Mohon tunggu...
Arifin BeHa
Arifin BeHa Mohon Tunggu... Penulis - Wartawan senior tinggal di Surabaya

Wartawan senior tinggal di Surabaya. Dan penulis buku.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Catatan Perjalanan (4), Melihat Kehebohan Anak-anak Palestina di Masjid Ibrahim

16 Maret 2018   21:07 Diperbarui: 18 Maret 2018   01:14 3071
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Umat Yahudi peziarah Nabi Ibrahim harus berpakaian khusus (Dokpri)

Menyebut nama Hebron --Palestina, rasanya tidak asing. Cobalah ketik pada mesin pencari tren gogel menggunakan kata kunci Hebron. Akan terlihat pada bulan Januari  dan Februari 2018 rasio ketertarikan grafiknya menyentuh angka 100. Pada pertengahan bulan Maret 2018 sedikit menurun.

Kota Hebron berjarak sekitar 30 kilometer arah selatan Jerusalem. Hebron merupakan salah satu pusat perdagangan. Susu, anggur, dan hasil perkebunan lainnya mendominasi pemandangan sehari-hari.

Hebron terletak di kawasan Tepi Barat Palestina yang dikuasai Israel dan komunitas Yahudi. Sejak pertama memasuki kota ini terlihat tembok mengelilingi sekaligus menutup pemukiman Palestina. Tembok beton membentang sejauh mata memandang.

Warga Palestina yang tinggal di sana berada dalam sebuah tekanan berat pihak Israel. Setiap hari Sabtu semua akses keluar-masuk tembok ditutup karena untuk peribadatan kaum Yahudi. Khusus turis harus bisa menunjukkan paspor dan visa.

Pengawasan ketat militer di kota ini merupakan salah satu simbol pendudukan Israel yang paling kejam. Padahal warga Palestina itu sudah cukup lama bermukim di sana.

Iyyat, pemandu perjalanan, menceritakan, terdapat lebih dari 200.000 masyarakat Palestina bermukim di Hebron. Warga Yahudi hanya ratusan tetapi sangat menentukan. Berkali-kali Iyyat menyebut tindakan Israel merebut tempat tinggal warga Palestina di Hebron, sebagai perbuatan "copet."

 Israel menilai Hebron sangat penting. Di kota tua tersebut terdapat situs suci umat muslim masjid Ibrahim dan makam kuno Yahudi atau yang disebut pula Gua Para Leluhur. Isarel berusaha mati-matian menguasai.

Oleh karena itu betapa marah Israel ketika Badan Warisan Dunia PBB (UNESCO) --Juli 2017 lalu mengakui kota tua Hebron menjadi situs warisan dunia milik Palestina. Israel menentang keras resolusi dengan alasan menekankan karakter Islam dari kota itu dengan mengorbankan sejarah Yahudi di sana.

Masjid (dan makam) Nabi Yunus di tengah Kota Hebron (Dokpri)
Masjid (dan makam) Nabi Yunus di tengah Kota Hebron (Dokpri)
Hebron, menurut resolusi UNESCO merupakan kota tertua di dunia, yang berasal dari periode chalcolithic atau sekitar 3.000 tahun sebelum Masehi. Kota ini sepanjang sejarahnya pernah diduduki oleh bangsa Romawi, Yahudi, dan Tentara Perang Salib.

Peribadatan Dua Umat

Dibanding tempat-tempat ziarah lainnya, Masjid Ibrahim terbilang paling ramai dikunjungi. Sebelumnya kami mengunjungi makam dan Masjid Nabi Yunus. Bangunan Masjid Nabi Yunus terbilang megah persis berseberangan dengan pemukiman warga Palestina. Berada di pinggir jalan Masjid Yunus tidak dijaga tentara. Arsitek Masjid Nabi Yunus sangat unik, seluruhnya terbuat dari batu bata seperti di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun