Mohon tunggu...
Arifin BeHa
Arifin BeHa Mohon Tunggu... Penulis - Wartawan senior tinggal di Surabaya

Wartawan senior tinggal di Surabaya. Dan penulis buku.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menulis dari Dalam Masjid

12 Maret 2017   21:54 Diperbarui: 13 Maret 2017   22:00 859
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fisio Terapi pasien stroke oleh H. Suharto (kanan) (Dokumentasi Pribadi)

Peran masjid saat ini ibarat sebuah lembaga yang mempunyai beragam nuansa. Urat nadi kehidupannya berada satu tarikan nafas dengan masyarakat sekitarnya. Kalau tidak dicatat secara cermat seluruh perjalanan berikut segala macam kiprahnya, jangan-jangan bisa lupa.

Tulisan ini sama sekali bukan dimaksudkan untuk menjadi catatan sejarah perjalanan Masjid Al Muslimun. Tulisan ini tersusun atas “kehendak” dari Allah Swt. Kehendak itu berupa inspirasi yang muncul secara tiba-tiba, ketika akan digelar Rapat Anggota Tahunan (RAT) Koperasi tahun 2016, hari Sabtu, 11 maret 2017. Terangkum dalam tiga pandangan mata!

Pandangan pertama tertuju ke serambi masjid sisi utara. Ada dua jamaah berusia sepuh sedang tergolek dengan secara telentang. Tubuhnya membujur kepala di sebelah barat, dengan posisi wajah melihat langit-langit atap serambi. Tidak jauh dari mereka, ada dua kursi dorong berjajar rapi. Dua jamaah tersebut pernah mengalami serangan stroke. Setiap hari Sabtu mereka mengikuti terapi.

Instruktur terapi. H. Suharto, merupakan salah satu figur Pembina Yayasan Masjid Al Muslimun Rungkut Barata Surabaya. Sejak tahun 2011 H. Suharto membuka “praktek” fisio terapi. Ide itu muncul tatkala melihat banyak jamaah masjid, termasuk pengurus yayasan mengalami gangguan gerak dan gangguan ambulasi.

Mengapa praktek di masjid? “Kegiatan ini murni pengabdian sekaligus ibadah. Kita saling berbagi dan tidak berbayar” ujar H. Suharto. Pasien individu maupun kelompok setiap hendak terapi selalu dimulai shalat tahiyatul masjid. Tengah-tengahnya diisi berbagai gerakan dan pijatan, termasuk metode bridging exercise.

Bridging exercise adalah latihan mengangkat panggul, posisi lutut ditekuk dengan harapan pahanya terangkat. Pemberian metode ini berpengaruh besar terhadap perubahan peningkatan kekuatan otot pada penderita gangguan gerak, termasuk stroke.

Bagian akhir sesi terapi, H. Suharto mengajak doa bersama, tujuannya supaya meringankan derita pasien.  Menurut mantan paramedis Rehabilitasi Medis pada RS Dr. Sutomo ini, ada tiga hal penting saat berdoa. Petama harus diyakini, doa bisa langsung terkabul. Kedua, doa bisa tertunda, tapi kelak diberikan saat di akhirat, dan ketiga doa itu menghidarkan kita dari bahaya.

Melihat terapi ala H. Suharto memang unik. Setiap kehadiran terapi selalu melibatkan keluarga pasien, baik istri maupun anaknya. Ada sesi “curhat” antara keluarga pasien dengan H. Suharto. Tujuannya sekadar menciptakan keterbukaan pasien dengan keluarga. Antara pasien dan keluarga akhirnya memahami, fisio terapi bukan menyempurnakan pasien agar sembuh total, tetapi untuk mempertahankan kemampuan fisik. Pasien dan keluarganya berada dalam satu kata kunci. Dapat menerima secara ihklas.

Alhamdulillah, Masjid Al Muslimun punya sarana…

Pandangan kedua, tertuju serambi sisi selatan dan halaman masjid. Ada puluhan anak didik sekolah memakai uniform Pramuka. Ini hari krida, tentu mereka sedang mengikuti pelajaran ekstra. Siswa putri sedang bermain sambil menuntaskan tugas dari guru-guru mereka.

Sementara itu siswa putra berada di halaman masjid bermain sepakbola (baca:futsal). Mereka, di tengah terik matahari berkompetisi, saling menciptakan gol. Semangat juang tinggi, meskipun ada canda di sana-sini. Kebetulan di halaman masjid tersedia gawang mini yang bisa dipasang dan dipindah.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Foto siswa-siswi itu beredar di postingan WA Grup “Takmir Masjid Al Muslimun” dengan tulisan, Masjid Al Muslimun pun menjadi sarana menimba ilmu, baik jiwa dan raga bagi generasi penerus bangsa.

Alhamdulillah, Masjid Al Muslimun punya sarana...

Koperasi

Pandangan ketiga, tertuju pada Gedung Dakwah. Spanduk besar bertuliskan “Rapat Anggota Tahunan (RAT) Koperasi Al Muslimun Rungkut Barata Surabaya 11 Maret 2017". Dalam catatan koperasi, kegiatan ini merupakan RAT ketiga kalinya.

Koperasi dibentuk pada akhir tahun 2013 terus berupaya memberikan pelayanan kepada para anggota yang seluruhnya merupakan jamaah masjid. Salah satu tujuan koperasi, menjadi mitra usaha bagi anggota dan masyarakat kecil menengah ke bawah. Termasuk berkomitmen menjadi lembaga keuangan sesuai syariah.

Sebagian Pengurus Koperasi Al Muslimun (Dokumentasi Pribadi)
Sebagian Pengurus Koperasi Al Muslimun (Dokumentasi Pribadi)
Karena kehati-hatian dalam mengembangkan usahanya, sebelum RAT tahun buku 2016 diselenggarakan, jauh hari pengurus koperasi mendatangkan Profesor H. Suherman Rosyidi, pakar ekonomi syariah tampil sebagai nara sumber dalam panel diskusi.

Dari hasil diskusi, ternyata apa yang sudah dilakukan oleh koperasi Al Muslimun tidak menyalahi syariah, terutama dalam pemberian pembiayaan kepada anggota yang membutuhkan modal usaha. Koperasi sudah menerapkan sistem mudharobah (bagi hasil).

Alhamdulillah, Masjid Al Muslimun punya sarana…

Semenjak tulisan Kompasiana Menikmati Gerhana Matahari di Langit Al Muslimun (9 Maret 2016) dan Ngaji Internet Marketing: Sinyal Positif Menemukan Jalan Kebenaran (18 April 2016) agenda dan kegiatan dakwah semakin beragam, baik dalam skala besar maupun kecil.

Pembangunan fisik masjid juga berlanjut secara simultan. Awal tahun 2016 ruangan utama masjid sudah dilengkapi sarana pendingin (AC). Awal tahun 2017 lalu pembangunan Gedung Dakwah kembali dilanjutkan menyelesaikan bagian atas. Semuanya bertumpu dari donasi para jamaah.

Apa persisnya trend di depan, Yayasan Masjid Al Muslimun tentu bersiap diri sejak dini.  Tidak bisa dipungkiri adalah bahwa anak-anak dan orang-orang muda semakin rajin mendatangi masjid. Peluang dan tantangan sedikit demi sedikit harus dicatat.

Marilah menulis dari dalam masjid.

Artikel terkait: 1, 2  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun