Mohon tunggu...
Arifin BeHa
Arifin BeHa Mohon Tunggu... Penulis - Wartawan senior tinggal di Surabaya

Wartawan senior tinggal di Surabaya. Dan penulis buku.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Cerita Sepenggal PT PAL

14 April 2017   23:12 Diperbarui: 17 April 2017   02:00 2447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PERNAH ada masa di mana anak didik sekolah dasar mendapat buku yang berisi pelajaran sejarah tentang keunggulan setiap daerah atau kota di tanah air. Kita sangat hafal, Kota Surabaya tercatat antara lain memiliki Kebun Binatang Surabaya, industri kapal PT DOK dan PT PAL.

Sangat terpateri dalam ingatan karena pelajaran itu sewaktu-waktu keluar menjadi soal setiap ulangan dan ujian sekolah. Secara fisik belum tentu anak-anak sekolah pernah singgah ke PT DOK atau PT PAL sebab untuk masuk izinnya sangat ketat. Murid sekolah lebih sering melihat Kebun Binatang Surabaya, lantaran lokasinya mudah dijangkau.

Kedua industri galangan kapal itu mempunyai sejarah sangat panjang. PT Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) perusahaan BUMN produksi kapal terbesar kedua setelah PT. PAL Surabaya (Persero), didirikan pada tanggal 22 September 1910 oleh Pemerintah kolonial Belanda. Setali tiga uang, berdirinya PT PAL Indonesia (Persero), bermula dari sebuah galangan kapal bernama Marine Establishment (ME) yang didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1939.

Seiring kecamuk perang sejak penjajahan Belanda hingga Jepang, serta kembalinya pendudukan Belanda pada masa perang kemerdekaan, maka masuk akal jika PT PAL berulangkali ganti baju. Pada tanggal 15 April 1980 status Perum resmi menjadi PT dengan nama PT PAL INDONESIA (PERSERO).

Sungguh sangat bersyukur dalam sebuah silaturahim keluarga kecil alumni Akademi Wartawan Surabaya, pada 22 Januari 2017 memiliki kesempatan bisa melihat kemegahan PT PAL. Tuan rumah pertemuan, Ahmad Soini (angkatan 1979 – mantan wartawan Suara Indonesia) salah seorang rekanan PT PAL, sehingga dengan aksesnya kami sempat berkeliling menikmati hembusan angin laut di bagian paling ujung utara Kota Surabaya.

Mula-mula kami berhenti melihat kapal “Nggapulu” milik PT Pelni yang sedang mengalami perbaikan. “Nggapulu” adalah nama sebuah gunung di Provinsi Papua. Sebagaimana diketahui PT Pelni selalu mengambil nama-nama gunung di seluruh nusantara, diabadikan menjadi nama kapal penumpang laut.

Rombongan kemudian bergeser ke galangan Divisi Kapal Niaga PT PAL Indonesia.  Decak kagum para jurnalis senior menyaksikan kapal perang Perusak Kawal Rudal  KRI “I Gusti Ngurah Rai”. Kapal ini merupakan kapal canggih kelas frigate proyek kerjasama antara PT PAL dengan Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS) Belanda memenuhi pesanan Kementerian Pertahanan Republik Indonesia.

Kapal Perang
Kapal Perang
Dari tempat satu menuju tempat lainnya, sebagian rekan yang sudah memasuki usia “kepala lima” bukan main senangnya. Sebagai jurnalis pastilah mereka pernah meliput acara  PT PAL. Tetapi itu sebatas memenuhi undangan Humas, dan sangat amat jarang tangannya dapat menyentuh bibir dermaga. Boleh dikata, seumur-umur baru kali ini mereka berkesempatan menyaksikan kapal hasil karya anak bangsa. Luar biasa, begitulah kira-kira….

Siang hari itu juga foto-foto kunjungan ke PT PAL menyebar di jagat media sosial milik kawan-kawan. Sebagai penulis Kompasiana sebenarnya punya keinginan segera menulis. Namun entah mengapa keinginan itu mendadak sirna, bahkan kalah update dengan tulisan terbaru, silaturahim di Hamzah Fansuri, Surabaya.

Ada perasaan aneh, sewaktu bulan Februari 2017 dan Maret 2017 kisah sukses PT PAL secara bertubi-tubi dirilis oleh berbagai media.

Galangan kapal selam PT PAL Indonesia di Surabaya, ditargetkan selesai akhir Februari 2017, dengan target siap digunakan untuk menyusun rangkaian dan sarana pembuatan kapal selam secara mandiri oleh Indonesia. Pembangunan infrastruktur kapal selam itu bertujuan memenuhi target pembuatan sebanyak 12 kapal selam yang dipesan Kementerian Pertahanan Republik Indonesia. Keberadaan kapal selam baru ini akan menjadi dorongan besar bagi kemampuan perang bawah Angkatan Laut Indonesia. (Antara, 12 Februari 2017)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun