Mohon tunggu...
Arif R. Haryono
Arif R. Haryono Mohon Tunggu... -

terkadang menulis, jarang bekerja, seringnya melamun dan bermimpi di siang bolong:....

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Janji Usang ‘TV Plasma’ dan Kegalauan Juventini

12 Desember 2012   10:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:47 860
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Bagi Juventini seperti saya, pencapaian scudetto musim 2011/2012 adalah sebuah prestasi yang cukup membanggakan. Untuk pertama kali, semenjak ‘degradasi paksa’ yang dilakukan oleh FIGC 2006 silam, itulah pertama kalinya Juventus mengangkat tropi kasta tertinggi liga Italia.

Makin romantis, tropi scudetto musim lalu adalah tropi terakhir il Capitano Alessandro Del Piero berseragam hitam-putih.

Terlepas dari kisah kegemilangan tersebut, adakah berlebihan jika saya nyatakan bahwa scudetto musim lalu banyak disumbang oleh ‘keberuntungan’ ketimbang performa pemain – khususnya striker – Juventus? Faktor laintentunya rival Juventus yang tidak lagi pada level ‘menakutkan’.

Betul, AC Milan masih diperkuat oleh Zlatan Ibrahimovic dan Thiago Silva, tetapi kebanyakan starting line-up AC Milan 2011/2012 dihuni oleh pemain dengan rerata umur di atas 30-an tahun. Untuk menyebut beberapa seperti Ambrossini, Seedorf dan Gattuso. Inter Milan setali tiga uang. Pasca ditinggal Mourinho Inter laiknya klub yang kehilangan jati diri dan identitas permainan. Meski masih diperkuat Diego Milito atau Wesley Sneijder namun tidak terasa lagi gelar klub berlabel treble champion. Konon katanya.

Thus, meski tidak dihuni dengan jajaran striker kelas top, Juventus mampu meraih gelar juara berbekal soliditas lini belakang dan lini tengah yang trengginas. Lemahnya sektor penggedor dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Statistik Striker Juventus musim 2011/2012

Nama

Main

Gol

Rata-Rata Gol/Main

Mirko Vucinic

32

9

0,28

Alessandro Del Piero

23

3

0,13

Fabio Quagliarella

23

4

0,17

Alessandro Matri

31

10

0,32

Marco Boriello

13

2

0,15

Sumber: Soccerway.com. Diolah oleh penulis

Tidak ada striker Juventus yang mampu membukukan rerata gol/pertandingan di atas angka 0,50. Statistik terbaik penyerang dipegang oleh Alessandro Matri dengan 10 gol dari 31 kali pertandingan. Sisanya? Tidak ada yang pantas menyandang gelar “penyerang top” di sebuah klub elit Liga Eropa.

Tak heran, hampir setiap jurnalis media (baik lokal Italia maupun Internasional) yang melakukan evaluasi atas pencapaian Juventus musim 2011/2012 menempatkan striker top sebagai kebutuhan utama Juventus untuk dapat berbicara lebih keras di ajang kejuaraan liga benua biru, sembari pada saat bersamaan mempertahankan gelar juara liga tentunya.

Beppe Marotta = Politisi Picisan?
Kegalauan fans bukan tak didengar. Sebuah ‘TV Plasma’ akan datang, meminjam kalimat Presiden Juventus, Andrea Agnelli satu waktu

Operasi darat mulai dilancarkan. Fabio Paratici bergerilya mencari striker kelas dunia yang dirasa cocok dengan skema permainan Antonio Conte. Andrea Agnelli, melalui Pavel Nedved, menyambung jalinan mega transfer Juve tersebut melalui tangan salah seorang agen dunia, Mino Raiola. Sebelumnya, santer terdengar kabar hubungan Mino Raiola dengan Juventus tidak harmonis, padahal Raiola-lah yang memegang lisensi agen banyak pemain top dunia.

Nama-nama bertebaran di sudut rubrik media melalui un-official Juve's spokeperson, Beppe Marotta. Edinson Cavani, Robin van Persie, Robert Lewandowski, Luis Suarez, Fernando Llorente, Stevan Jovetic bahkan hingga ‘the lost boy’ Mario Balotelli menjadi kandidat pengisi satu pos di lini depan pemegang gelar terbanyak liga italia sebanyak 30 kali ini.

