Mohon tunggu...
Arifin BeHa
Arifin BeHa Mohon Tunggu... Penulis - Wartawan senior tinggal di Surabaya

Wartawan senior tinggal di Surabaya. Dan penulis buku.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bom Meledak di Alexandria, Sudah "Tercium" Sebelumnya

25 Maret 2018   08:51 Diperbarui: 26 Maret 2018   14:54 625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kendaraan lapis baja siaga di pintu masuk kota Alexandria (Dok Pribadi)

Sebuah bom mobil meledak di Kota Alexandria, Mesir, Sabtu dini hari (24/3), dua hari menjelang pemilihan presiden Mesir. Bom ini diduga ditujukan untuk menyerang kepala kepolisian Jenderal Mostafa el-Nemr dan diledakkan di dekat konvoi yang membawa sang jenderal.

Akibatnya, dua polisi tewas. Dilansir dari AFP, satu tewas di tempat, sementara satu lagi adalah polisi baru, yang sempat dilarikan ke rumah sakit, namun tewas karena luka-lukanya yang parah. Lima lainnya terluka akibat ledakan itu. Mereka dievakuasi ke rumah sakit militer di Kota Alexandria.

Serangan ini terjadi hanya dua hari menjelang pilpres, di mana petahana Abdel Fattah al-Sisi yakin bisa kembali berkuasa untuk periode kedua. Al-Sisi memenangi pilpres 2014 setelah mengalahkan Muhamad Mursi.

"Saya tiba-tiba mendengar ledakan yang sangat kuat di pagi hari. Saya berlari karena takut," kata Mohamed Ismail, saksi mata seorang penjaga gedung dekat ledakan. Alexanderia merupakan kota terbesar kedua di Mesir setelah Ibu Kota Kairo.

Istana peninggalan Raja Farouk dijaga polisi (Dok Pribadi)
Istana peninggalan Raja Farouk dijaga polisi (Dok Pribadi)
***

Secara politik situasi keamanan di Mesir saat ini tidak menentu. Tulisan sebelumnya berjudul Mesir Terus Mengalir saya sudah menggambarkan. Gelagat gangguan keamanan sudah tercium sebelumnya. Ketika akan memasuki Kota Alexanderia (Sabtu, 3/3/2018) saya melihat banyak kendaraan lapis baja. Sepertinya dalam keadaan siaga, karena tentara-tentara selalu tegak dengan pandangan lantang. Di dalam gardu semacam pintu tol juga terlihat tentara mengenakan seragam militer warna cokelat.

Di luar itu, selama menjelajahi wilayah Mesir polisi bersenjata lengkap berada di mana-mana. Kalau tentara seragamnya cokelat, sedangkan polisi setempat memakai seragam warna hitam. Saya dan rombongan tujuan utamanya ziarah Al Aqsha di Palestina. Tetapi pintu menuju Palestina harus melewati Mesir, maka kesempatan mampir ini dimanfaatkan untuk jalan-jalan melihat dan ziarah ke beberapa tempat para Sahabat Nabi..

Penjagaan ketat seperti ini pasti menimbulkan rasa ingin tahu yang mendalam. Sebagai wartawan naluri saya tentu saja berkata lain. Meskipun ada seruan agar tidak memotret dari pemandu perjalanan, diam-diam saya mencuri. Memotret sembunyi dalam samaran sudah terbiasa. Yang penting tidak mencolok mata.

Hari Sabtu (3/3/2018) lalu lintas Kota Alexandria selalu padat (Dok Pribadi)
Hari Sabtu (3/3/2018) lalu lintas Kota Alexandria selalu padat (Dok Pribadi)
Sol menyamar ini ingat kisah di Timor Timur tahun 1980-an. Rombongan menyaru dengan menggunakan seragam Pramuka. Menghibur masyarakat di Fretilin, sebuah daerah yang masih dikuasai militer Indonesia.

Pada saat di atas panggung memainkan gitar akustik, tiba-tiba suara tembakan beruntun dari balik gunung. Mula-mula letusan senjata api hanya beberapa kali saja. Lama-lama makin sering, dan bunyi tembakan semakin merata.

Warga setempat biasa-biasa saja, sedangkan pemusik di atas panggung pada gemetaran. Main gitar menjadi tidak tenang, karena sebentar-sebentar menoleh ke sesama pemetik gitar yang ada di belakang. Mata masing-masing Pramuka "samaran" ini mengisyaratkan permainan harus disudahi. Di kemudian hari Timor Timur terbukti menyelenggarakan referendum. Akhirnya "Tim-Tim"lepas dari bagian Indonesia.

Hehehe...pengalaman tak terlupakan.

Kembali cerita soal Mesir. Iskandariyah atau Alexandria adalah pelabuhan utama di Mesir,terletak di pantai Laut Tengah. Dinamakan Iskandariyah sesuai pendirinya, Iskandar yang Agung, sempat menjadi kota termegah setelah Kota Roma dalam luas dan kekayaan.

Tepi Laut Mediterania bening tapi kurang tertata (Dok Pribadi)
Tepi Laut Mediterania bening tapi kurang tertata (Dok Pribadi)
Tetapi, setelah pendirian Kairo oleh penguasa Islam Mesir pada zaman pertengahan statusnya sebagai ibu kota negara berakhir.

Alexandria termasuk dari 8 kota yang pernah tenggelam dan kembali ditemukan. Kota ini tenggelam karena gempa bumi dan tsunami yang melanda daerah tersebut beberapa abad silam.

Kota Alexandria merupakan kediaman Cleopatra, ratu Mesir yang terkenal. Kota itu juga menjadi saksi sejarah hubungan Cleopatra dengan Julius Caesar, Marc Antony dan Octavius, semuanya adalah petinggi Kerajaan Romawi yang tergila-gila pada oleh Cleopatra.

Meski terbenam selama 1600 tahun, namun jejak kemewahan istana-istana di Alexandria masih bisa ditemukan oleh para arkeolog. Dikabarkan, ada sekitar 500.000 rumah ikut terbenam dalam bencana mengerikan kala itu. Ditemukan juga 25 sphinx, patung dewa-dewa juga patung Cleopatra. Penemuan lainnya adalah kapal karam serta tiang granit merah, patung wajah ayah Cleopatra, King Ptolemy XII.

Kapal pesiar berjajar di lautan Mediteriana (Dok Pribadi)
Kapal pesiar berjajar di lautan Mediteriana (Dok Pribadi)
Di Alexandria Mesir, memang banyak tempat wisata yang layak dikunjungi. Salah satunya adalah Taman Muntazah, sebuah taman yang dibuat zaman Raja Farouk, Mesir. Ada juga jembatan di atas Laut Mediterania yang cukup bagus. Jadi, selain taman, view laut pun bisa kelihatan.

Hanya saja laut dan pantai yang kelihatan dasarnya -saking beningnya, kurang dikelola secara baik.

Berada di salah satu jembatan dengan latar belakang kapal pesiar, Muhammad Rudiansyah, teman saya satu rombongan Manaya Indonesia berbisik, "Mesir sepertinya gak punya duit". Cak Mad, demikian Rudiansyah biasa dipanggil adalah lulusan Fakultas Sipil, Institut Sepuluh Nopember (ITS).

Cak Mad (kanan) foto di Jembatan Cinta Laut Mediterania (Dok Pribadi)
Cak Mad (kanan) foto di Jembatan Cinta Laut Mediterania (Dok Pribadi)
Ah, yang bener Cak Mad...  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun