Mohon tunggu...
Arifin BeHa
Arifin BeHa Mohon Tunggu... Penulis - Wartawan senior tinggal di Surabaya

Wartawan senior tinggal di Surabaya. Dan penulis buku.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Melihat Masjid di Turki yang Selalu Dijaga Polisi

19 Februari 2019   17:27 Diperbarui: 21 Februari 2019   14:34 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hujan baru saja reda. Pelangi muncul di atas langit Taksim Square, Istanbul, Turki, Sabtu sore (16/2/2019). Suhu dingin merasuk ke dalam pori-pori. Orang-orang lalu lalang di jalanan mengenakan jaket tebal. Sebagian besar menaruh syal melingkar di leher. Mereka mengambil gadget dari saku untuk mengabadikan pelangi.

Suara trem (kereta listrik) berkali-kali memecah suasana. Masinisnya sangat ramah. Dia tentu saja harus berhati-hati memegang kemudi. Entah mengapa jalan itu dinamakan Istiqlal Street.

Inilah jantung kota Istanbul di sisi Eropa. Suatu wilayah yang paling padat dan sibuk. Setiap hari, jutaan orang melalui tempat ini untuk hiburan, berwisata maupun berbelanja. Lebih-lebih di hari libur. Banyak orang menghabiskan waktu di Taksim Square.

Tak jauh dari bundaran tempat mangkal trem terdapat sebuah masjid. Bagian paling depan dikelilingi barikade kawat. Ada panser dan kendaraan penghalau demo. Polisi membawa senjata laras panjang. Hilir mudik dengan sorot mata waspada. Di belakang masjid mereka berjaga-jaga. 

Sejak berada di Tanah Air saya mengincar tempat ini. Menjelang akhir perjalanan, saya dekati Mukharam Khadafi, Direktur PT Manaya Indonesia. Saya sampaikan keinginan melihat masjid "bemasalah" itu.

"Dikondisikan ya, Pak ABH," bisik Khadafi.

Wilayah Taksim tidak termasuk sasaran wisata. Jemaah Umrah, apalagi yang berkunjung cuma sehari, tak mungkin ke Taksim. Rombongan wisata ke Turki biasanya juga jarang melintas ke sini. Padahal Taksim ini ruang publik. Taksim, heboh dan seru. Di sepanjang Istiqlal Street Anda bisa jumpai cowok dan cewek berpelukan. Bahkan lebih dari itu....

Kadang kala sepasang kekasih menyanyi di pinggir jalan. Penjual lotere tak mau ketinggalan. Teriak-teriak menjajakan kupon. Samping kanan atau kiri Istiqlal Street terdapat lorong. Tempat pedagang kaki lima berjualan. Harganya terjangkau.

Pemandu wisata PT Manaya Indonesia sangat memahami situasi. Dia seorang cewek, namanya Dariah. Ia bicara kepada salah satu komandan jaga. Minta ijin masuk sebentar untuk wudhu. Rombongan boleh masuk. Alhamdulillah, keinginan saya terkabul.

Petugas jaga dengan bahasa isyarat minta agar kami cepat bergegas. Ya, hanya wudhu atau ke toilet saja. Tidak boleh macam-macam. Lho, shalatnya? Cari tempat lain. Gak masalah. Sebuah berkah. Yang penting bisa ambil foto. Walau dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Kebetulan sedang terjadi pergantian shift jaga.

Tak jauh ada masjid. Hanya sekitar 25 meter arah timur. Namanya Masjid Husyaini Aga Cami. Ukurannya lebih kecil. Cukup mentereng dan bersih. Ke toilet harus bayar 1Lira. Koin dimasukkan ke dalam mesin elektronik. Otomatis palang pintu menuju toilet terbuka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun