Mohon tunggu...
Arifin Basyir
Arifin Basyir Mohon Tunggu... pensiun pegawai negeri -

jujur aja n terus terang sebenarnya aq ini gaptek asli. awalnya ngenal komputer itu sebagai salah satu mainan anak (komidi puter). demikian juga tentang internet, dulunya ngenal itu sebagai makanan (instan mi, telur dan kornet). awal belajar ngenet didaftarin teman jadi anggota jamaah feisbukiyah (belakangan baru tahu kalau istilah yang bener feisbuker). ketika jadi feisbuker tiap buka akun koq ada tulisan apa yang kau pikirkan dan tuliskan sesuatu di dinding. iseng-iseng belajar nulis disitu. nulis lagi di dinding feisbuker artis tentang surat cinta dan puisi cinta. belajar terus baca koran kompas.com, disitu ada kolom komentar. iseng lagi nulis disitu. pada suatu hari mengenal kompasiana.com. ada kolom komentar yang cukup luas untuk belajar nulis. asyik juga jadi komentator. lama-lama terangsang pingin nulis artikel. waktu ada iklan blogshop, buru-buru ngedaftar. pernah ngikuti blogshop sampai 3 kali (cimart cikarang, kompas jakarta dan itb bandung). sekarang lumayan agak melek teknologi, bisa sedikit nulis n posting aja sudah untung. ya gapteknya masih ada juga sih. belum bisa membuat tautan link klik disini. semoga ada blogshop yang ngajarin gituan. kalau nggak semoga ada relawan yang mau ngajari. aku mau datangi rumahnya, hitung-hitung kopdar... gitu loh. lagian mungkin dapat kopi sungguhan....'kali

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Ekstraksi Atsiri Aromatik Kopi

21 Februari 2018   21:26 Diperbarui: 22 Februari 2018   13:52 1836
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Hasil ekstraksi blender tidak sebaik giling dan tumbuk. Extrak yang keluar kebih sedikit, seperti diiris, dipotong-potong, dicincang atau dirajang. Selain itu blender membutuhkan media air untuk proses ekstraksi nya. Hanya cocok untuk jenis sayur, buah dan rempah-rempah bumbu dapur.

Kopi tidak lazim diektraksi secara basah dengan blender. Kecuali mau disajikan ketika diseduh dengan air panas dan diaduk secara manual dengan sendok kecil. Meski tidak menutup kemungkinan ada pengusaha kafe yang menyajikan seduhan kopi dengan adukan blender, sebagai upaya ektraksi menyempurnakan cita rasa aroma yang optimal.

Kesimpulannya kenikmatan kesedapan minum kopi dipengaruhi oleh metode ektraksinya. Termasuk ektraksi selanjutnya dalam proses seduhan. Dalam hal ini temperatur air panas sedemikian rupa, tidak bergantung pada titik didih air berada di suatu tempat yang berbeda. 

Air mendidih umumnya pada 100°C di dataran rendah. Ditempat tinggi atau pegunungan air mendidih tidak sampai pada titik didih 100°C. Untuk menyeduh kopi yang ideal adakah pada kisaran 93°C. 

Orang-orang di pegunungan mempunyai naluri pengalaman yang unik. Merasasakan kenikmatan minum kopi dengan mendidihkan lagi setelah diseduh dengan air mendidih. 

Logika ilmiahnya adalah mencapai temperatur yang ideal dalam proses ektraksi zat atsiri aromatik yang terkandung dalam bubuk biji kopi. Mengingat bahwa titik didih air di pegunungan berbeda-beda, dipengaruhi ketinggian tempat, tekanan udara, konsentrasi oksigen dan kelembaban. 

Selamat menikmati minum kopi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun