Mohon tunggu...
Arif Hendra Wibowo
Arif Hendra Wibowo Mohon Tunggu... -

Berjalan sesuai arah, bukan arahan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ahok Dibuli Gerakan Pendukung Korupsi?

16 Maret 2015   11:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:35 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ahok terus dibuli oleh pihak-pihak yang tidak suka dengan langkah dan gebrakan yang dilakukannya selaku Gubernur DKl Jakarta. Asasinasi karakter terhadap Ahok dilakukan dengan dua cara. Di atas permukaan, dilakukan melalui aksi politik dan pembentukan opini oleh wakil rakyat Jakarta. Sementara, di bawah tanah, berbagai cerita fiksi dibangun oleh para profesional yang ahli merekayasa isu dan opini.

Gencarnya gerakan asasinasi karakter Ahok ini makin terasa setelah Sang Gubernur mengguncang Kantor DPRD DKI Jakarta. Ahok yang mengungkap adanya dana siluman dalam RAPBD DKI Jakarta 2015 membuat grogi sebagian anggota DPRD DKI. Mereka pun balas menggertak dengan move interpelasi.

Panitia hak angket dibentuk. Tapi, Ahok yang selon pun tak gentar. "Silahkan interpelasi," tantang Ahok.

Menyikapi keberanian ini, lawan-lawan Ahok mengambil langkah lain. Panitia Hak Angket DPRD DKI Jakarta menyatakan akan memanggil istri Ahok, Veronica Tan. Alasan pemanggilan, awalnya dikatakan terkait penyaluran dana CSR, namun belakangan juga dikaitkan dengan penataan kota tua. Di sini, Ahok dituding melakukan nepotisme dan penyalahgunaan wewenang.

"Sekarang angket APBD berubah jadi angket kota tua. Bingung saya," kata Ahok. Pakar hukum tata negara, Margarito Kamis, juga bingung dengan tindakan panitia hak angket terhadap istri gubernur. "Sulit dapat logika hukumnya. Fokus hak angket itu kan APBD," kata Margarito.

Ahok juga dituding menyalurkan dana CSR melalui Ahok Centre. Isu ini, di atas permukaan, diangkat oleh M. Sanusi, anggota DPRD DKI dari Gerindra yang juga Ketua Komisi D. Mendukung itu, di media sosial yang terbuka seperti Kompasiana, muncul cerita penuh bumbu yang berusaha meyakinkan pembaca bahwa Ahok sosok yang juga korup.

"Kamu cari deh di seluruh dunia, ada enggak Ahok Center? Itu cuma relawan yang gaya-gayaan tulis Ahok Center," kata Ahok memberikan bantahan kepada media. Ahok bilang, semua CSR yang diberikan kepada Pemprov DKI langsung diurus oleh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait, maupun Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) DKI. "Bisa enggak Ahok Center kalau enggak ada (lembaganya), terima duit? Ada rekening bank enggak dengan nama Ahok Center?" kata Ahok, seperti diberitakan Kompas.com (13/03/15).

Upaya pembunuhan karakter terhadap Ahok, selain diarahkan ke keluarga, yang biasanya menjadi titik lemah seorang tokoh dan selalu jadi incaran lawan, juga mulai mengorek latarbelakang Ahok sebagai profesional. Ahok dikatakan  membela dan bahkan berbohong untuk mantan bosnya di perusahaan tempat dia menjadi konsultan duIu.

Soal ini, Ahok telah membantah kalau dirinya pernah menjadi konsultan PT Agung Podomoro Land. "Bukan konsultan, saya kenal semua kok. Kalau ngomong begitu, tuduhan itu tidak masuk akal ya," ujar Ahok kepada wartawan di Balaikota (13/11/13).

Menurut Ahok, rasanya janggal tuduhan itu jika melihat posisinya saat itu hanya sebagai wagub. "Saya kan wagub, kalau Pak Jokowi dibilang bekas konsultannya AP Land boleh, kan nggak masuk akal," kilahnya.

Hingga saat ini, penulis termasuk orang yang masih percaya kalau gubernur Ahok ini adalah tokoh bersih yang berintegritas tinggi. Alasannya sederhana. Ahok, bagi penulis, terlaIu berani. Nekad. Babat sini, babat sana. Akibatnya, bikin musuh di sana-sini.

Penulis yakin bahwa tulisan-tulisan yang bernada negatif tentang Ahok merupakan upaya untuk menjelek-jelekkan gubernur betawi yang sedang melawan korupsi ini. Semua telah dibantah Ahok. Dan, belum satu pun isu yang dihembuskan tersebut ditindaklanjuti oleh yang berwenang secara hukum.

Sulit membayangkan, jika Ahok yang seradak-seruduk bak buldozer, banyak musuh, ternyata setali tiga uang dengan mereka-mereka yang menjadi lawannya. Kalau ternyata tudingan lawan terhadap Ahok itu benar, maka Ahok bakal dibantai habis menjadi paria dan negeri ini pantas disebut sebagai negeri para penipu. Negeri para koruptor. Gila. Semoga tidak demikian..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun