Pada 2016, jumlah wisatawan asal Arab Saudi berjumlah 186 ribu orang. Angka ini naik sekitar 16 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai 151 ribu orang. Meski bukan yang tertinggi dibanding negara lain, tapi kunjungan dari Arab Saudi ini memiliki tren cukup baik karena meningkat setiap tahunnya, setidaknya dalam empat tahun terakhir.
"Wisatawan Arab Saudi yang berlibur di Indonesia, khususnya di Bali bisa menghabiskan 1700 dollar dalam waktu 3-5 hari" tutur Abdul Adzim.
Berawal dari Musholla
Abdul Adzim Irsad lahir di Desa Karang Anyar, Ambulu, Kabupaten Jember. Adzim putra terakhir dari pasangan suami istri Irsad dan Siti Khotimah. Ke empat kakaknya semua perempuan. Pendidikan yang ditempuh sejak kecil berawal dari Musholla di depan rumahnya. Di situlah dia kenal bahasa Arab. Ia menyelesaikan pendidikan di MI, Mts dan Madraasah Aliyah swasta di Jengawah. Tahun 1977 Adzim mendapat beasiswa Pendidikaan Bahasa Arab di Umm al-Qura University Makkah, selama 3 tahun.
Setelah menyelesaikan studi S1 Abdul Adzim meneruskan studi S2 dengan jurusan yang sama di UIN Malang. Penulis puluhan buku ini juga menjadi staf pengajar Bahasa Arab di Universitas Negeri Malang dan dosen Teosofi Islam di UIN Â Maulana Malik Ibrahim.
Di penghujung acara Prof. Dr. H. Moh. Ainin, M.Pd mewakili Dewan Penguji yang terdiri dari tujuh orang, memberi kesempatan kepada Abdul Adzim untuk bicara menyampaikan kesan. Lewat Bahasa Indonesia yang santun Abdul Adzim Irsad mula-mula menyampaikan rasa hormat pada ibunya yang duduk di kursi deretan depan. Menurut Abdul Adzim, dukungan ibunya menjadi api semangat untuk menyelesaikan studi S3-nya.
Ucapan terima kasih juga tertuju untuk istrinya, Dienok Naziel Iqmalia dan putranya Muhammad Hamzah. Kedua orang ini selalu menginspirasi penyusunan desertasinya.
Dari atas mimbar Adzim juga menyapa satu demi satu para tamu dan koleganya yang duduk di kursi berundak. Abdul Adzim yang terbiasa berkutbah suaranya mendadak parau. Kelihatan sekali dia terbawa suasana haru. Bibirnya berkali-kali terkatub seperti menahan tangis.
Bahasa adalah representasi dari sebuah bangsa atau negara. Bahasa ikut membuka kesempatan orang-orang mencari keuntungan. Tetapi jangan lupa, pada akhirnya, bahasa merupakan tempat menjalin kasih sayang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H