Fans sumringah. Suaranya didengar. Nama-nama tersebut sedikit banyak membuncahkan optimisme Juventus dapat melaju jauh di kompetisi UEFA Champions League.

Nama paling santer yang dihubungkan dengan Juventus tentu saja Robin van Persie. Ketidakbetahan dirinya sebagai seorang pemain sepakbola profesional yang minim gelar, mengalahkan hal romantis semacam ‘loyalitas’ kepada Arsenal, Gooners, dan Arsene Wenger. Ia tak mau perpanjang kontrak, Juventus menjadi target pelabuhan karirnya. Beppe Marotta mulai mengumbar senyum, jerih payahnya mulai dinilai positif dan ia dapat secepatnya lepas dari bayang-bayang ‘the transfer guru of Juventus’ Luciano Moggi

Dan kita pun semua tahu dengan akhir kisah sang ‘TV Plasma’ tersebut. Tak ada satupun dari nama-nama yang diumbar oleh Beppe Marotta hinggap di Vinovo. Untuk menambah kabar buruk, berikut performa striker-striker mantan incaran Juventus hingga pekan ke-16.

Statistik Striker Incaran Juventus Transfer Musim Dingin 2012/2013 (hingga pekan ke-16)

Nama

Klub

Main

Gol

Assits

Rata-Rata Gol/Main

Robin van Persie

M. United

16(4)

11(3)

4(0)

0,70

Stevan Jovetic

Fiorentina

11

6

3(0)

0,54

Robert Lewandowski

B. Dortmund

15(6)

9(4)

2(1)

0,62

Edinson Cavani

Napoli

13 (5)

11(7)

0

1

Luis Suarez

Liverpool

15 (6)

10 (2)

2(0)

0,57

Fernando Llorente

At.Bilbao

9(8)

1(1)

1(2)

0,12

Mario Balotelli

M. City

13 (4)

1(1)

0(1)

0,12

Sumber: diolah dari berbagai sumber. Keterangan: angka adalah data pertandingan resmi liga lokal. Angka dalam kurung untuk liga eropa

Terlepas dari performa buruk Llorente yang dibekukan oleh Marcelo Bielsa dan Mario Balotelli yang kerap jadi penghuni bangku cadangan Manchester City, semua pemain yang pernah diincar oleh Marotta menunjukkan kinerja positif dan kerap menjadi penentu kemenangan tim.

Sekarang, bandingkan kinerja pemain tersebut dengan striker penghuni lini depan Juventus saat ini.

Data Statistik Striker Juventus 2012/2013

Nama

Main

Gol

Assits

Rata-Rata Gol/Main

Mirko Vucinic

13(5)

2(1)

4(0)

0,16

Sebastian Giovinco

14(6)

5(2)

3(0)

0,35

Fabio Quagliarella

10(4)

6(3)

1(0)

0,64

Alessandro Matri

8(5)

1(0)

0(1)

0,08

Nicklas Bendtner

8(1)

0

0

0

Sumber: diolah dari berbagai sumber. Keterangan: angka adalah data pertandingan resmi liga lokal. Angka dalam kurung untuk liga eropa

Selain Fabio Quagliarella, tidak ada pemain lagi yang statistik permainannya mendekati Luis Suarez, Lewandowski, van Persie, bahkan Edinson Cavani. Fabio bahkan kerap dilanda satu persoalan mendasar, konsistensi. Satu pertandingan bisa menjelma menjadi seorang prima punta handal, pekan berikutnya tak lebih seorang pesakitan di lini depan.

Adakah Andrea Agnelli, Antonio Conte, Beppe Marotta tak sadar dengan kondisi ini? Saya tak yakin. Banyak pertimbangan dapat diutarakan  -- yang bisa jadi kita tidak tahu. Faktor-faktor esensial seperti menjaga neraca keuangan klub pasti menjadi pertimbangan, tetapi tidakkah klub mau berinvestasi sedikit dengan membebankan pemain dengan gelar juara?

Selamat ber-galau ria, duhai Juventini!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun