Mohon tunggu...
Arifin
Arifin Mohon Tunggu... Guru - Guru Penulis

Guru biasa yang ingin terus membaca, menulis, berbagi dan bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kurikulum Merdeka, Apakah Belum Menggunakan Pendekatan Deep Learning?

24 Januari 2025   10:30 Diperbarui: 24 Januari 2025   10:28 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Siswa sedang Berdiskusi  (Sumber: Koleksi Pribadi)

Mas Nadiem (mantan Mendikbudristek) membuat gebrakan dengan kebijakan Merdeka Series-nya yang menurut saya memberikan warna inovatif (bukan sekadar upaya involutif, mengulang-ulang kebijakan) di dunia Pendidikan Indonesia. Salah satunya adalah Kurikulum Merdeka. Kurikulum Merdeka merupakan inovasi kebijakan pendidikan yang memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan dalam menyusun pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa.

Dalam implementasinya, Kurikulum Merdeka setidaknya mengacu pada Standar Proses sebagaimana diatur dalam Permendikbud Nomor 16 Tahun 2022 dan Panduan Pembelajaran dan Asesmen. Nah, pada artikel singkat ini saya ingin menganalisis, apakah dalam Kurikulum Merdeka belum menggunakan prinsip-prinsip pendekatan Deep learning?

 

Deep Learning

Pendekatan pembelajaran Deep Learning, sebagaimana disampaikan Kemendikdasmen, merupakan pendekatan yang ingin menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran berkesadaran (mindful), bermakna (meaningful) dan menggemberikan (joyful) melalui olah piker (intelektual), olah hati (etika), olah rasa (estetika), dan olah raga (kinestetik) secara holistik dan terpadu.

Dari definisi di atas, kita bisa menangkap prinsip-prinsip pembelajaran deep learning, yaitu berkesadaran, bermakna, dan menggemberikan.  Berkesadaran (mindful) merupakan pengalaman peserta didik yang diperoleh Ketika memiliki kesadaran untuk menjadi pembelajarn yang aktif dan mampu meregulasi diri. Peserta didik memahami tujuan pembelajaran, termotivasi secara instrinsik untuk belajar, serta aktif mengembangkan strategi belajar untuk mencapai tujuan.

Bermakna (meaningful) adalah prinsip pembelajaran Dimana peserta didik dapat menerapkan pengetahuannya ke dalan situasi nyata.  Peserta didik tidak hanya sekadar menguasai konten belajar, namun harus mampu mengaplikasikan pengetahuaannya. Dan prinsip ketiga adalah menggembirakan (joyful), yaitu pembelajaran yang menggembirakan dimana guru dan murid mampu menciptakan suasana belajar yang positif, menantang, menyenangkan dan memotivasi. Rasa senang dalam belajar ini membantu peserta didik terhubung secara emosional, sehingga lebih mudah memahami, mengingat, dan menerapkan pengetahuan.

Dari aspek pengalaman belajar, Kemendikdasmen menyampaikan bahwa pengalaman belajar yang harus ada dalam pendekatan deep learning setidaknya tiga, yaitu tahap memahami, mengaplikasi dan merefleksi. Tahap Memahami merupakan tahap awal peserta didik secara aktif mengkonstruksi pengetahuan agar dapat memahami secara mendalam konsep atau materi dari berbagai sumber dan konteks. Pengetahuan pada fase ini terdiri dari pengetahuan esensial (foundational knowledge), pengetahuan aplikatif (applied knowledge) dan pengetahuan nilai dan karakter (humanistic knowledge).

Tahap Mengaplikasi, merupakan tahapan pengalaman belajar yang menunjukkan aktivitas peserta didik mengaplikasikan pengetahuan dalam kehidupan secara kontekstual. Murid mengaplikasikan pengetahuan yang diperolehnya melalui pendalaman pengetahuan (extending knowledge). Sedangkan Tahap Merefleksi merupakan proses dimana peserta didik mengevaluasi dan memaknai proses serta hasil Tindakan atau praktik nyata yang telah mereka lakukan. Tahap refleksi ini melibatkan regulasi diri (self regulation) sebagai kemampuan individu untuk mengelola proses belajarnya secara mandiri, meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi terhadap cara belajar mereka.

Analisis Kurikulum Merdeka 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun