Mohon tunggu...
Arifin Basyir
Arifin Basyir Mohon Tunggu... pensiun pegawai negeri -

jujur aja n terus terang sebenarnya aq ini gaptek asli. awalnya ngenal komputer itu sebagai salah satu mainan anak (komidi puter). demikian juga tentang internet, dulunya ngenal itu sebagai makanan (instan mi, telur dan kornet). awal belajar ngenet didaftarin teman jadi anggota jamaah feisbukiyah (belakangan baru tahu kalau istilah yang bener feisbuker). ketika jadi feisbuker tiap buka akun koq ada tulisan apa yang kau pikirkan dan tuliskan sesuatu di dinding. iseng-iseng belajar nulis disitu. nulis lagi di dinding feisbuker artis tentang surat cinta dan puisi cinta. belajar terus baca koran kompas.com, disitu ada kolom komentar. iseng lagi nulis disitu. pada suatu hari mengenal kompasiana.com. ada kolom komentar yang cukup luas untuk belajar nulis. asyik juga jadi komentator. lama-lama terangsang pingin nulis artikel. waktu ada iklan blogshop, buru-buru ngedaftar. pernah ngikuti blogshop sampai 3 kali (cimart cikarang, kompas jakarta dan itb bandung). sekarang lumayan agak melek teknologi, bisa sedikit nulis n posting aja sudah untung. ya gapteknya masih ada juga sih. belum bisa membuat tautan link klik disini. semoga ada blogshop yang ngajarin gituan. kalau nggak semoga ada relawan yang mau ngajari. aku mau datangi rumahnya, hitung-hitung kopdar... gitu loh. lagian mungkin dapat kopi sungguhan....'kali

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Teror Misteri Mengusik Ketenangan dan Kenyamanan Hidup

4 Juli 2014   00:25 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:35 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

‘Sungguh aku tak habis pikir dijaman modern begini masih ada orang berak disebarang tempat dan membuang kotoran tidak pada tempatnya”. Keluh seorang sahabat blogger pada suatu hari beberapa tahun lalu, ketika pada suatu hari menemui kotoran tinja yang terbungkus plastik kresek dihalaman rumahnya. Rumah sederhana cicilan melalui KPR-BTN seorang sahabat waktu itu memang belum ditempati secara permanen, setelah ditinggalkan oleh pengontrak yang sejak awal tinggal disitu. Sementara sahabat itu selama ini tinggal di rumah dinas yang disediakan instansi pemerintah tempatnya bekerja.

Waktu itu sahabat itu hanya mengira adalah perbuatan tukang bangunan yang bekerja ditempat rumah yang belum memiliki sumber air sendiri, meski setiap bangunan siudah dilengkapi sumur pantek yang memang tidak semuanya berfungsi dengan baik. Harus berusaha lagi membuat sumur bor  atau sumur gali, selain membenahi bagian rumah lainnya yang aslinya memang dibuat sederhana sesuai kelasnya.

Kejadian yang ‘kurang ajar’ itu ternyata berulang kembali dan bahkan kali ini cukup misterius dengan buangan benda lain berupa pakaian bekas anak perempuan, terjadi dua kali selang waktu sekitar 1-2 bulan serta berada di dihalaman belakang rumah. Susunan rumah berbentuk kopel dua rumah menempel dan masing=masing kopel berbatas tembok dan ruang terbuka sekitar 2 X 11 m, berikut halaman depan sekitar 6x9 m di masing-masing rumah. Belakang rumah berbatas tembok setinggi sekitar 3 m dan halaman sekitar 2x9 m dengan rumah yang menghadap berlawanan yang kebetulan beda RT. Ruang terbuka dan halaman belakang itu kini sudah banyak berubah fungsi menjadi bangunan kamar dan garasi kendaraan maupun tempat usaha.

Pada suatu hari ketika sahabat itu menengok atau pulang kerumahnya, didapati dibelakang rumah ada pakaian bekas anak perempuan berupa celana dalam dan celana panjang  seukuran anak berumur 7-10 tahun. Celana panjang itu berada di tali jemuran dan celana dalam tergolek di tanah dibawah tali jemuran. Sahabat itu hanya mengira bahwa pakaian bekas itu terbawa angin dari jemuran tetangga yang punya jemuran dilantai atas rumahnya. Selang satu rumah lain kopel memang terlihat ada jemuran diatas dan mempunyai anak perempuan seumur ukuran pakaian itu.

Berselang waktu sekitar 1-2 bulan kemudian tepatnya Senin 23 uni 2014 atau seminggu sebelum bulan puasa yang sedang kita jalani ini, kejadian misterius itu berulang kembali dan lebih nyata kesengajaan serta kurang ajarnya. Pada posisi yang sama ada pakaian bekas anak perempuan, kaos singlet tergantung di tali jemuran dan celana dalam tergolek ditanah dibawah tali jemuran. Sebelahnya terdapat bungkusan tas kresek putih terikat satu simpul. Penasaran dengan apa isinya, pelan-pelan dibuka tas kresek putih itu. Astaga, celana panjang anak perempuan berbau tinja yang menyengat. Tiinja tidak berada pada posisi dubur bila terkena mencret misalnya, tetapi menempel diberbagai permukaan kain celana panjang anak perempuan tsb.

Pengakuan sahabat ini mengenal tidak akrab dengan tetangga sebelah kanan rumah yang satu kopel. Ruang  terbukanya menjadi bangunan berlantai dua, tetapi jemuran dibawah dan ruang terbuka halaman belakang rumah juga dihabiskan untuk perluasan bangunan kamar, tertutup rapat mepet batas tembok kopel. Sementara rumah sebelah kirinya belum berpenghuni, hanya sesekali ditengok oleh orang penjaganya. Ruang terbuka belakang rumah ini juga sudah habis menjadi bangunan dengan batas tembok yang tinggi. Artinya kecil kemungkinan benda misterius itu berasal dari tetangga sebelah menyebelah rumah, tetapi dari tatangga belakang rumah yang menghadap berlawanan dan beda RT.

Sedangkan rumah kopel dibelakang yang menghadap berlawanan dan beda RT, sebelah rumah juga belum berpenghuni, masih asli ruang terbuka belakang dan samping. Sesekali ada orang yang datang membersihkan tanaman liar yang tumbuh di ruang terbukanya.  Sementara itu sahabat ini tidak mengenal sama sekali dengan penghuni rumah dibelakang yang berlawanan menghadap dan beda RTnya. Batas tembok belakangnya masih mempunyai ruang terbuka dan memungkinkan untuk melongok dengan naik tangga atau melemparkan sesuatu benda melintas batas tembok setinggi sekitar 3 m. Benda misterius itu kemudian dibuang kembali berada dibelakang rumah kosong tsb. Kebetulan rumah sahabat ini membelakangi satu kopel atau dua rumah yang patut diduga asal muasal benda misterius tsb.

Kejadian yang cukup misterius itu tentu mengusik ketenangan dan kenyamanan sahabat tersebut, padahal dia merasa tidak mempunyai musuh atau pesaing atau apapun istilahnya. Sahabat ini sudah pensiun sejak dua tahun silam dan sementara ini single parent serta tinggal sendirian, anak perempuan satu-satunya kuliah di kota lain yang jauh dan tinggal dirumah kos. Rumah cicilan itu dulu awalnya dibeli melalui fasilitas kedinasan, tapi sekarang sudah banyak diperjual belikan dengan orang lain yang bukan berasal dari satu kementerian. Sehingga penghuni yang sekarang sudah heterogen dari berbagai kalangan, selain banyak pula penghuni pendatang yang menyewa atau kontrak.

Kejadian misterius itu lebih semakin kental dengan mistis oleh penuturan salah seorang tetangga sahabat yang berjarak sekitar 100 m dari rumahnya, mengatakan bahwa diwilayah beda RT sebelah belakang rumah yang menghadap berlawanan itu, masih ada dan pernah dijumpai adanya kejadian misterius lain berupa ‘babi ngepet’. Yaitu penampakan yang diyakini sebagai upaya mencari kekayaan dengan cara pintas yang tidak wajar dari seseorang. Ketika dikejar oleh orang peronda malam dan beberapa orang yang begadang waktu itu, babi ngepet itu menghilang juga secara misterius. Perlu diketahui bahwa RT yang dimaksud selain berbatasan dengan RT sahabat, juga berbatasan dengan kuburan warga perumahan dan ladang kampung sebelah luar perumahan serta  kali Pesanggrahan, salah satu kali yang dikenal dituduh sebagai salah satu pemasok banjir sebagian warga Jakarta.

Adakah diantara para pembaca yang berkenan memberi masukan saran tentang apa maksud dari orang yang melakukan perbuatan diluar kewajaran semacam ini? Apakah ini perbuatan ilmu hitam yang bermaksud mencelakakan orang lain atau bermaksud jahat lain? Adakah tempat konsultasi untuk mengadukan kejadian semacam ini? Demikian sahabat ini mengakhiri kisahnya, sebagaimana diceritakan kepada Blogger Reporter anda melaporkan.

Tags : teror, mistis

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun