Wisata ruhani ke Al Aqsa, Palestina selalu memiliki nuansa berbeda. Dua kali berkunjung ke sana senantiasa ada cerita baru. Secara otomatis, tanpa disadari menyeret dan menarik hati memasuki nuansa magis. Tanpa terasa airmata meleleh di dalam kawasan Al Aqsa.
Pada kunjungan pertama, bertepatan dengan hari jumat. Guide lokal mengarahkan masuk ke area bawah Al Aqsa atau dikenal dengan masjid Marwani. Pilar-pilar besar terbuat dari batu alami, berdiri kokoh. Seolah-olah menunjukkan kalau Al Aqsa dibangun pada zaman Nabi Sulaiman.
Ketika telapak tangan menyentuh pilar batu penyangga masjid, perasaan terbawa ke masa lalu. Terbayang umat Nabi Sulaiman bersujud di hadapan Allah Sang Pencipta. Ada semacam aura batin yang dapat menenangkan jiwa. Di bawah bangunan utama ada ruangan-ruangan untuk menyepi. Tempat berdialog dengan Allah secara langsung.
Pada kunjungan pertama ini hanya bisa memasuki Masjid Qibli. Tidak bisa menjangkau Masjid Mas Dome of  The Rock, karena kalau hari jumat ditempati jamaah perempuan.
Kunjungan kedua di bulan Maret 2018 lalu barulah dapat masuk dan sholat ke dalam Dome of  The Rock yang di dalamnya terdapat batu melayang tempat pijakan Rasullullah melakukan perjalanan Isra Miraj. Alhamdulillah, tercapai juga sholat Isya di dalam Dome of The Rock di samping batu melayang.
Lagi-lagi aura magis mengaliri darah sekujur tubuh. Â Ketika sholat, badan ini rasanya seperti melayang ringan dan terasa nyaman sekali. Waktunya terbatas. Belum sempat memasuki ruang bawah untuk sholat dan menyepi. Selesai sholat komplek Al Aqsa harus ditutup oleh tentara Israel. Semoga di lain kesempatan Allah masih memperjalankan ke Al Aqsa lagi.
Saking asiknya malah tertinggal. Sehabis sholat subuh ternyata teman satu rombongan singgah ke rumah imam Masjid Al Aqsa. Maka kembali ke hotel yang berada di depan Benteng Kota Tua Yerusalem menjadi pilihan terbaik.
Dalam perjalanan menuju hotel sambil foto selfi suasana seputar Dome of The Rock, lagi-lagi tertegun. Teringat kisah Rasullullah saat berada di Al Aqsa dalam rangkaian Isra Miraj. Beliau sempat menjadi imam sholat, sementara semua Nabi utusan Allah ikut bersujud pada Sang Pencipta. Tidak salah kalau komplek Al Aqsa disebut Al Quds. Tempat yang kudus dan sangat dimuliakan karena semua Nabi utasan Allah hadir mengagungkan kebesaran Allah SWT.
[Ditulis saat perjalanan dari Surabaya menuju Bantul dalam rangka "away days" Kesebelasan Persebaya melawan PS TIRA Bantul - 'Cak Joel']
***
Pesan WhatsApp ini dikirim oleh Kepala SMK Dr. Soetomo -Surabaya, Julianto Hadi, Jumat (13/4/2018) siang. Dia sedang menikmati perjalanan away days bersama Persebaya, kesebelasan kesayangannya. Istilah away days seringkali dipakai untuk kegiatan mendukung kesebelasan Persebaya di kandang lawan.
Membaca WA dari Juliantono Hadi saya bahagia karena dalam perjalanan away days masih ingat tentang Al Aqsa. Selama lima belas hari (22 Februari-10 Maret 2018) Julianto mengajak beberapa temannya -termasuk saya, melaksanakan  ibadah umrah yang berlanjut mengunjungi Al Aqsa di Palestina.
Dia juga menunjukkan kepada saya beberapa jepretan kamera barunya yang memiliki sudut 360 derajat. Melihat hasil foto itu saya ikutan mengingat Al Aqsa sebab bertepatan dengan momen sangat bersejarah; Peringatan Isra' Mi'raj yang jatuh pada hari Sabtu (14/4/2018).
Sudah tidak terbantahkan peristiwa Isra Miraj ini luar biasa. Tidak mungkin terjadi tanpa adanya kekuasaan Allah Swt. Hanya semalam, atau sejak terbenamnya matahari hingga terbitnya fajar. Kejadian Isra Miraj sangat singkat, berlangsung sekitar 8-9 jam.
Tetapi saya sependapat dengan Juliantono Hadi rute Isra Miraj sangat menarik dan unik. Ada apa dengan Masjidil Aqsa, kok menjadi istimewa dalam kisah Israj Miraj. Ternyata beberapa literatur menyebutkan kisah Isra Miraj menyimpan banyak faktor penting.
Tatkala Buraq -kendaraan yang ditumpangi Rasulullah Muhammad bertolak dari Masjidil Aqsa, rute yang ditempuh berupa jalan lurus tanpa belak-belok. Posisi Al Aqsa tegak lurus dengan pintu langit. Faktor pertama ini ada yang menyebut sebagai "faktor astronomis".
Faktor kedua. Terpilihnya Masjidil Aqsa sebagai tempat transit rute Isra Miraj, mengandung makna perjalanan tersebut adalah "dari masjid menuju masjid". Masjid Aqsa masjid ketiga yang dianjurkan agar dikunjungi sesudah Masjidil haram dan masjid Nabawi. Betapa pentingya peran masjid bagi umat Islam.
Sejarah membuktikan Baitul Maqdis pernah menjadi kiblat pertama umat Islam sebelum kemudian beralih ke Ka'bah di Masjidil Haram. Inilah faktor ketiga, bahwa perjalanan Isra Miraj terjadi di antara dua kiblat.
Nun jauh sebelum Muhammad diutus menjadi Rasul, daerah Palestina merupakan negeri para nabi. Posisi Palestina dan sekitar Syam disebut-sebut sebagai "daerah lingkar pertama peradaban". Tersirat pesan Allah ingin mengajak Rasulullah "berwisata" kilas balik perjuangan dakwah para nabi sebelumnya.
Faktor keempat -dan ini paling penting, ternyata hingga zaman 'now' pembicaraan terkait Masjidil Aqsa tiada pernah habis. Palestina dan Masjid Al Aqsa masih menjadi buah bibir masyarakat seluruh dunia. Â Hari-hari ini Al Aqsa dijaga super ketat tentara Israel.
Seperti halnya sohib Juliantono Hadi, saya ikutan baper alias terbawa perasaan. Mengapa? Selama berada di Masjidil Aqsa, Rasulullah beserta Malaikat Jibril dan Malaikat Mikail melaksanakan sholat dua rakaat di sana, sebelum melanjutkan perjalanan Isra Miraj ke langit sampai Sidratul Muntaha.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H