Hasil ekstraksi blender tidak sebaik giling dan tumbuk. Extrak yang keluar kebih sedikit, seperti diiris, dipotong-potong, dicincang atau dirajang. Selain itu blender membutuhkan media air untuk proses ekstraksi nya. Hanya cocok untuk jenis sayur, buah dan rempah-rempah bumbu dapur.
Kopi tidak lazim diektraksi secara basah dengan blender. Kecuali mau disajikan ketika diseduh dengan air panas dan diaduk secara manual dengan sendok kecil. Meski tidak menutup kemungkinan ada pengusaha kafe yang menyajikan seduhan kopi dengan adukan blender, sebagai upaya ektraksi menyempurnakan cita rasa aroma yang optimal.
Kesimpulannya kenikmatan kesedapan minum kopi dipengaruhi oleh metode ektraksinya. Termasuk ektraksi selanjutnya dalam proses seduhan. Dalam hal ini temperatur air panas sedemikian rupa, tidak bergantung pada titik didih air berada di suatu tempat yang berbeda.Â
Air mendidih umumnya pada 100°C di dataran rendah. Ditempat tinggi atau pegunungan air mendidih tidak sampai pada titik didih 100°C. Untuk menyeduh kopi yang ideal adakah pada kisaran 93°C.Â
Orang-orang di pegunungan mempunyai naluri pengalaman yang unik. Merasasakan kenikmatan minum kopi dengan mendidihkan lagi setelah diseduh dengan air mendidih.Â
Logika ilmiahnya adalah mencapai temperatur yang ideal dalam proses ektraksi zat atsiri aromatik yang terkandung dalam bubuk biji kopi. Mengingat bahwa titik didih air di pegunungan berbeda-beda, dipengaruhi ketinggian tempat, tekanan udara, konsentrasi oksigen dan kelembaban.Â
Selamat menikmati minum kopi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H