Mohon tunggu...
Arifin Basyir
Arifin Basyir Mohon Tunggu... pensiun pegawai negeri -

jujur aja n terus terang sebenarnya aq ini gaptek asli. awalnya ngenal komputer itu sebagai salah satu mainan anak (komidi puter). demikian juga tentang internet, dulunya ngenal itu sebagai makanan (instan mi, telur dan kornet). awal belajar ngenet didaftarin teman jadi anggota jamaah feisbukiyah (belakangan baru tahu kalau istilah yang bener feisbuker). ketika jadi feisbuker tiap buka akun koq ada tulisan apa yang kau pikirkan dan tuliskan sesuatu di dinding. iseng-iseng belajar nulis disitu. nulis lagi di dinding feisbuker artis tentang surat cinta dan puisi cinta. belajar terus baca koran kompas.com, disitu ada kolom komentar. iseng lagi nulis disitu. pada suatu hari mengenal kompasiana.com. ada kolom komentar yang cukup luas untuk belajar nulis. asyik juga jadi komentator. lama-lama terangsang pingin nulis artikel. waktu ada iklan blogshop, buru-buru ngedaftar. pernah ngikuti blogshop sampai 3 kali (cimart cikarang, kompas jakarta dan itb bandung). sekarang lumayan agak melek teknologi, bisa sedikit nulis n posting aja sudah untung. ya gapteknya masih ada juga sih. belum bisa membuat tautan link klik disini. semoga ada blogshop yang ngajarin gituan. kalau nggak semoga ada relawan yang mau ngajari. aku mau datangi rumahnya, hitung-hitung kopdar... gitu loh. lagian mungkin dapat kopi sungguhan....'kali

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Segitiga Bermuda Indonesia : Spekulasi Mengungkap Tragedi Kecelakaan Pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak.

16 Mei 2012   05:07 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:14 2854
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Entah sudah yang keberapa kali kecelakaan pesawat terbang yang terjadi di kawasan pegunungan antara gunung gede pangrango, gunung halimun dan gunung salak. Kasus terbaru yang merupakan tragedi paling banyak merenggut korban jiwa masih dalam proses penanganan adalah kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 buatan Rusia. Pesawat yang sama sekali baru dan masih dalam misi promosi mengangkut penumpang undangan para calon pembeli, pejabat pemerintah dan perwakilan berbagai perusahaan penerbangan serta para wartawan media cetak dan elektronik.

Banyak beredar spekulasi tentang penyebab jatuhnya pesawat, mulai dari human error, faktor cuaca, spesifikasi teknis, sabotase, pembajakan, terorisme dan persaingan bisnis sampai-sampai alasan yang dipolitisir ikut mewarnai. Bahkan lebih dari itu adanya spekulasi alasan yang mengarah pada hopotesis sakral, supranatural, magik, klenik atau apapun namanya yang mungkin dianggap tidak rasional dalam kehidupan modern masa kini.

Kalaupun ada pemahaman alasan yang berbau magik hendaknya disikapi secara bijak dan diterima sebagai acuan yang mengarah pada prakiraan yang rasional didukung oleh fakta-fakta iptek yang dapat dipertanggung jawabkan. Sebagaimana ajaran agama member arahan symbol atau pertanda memandu pembuktian dari alam spiritual kealam nyata. Taruhlah misalnya makhluk halus dalam dunia spiritual bernama jin, setan, iblis, peri, dsb yang sering dihubungkan dengan kejadian-kejadian yang sulit diungkapkan. Kini sebagian makhluk halus tersebut mungkin sudah dapat diungkap melalui pemikiran dan pembuktian ilmiah. Sebut saja misalnya dalam kehidupan mikrobiologi dikenal adanya makhluk halus microorganism bernama bakteri, virus, parasit, jamur, dsb yang belum semuanya dapat diungkap.

Hipotesis sakral sehubungan kecelakaan pesawat terbang di kawasan pegunungan yang terjadi berkali-kali sebagaimana kali ini, sampai-sampai ada yang beranggapan atau menghubung-hubungkan dengan misteri kecelakaan yang terjadi atau menimpadi kawasan yang dikenal Segitiga Bermuda. Karena itulahtidak berlebihan kiranya kalau disebut bahwa kawasan yang cukup sering terjadi kecelakaan pesawat terbang di kawasan segitiga antara gunung gede pangrango, gunung halimun dan gunung salak disebut sebagai Segitiga Bemuda Indonesia.

Namun hendaknya hipotesis sakral yang benar-benar berhubungan dengankeberadaan makhluk halus ditahan dulu, sementara dipakai dulu sebagai acuan untuk memandu pemikiran rasional yang didukung oleh data dan fakta iptek yang dapat dipertanggung jawabkan.Taruhlah memang ada dan akui ada suatu kekuatan yang tidak terlihat menarik pesawat terbang yang melintas diatasnya dan berakibat kecelakaan penerbangan. Kejadian itu sudah berkali-kali ditempat yang relative sama atau seputarnya.

Mengacu pada teori hukum fisika bahwa bumi bermuatan listrik negative dan gumpalan awan yang nota bene terdiri dari molekul-molekul air bermuatan positif dan negative di kutub lainnya. Kutub yang bermuatan sama saling menolak dan kutub berlawanan saling menarik, fenomena alam ini dikenal dengan sebutan petir atau halilintar dan menimbulkan suara yang dinal sebagai geledek. Mengacu pada kumpulan awan yang mempunyai dua kutub bermuatan listrik berlawanan positif dan negative, maka mungkin bumi juga demikian. Artinya tidak seluruh bagian bumi bermuatan listrik negative sebagaimana pemahaman selama ini.

Boleh jadi pada bagian bumi tertentu misalnya di kawasan pegunungan terdapat bagian yang bermuatan listrik positif. Apalagi secara faktual di pegunungan banyak kandungan air dan bahan-bahan tambang mineral logam a.l, besi, emas, perak, seng, almunium, platina, tembaga, timah, dsb yang dikenal sebagai konduktor aliran listrik. Pesawat terbang yang dibuat dari berbagai bahan logam sebagaimana bahan-han tambang tersebut dan nyata-nyata bermuatan listrik, dapat saja seperti fenomena kumpulan awan yang membentuk kutub bermuatan listrik positif dan negative.

Di pegunungan yang notabene berdekatan dengan magma mempunyai kandungan enerji geothermal yang amat dahyat kekuatannya. Dapat dibayangkan bahwa bagaimana dahsyatnya kekuatan alam pegunungan apalagi perpaduan tiga gunung bertetangga dan bersahabat di segitiga bermuda Indonesia. Bayangkan segitiga itu membentuk kerucut dan membentuk medan magnet raksasa dan mengandung gelombang elektromagnetik yang sangat luar biasa kekuatannya dalam bentuk gaya sentrifugal. Fenomena alam ini terlihat ketika terjadi petir di pegunungan lebih besar dan lebih sering. Bahkan masih belum terlihat mendung, suara gemuruh dan kilatan cahaya petir seringkali sudah dapat dirasakan.

Kecelakaan pesawat terbang seringkali juga dihubungkan dengan cuaca jelek atau adanya kabut, mendung awan hitam yang pekat. Artinya kekuatan alam listrik, medan magnit dan gelombang elektromagnetik dalam kekuatan sangat besar-besarnya. Bukan tidak mungkin bahwa kekuatan alam yang dahsyat ini menarik peswat terbang yang melintas diatas pegunungan atau imbas loncatan enerji muatan listrik antara bumi dan angkasa tempat keberadaan kumpulan awan. Bukan tidak mungkin pula kekuatan alam yang memang tidak nampak inilah yang dianggap sebagai makhluk halus penunggu gunung yang meminta korban dalam cerita mitos yang skcral, gaib, magic, klenik, dsb apapun namanya.

Barangkali segeralah para pakar ahli-ahli geofisika, geothermal, mitigasi, geologi, geografi dsb meneliti dan membuktikan keberadaan dan kekuatan makhluk halus di segitiga bermuda Indonesia. Sehingga dapat dikendalikan dan tidak lagi memakan korban jiwa manusia. Semogapara penumpang dan awak pesawat SSJ 100 yang merupakan jumlah terbesar selama ini adalah adalah persembahan korban terakhir bagi makhluk halus penunggu kawasan segitiga bermuda Indonesia gunung gede pangrango, gunung halimun dan gunung salak. Inna lillahi wa inna illaihi rojiun. Semoga bukan pengorbanan yang sia-sia, semoga menggugah mata hati orang-orang yang ditinggalkan untuk menjinakkan makhluk halus yang terus menerus meminta korban tersebut.

Tags. sukhoijatuh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun