Sampah plastik sungguh bikin pusing. Supaya bisa terurai perlu waktu 1.000 tahun. Data dikeluarkan yayasan Your Waste Foundation. Seluruh dunia setiap tahun sebanyak lima triliun tas plastik diproduksi. Hanya satu persen yang didaur ulang.
Seluruh lapisan masyarakat diimbau segera menghentikan penggunaan plastik. Setidaknya menguranginya dalam kehidupan sehari-hari. Hampir semua Negara berkomitmen mengurangi penggunaan tas kresek.
Tak ada tawar menawar. Semua harus tunduk. Berlaku mulai 1 Januari 2019.
Korea Selatan 11 ribu supermarket dan 2 ribu outlet harus menyediakan wadah belanja yang bisa didaur ulang. Tas belanja kain atau kantong kertas.
Di Indonesia, Asosiasi Pengusaha Ritel (Aprindo) mulai 1 Maret 2019 menerapkan kebijakan baru. Kantong plastik tidak lagi gratis. Harus berbayar. Semua gerai anggota mereka harus taat. Kebijakan tersebut dilakukan demi menanggulangi peningkatan jumlah sampah plastik yang belakangan ini semakin menjadi.
Kantong plastik sekali pakai dari gerai ritel, akan dikenakan Rp200 per lembar. Kata Ketua Aprindo, Roy Mandey, hal itu dilakukan untuk mengajak masyarakat bijak dalam menggunakan kantong belanja plastik.
Kantong plastik berbayar, nantinya akan memberikan sumbangan kepada negara dalam bentuk Pajak Pertambahan Nilai (PPn). Keberadaan sampah plastik di Indonesia saat ini sudah mengkhawatirkan.
Awal Januari 2019, saya posting di Instagram. Tentang konsumsi kantong plastik. Di Jakarta, hari itu saya memasuki sebuah gerai pasar modern komplek Kalibata City. Masih menyediakan tas 'kresek'.Â
Istri saya memilih membawa tas kain. Niatnya ikutan mengurangi pemakaian plastik. Supaya lingkungan sehat. Justru dengan menghentikan kebiasaan menggunakan plastik malah nampak keren. Dan lebih bergaya.
Ibu Negara
Adalah Ibu Negara Turki, Emine Erdogan. Ia tampil menjadi relawan penyadaran. Emine getol menyerukan bahaya limbah plastik. Akhirnya, Turki memiliki proyek nirlimbah.
Pemerintah Turki membuat program meminimalisir sampah. Â Nol Sampah. Tidak tanggungtanggung, program Nol Sampah diperkuat dengan regulasi dan peraturan pemerintah. Kebijakan Nol Sampah bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari di negara ini. Semangat undang-undang, terus kampanyekan pengurangan limbah. Termasuk setiap instansi dan tempat tempat pelayanan publik.
Proyek ini bertujuan untuk mengurangi volume limbah yang tak bisa didaur ulang. Termasuk tas plastik. Penduduk Turki pun terpikat. Karena proyek langsung dipimpin Ermine Erdogan.
Kerjaan proyek terukur. Per 1 Januari penggunaan tas plastik di Turki telah turun. Bahkan sampai 50 persen sejak adanya larangan pemakaian tas plastik. Pedagang eceran telah mengenakan biaya untuk tas plastik yang merusak lingkungan hidup.
Sasaran utama bukan memperoleh uang dari tas plastik. Tetapi mencegah kerusakan lingkungan hidup. Tas plastik dijual seharga 0,25 lira Turki (Rp 670). Sebanyak 0,10 lira (Rp 267) dari hasil penjualan tersebut adalah biaya pembuatan dan 0,15 lira (Rp 400) untuk proyek lingkungan hidup.
Hasil penjualan tas plastik akan mendanai beberapa proyek lingkungan hidup. Proyek itu dinikmati masyarakat Turki. Di antaranya: membuat jalur sepeda dan jalur pejalan kaki, penghalang suara dan instalasi pengolahan air limbah.
Tas kresek bagian kecil dari plastik. Masih banyak lagi. Makanan dan minuman menggunakan plastik sebagai pembungkus kemasannya. Karena selain fungsinya praktis, desain kemasan jadi menarik. Akhirnya plastik digemari oleh masyarakat. Padahal banyak sekali bahaya yang ditimbulkan.
Setiap hari ketergantungan masyarakat terhadap plastik semakin tinggi. Namun efek bahayanya kurang disadari.
Ini risikonya. Menyebabkan kanker. Mengganggu system syaraf. Radang paru-paru. Berdampak pada lingkungan, menyebabkan banjir. Â Menurunkan kesuburan tanah. Merusak kehidupan laut. Pencemaran air. Meracuni kehidupan.
Cara gampang masyarakat membuang sampah. Dengan cara di bakar. Padahal, proses pembakaran justru membuat atmosfer terkontaminasi. Ketika sampah plastik terbakar, racun bahan kimia menyebar ke udara.
Kembali ke Turki. Program daur ulang Turki menyelamatkan lebih dari 30 juta pohon antara 2017 dan 2018. Lebih dari sekitar 1,7 juta ton limbah kertas dan karton didaur ulang tahun lalu dan dalam tiga bulan pertama tahun 2018.
Kawasan padat Taksim Square, jantung Kota Istanbul. Salah satu toko oleh-oleh di Istiqlal Street selektif terhadap plastik. Plastik boleh diberikan hanya untuk vakum. Saking disiplinnya toko itu wajib menyediakan peralatan vakum.
Emine Erdogan cantik orangnya. Emine Erdogan cerdik pikirannya. Soal limbah. Terkait tas plastik, sumbangsihnya luar biasa. Dia cantik dan peduli plastik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H