Sejarah mencatat, band ini pernah menjadi tanda shalat. Membangunkan penghuni istana untuk melaksanakan shalat. Dimainkan pada waktu Maghrib, Isya, Subuh, dan persiapan menjelang shalat Jumat.
Selain mengisi acara-acara keagamaan, para musisi Mehter diminta tampil pada upacara resmi kekaisaran. Terlebih saat terjadi momen meraih kemenangan dalam perang, Menghibur tamu negara dan mengiringi keberangkatan keluarga istana yang berangkat haji ke Tanah Suci.
Led Zeppelin dan James BrownÂ
Mehter Ottoman grup musik khas. Mempunyai instrumen berbeda-beda. Masing-masing jika dibahasakan Turki, adalah "davul" (bas drum); "zurna" (pipa melengking); "zil" (sambal); "nakare" (sejenis drum kecil), dan terompet.
Pernah terjadi. Dalam sebuah ajang pertempuran Sultan menambahkan "kos" -perkusi raksasa. Digunakan untuk menakuti-nakuti musuh. Para tentara, atau sering disebut Janissari berteriak, "Tuhan itu satu! Tuhan itu satu..."
Formasi mereka berbaris membentuk bulan sabit. Pemain wajib membawa evgan. Semacam logam bulan sabit besar yang dihiasi lonceng. Suara gemerincing lonceng yang dibawa evgan turut menghidupkan suasana alunan musik mehter.
Dalam Bahasa Ottoman, kata "Mehter" berarti bulan sabit. Sedangkan "Mehteran" merupakan bentuk jamak. Markas Mehter berada di Istana Ottoman, bernama "Mehterhane".
Alunan suara Mehter terdengar sampai Eropa ketika Ottoman menaklukkan Kota Konstantinopel pada 1453 M. Berlanjut dengan ekspansi militer ke Eropa Selatan dan Eropa Timur sampai 1699 M.
Pada masa yang disebut dengan Perang Turki itu, Ottoman berusaha memperluas kekuasaan. Mereka ke Eropa membawa serta Mehter dalam setiap pertempuran. Semata-mata untuk menyemangati bala tentara.
Sementara itu, periode awal Republik Turki, kelompok Mehter sering mengadakan konser di seluruh dunia. Selalu menyedot perhatian penonton asing. Eropa pun mulai akrab dengan simbal dan drum bertalu-talu. Suara asing yang tidak pernah mereka dengar sebelumnya.