Mohon tunggu...
Arifin BeHa
Arifin BeHa Mohon Tunggu... Penulis - Wartawan senior tinggal di Surabaya

Wartawan senior tinggal di Surabaya. Dan penulis buku.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menikmati Musik Sufi di Museum Rumi

28 Februari 2019   17:19 Diperbarui: 3 Maret 2019   09:25 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Halaman Museum Maulana Jalaluddin Rumi di Konya, Turki (Dok ABH)

Inilah salah satu alasan utama mengunjungi Konya. Memang untuk merasakan "kehidupan" Rumi. Penyair, sastrawan, dan pemikir rohani. Cerita tentang siapa Rumi silakan mencari sendiri. Gampang diperoleh. Bisa diakses dari situs-situs pengagum Rumi. Dalam hitungan detik cerita kehebatan Rumi bisa diunduh.

Saya berada dalam rombongan ini berusaha merasakan. Mencari pemahaman nuansa spiritual di museum Rumi. Silakan datang. Lalu nikmati, dan resapi suasana hening. Syukur bisa mendengar musik lembut. Musik tarian Sufi di Museum Rumi.

Eh, saya dapat cerita lain. Lima menit menjelang museum ditutup. Orang-orang bertubuh kekar tiba-tiba berubah sangar. Pandangan mata yang tadi bersahabat, dikurangi sedikit. Sekarang sorotnya tajam.

Masjid Sultan Selim (1570) di samping museum Jalaluddin Rumi (Dok ABH)
Masjid Sultan Selim (1570) di samping museum Jalaluddin Rumi (Dok ABH)
Setiap tamu, termasuk pengunjung lelet, digiring ke sudut pojok luar museum. Menyisir pelan-pelan. Satu personil berada di depan. Kemudian dia melebar, mencari tahu kemungkinan masih ada tamu tertinggal. Menghalau kerumunan orang bukan perkara mudah. Semua pasti terlatih. Butuh waktu lima menit. Pintu gerbang terkunci rapat!

Tidak mungkin momen ini terjadi apabila datang dalam tempo longgar. Semua ada hikmahnya. Datang, masuk museum dengan tempo relatif pendek. Bahkan tergopoh-gopoh.  Malah punya pengalaman baru. Mendengar lantunan musik tarian sufi. Kemudian, menjadi bagian dari tamu yang ikut "terusir"'.

Seperti dikutip pada awal tulisan. Tak ada namanya kebetulan. Tuhan mengatur semua kehidupan.

Artikel terkait:

Isrti Presiden Turki, Si Cantik Peduli Plastik
Melihat Masjid di Turki Selalu Dijaga Polisi
Tradisi, Atraksi, dan Inovasi Teh Turki
Salat Jumat di Blue Mosque, Dingin-dingin Hangat
Menarik Napas di Benteng Kapas Pamukkale
Hagia Sophia, Silaturahim Peradaban, Budaya, dan Agama

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun