteri -dan kemudian menjadi presiden, posisi Diyanet diperkuat. Ketua Diyanet, Ali Bardakoglu diberhentikan karena menolak menyarankan pemakaian kerudung bagi perempuan muslim. Penggantinya, Mehmet Gormez dinilai sangat akomodatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun