Mohon tunggu...
Arifin BeHa
Arifin BeHa Mohon Tunggu... Penulis - Wartawan senior tinggal di Surabaya

Wartawan senior tinggal di Surabaya. Dan penulis buku.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Amalan Ponpes "Bahrul Hidayah" dan Aksi Teror Bom

16 Mei 2018   07:52 Diperbarui: 16 Mei 2018   10:19 1426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengajian menyambut Ramadhan 1439 di Ponpes Bahrul Hidayah (Dok Khadafy)

Ada sebuah pandangan, pada kelompok tertentu memiliki tingkatan cara hidup yang hanya dipahami, diapresiasi dan dipraktekkan oleh kelompok itu sendiri. Apa yang dianggap buruk oleh masyarakat umum , bisa jadi sebaliknya bagi mereka.

Saya berandai-andai. Komunikasi macam apa yang terjadi antara sang suami kepada istri dan anak-anaknya ketika berangkat sambil menenteng bom. Dialog seperti apa tatkala sebelum melakukan aksi? Kira-kira apakah begini, "Wahai istriku, wahai anakku, kita akan mati. Percayalah sebentar lagi kita bertemu setelah mati. Di surga...." Lalu saya membayangkan, para istri dan para anak serempak mengangguk.

Jika ini yang terjadi, lalu apakah saya berani mengatakan bahwa kejadian bom di Surabaya hanyalah "pengalihan isu", "permainan para inteljen" dan ungkapan negatif belaka? Nggak, ah....!

Amalan Pelaku Bom

Tangan dan jari jemari saya menulis di salah satu grup WA, "Pelaku teror Sorbejeh (baca: Surabaya) sama sekali tidak kepincut -ingin, ngebom di Israel sana, ya..."

Eh, teman semasa ikut ziarah ke Al Aqsa, Lisa Rosalinda, membalas: "Sehati, dari kemarin saya juga mbatin gitu. Kalo di Palestina jelas berperang melawan Israel. Lah, di sini ngebom korbannya seagama, sebangsa setanah air. Gak abis pikir nih, sayanya...."

Kemarin (Selasa, 15/5/2018) memang merupakan hari paling berdarah di Gaza sejak perang 2014. Pemuda Palestina dan pasukan Israel kembali bentrok di beberapa tempat. Kementerian Kesehatan Palestina menyebut 61 warga sipil tewas dan lebih 2.700 orang terluka.

Otoritas Palestina mengumumkan, mengibarkan bendera setengah selama tiga hari sebagai ungkapan berkabung atas korban tewas dari warga Palestina tersebut.

Kantor berita AFP melaporkan, ada sekitar 40.000 warga Palestina yang ambil bagian dalam aksi protes dan bentrokan di 13 lokasi menentang pembukaan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Yerusalem. Korban tewas termasuk 8 anak di bawah usia 16 tahun.

Kematian satu keluarga pelaku bom, saya teringat pesan Kiai Abdul Aziz Munif tentang doa anak yang sholeh terhadap orangtua yang sudah meninggal dunia. Padahal, sekarang semuanya -istri dan anak-anaknya ikut mati.

Siapa yang mendoakan supaya amalnya tidak terputus? Amal perbuatan para teroris -suami-istri dan anak-anaknya yang sudah tewas, apakah masih tertulis? Wallahu a'lam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun