Mohon tunggu...
Arifin Basyir
Arifin Basyir Mohon Tunggu... pensiun pegawai negeri -

jujur aja n terus terang sebenarnya aq ini gaptek asli. awalnya ngenal komputer itu sebagai salah satu mainan anak (komidi puter). demikian juga tentang internet, dulunya ngenal itu sebagai makanan (instan mi, telur dan kornet). awal belajar ngenet didaftarin teman jadi anggota jamaah feisbukiyah (belakangan baru tahu kalau istilah yang bener feisbuker). ketika jadi feisbuker tiap buka akun koq ada tulisan apa yang kau pikirkan dan tuliskan sesuatu di dinding. iseng-iseng belajar nulis disitu. nulis lagi di dinding feisbuker artis tentang surat cinta dan puisi cinta. belajar terus baca koran kompas.com, disitu ada kolom komentar. iseng lagi nulis disitu. pada suatu hari mengenal kompasiana.com. ada kolom komentar yang cukup luas untuk belajar nulis. asyik juga jadi komentator. lama-lama terangsang pingin nulis artikel. waktu ada iklan blogshop, buru-buru ngedaftar. pernah ngikuti blogshop sampai 3 kali (cimart cikarang, kompas jakarta dan itb bandung). sekarang lumayan agak melek teknologi, bisa sedikit nulis n posting aja sudah untung. ya gapteknya masih ada juga sih. belum bisa membuat tautan link klik disini. semoga ada blogshop yang ngajarin gituan. kalau nggak semoga ada relawan yang mau ngajari. aku mau datangi rumahnya, hitung-hitung kopdar... gitu loh. lagian mungkin dapat kopi sungguhan....'kali

Selanjutnya

Tutup

Politik

Seputar Modis Kompasiana:'Sang Juru Selamat' pernah Keseleo Lidah, Menimbulkan Kontroversi

28 Februari 2011   01:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:13 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Manusia tidak lepas dari salah maka jangan takut salah, atau tak ada gading yang tak retak atau sepandai-pandai tupai melompat suatu ketika jatuh pula, begitu kata peribahasa. Demikian pula yang pernah terjadi pada tokoh politisi ketua para wakil rakyat pak Marzuki Ali beberapa waktu yang lalu. Salah ucap atau salah mengartikan ucapan beliau pada waktu itu, ketika terjadi bencana alam bertubi-tubi, tanah longsor wasior, gunung merapi meletus serta gempa dan tsunami yang menghempas pulau nias.

Tersiar kabar waktu itu adalah pernyataan pak Marzuki Ali yang mengatakan bahwa :'kalau tidak mau tertimpa bencana, ya jangan tinggal di daerah bencana'. Keseleo lidah atau suatu kepanikan atau terkesima oleh bencana yang melanda atau apapun alasannya, ucapan itu adalah suatu yang konyol tentunya. Tak mengherankan jika mengundang kontroversi atau polemik di media masa.

Seandainya itu suatu kesalahan, semoga sekali itu saja terjadi menimpa pak Marzuki Ali. Kalaupun pada modis tidak mau menjawab tentang prediksi sosok pemimpin atau seandainya beliau terpilih menjadi pemimpin yad, tentunya sesuatu yang sifatnya lebih berhati-hati jangan sampai tersandung batu untuk kedua kali, barangkali. Seandainya kalaupun ada pertanyaan, jangan ada jawaban 'kalau tidak mau sengsara atau berhasil menjadikan rakyat sejahtera, ya jangan menjadi bagian dari rakyat jelata di negeri ini', misalnya

Tags : Marzuki Ali, modis kompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun