Mohon tunggu...
Arif R. Haryono
Arif R. Haryono Mohon Tunggu... -

terkadang menulis, jarang bekerja, seringnya melamun dan bermimpi di siang bolong:....

Selanjutnya

Tutup

Politik

“Bunga Bunga” Silvio Untuk Nurdin

21 Januari 2011   03:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:20 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Milan, Italia
Silvio Berlusconi. Seorang yang mengaku demam bola, khususnya sepakbola Italia, akan mengenal nama ini. Ia adalah satu contoh tokoh dunia yang berhasil memadukan kesenangan personal dengan kepentingan pribadi. Ia menjadi pejabat tinggi negara melalui jalur sepakbola

Ya, ia adalah pemilik klub kenamaan Italia, AC Milan dan pada saat bersamaan PM Italia berkuasa saat ini. Data nasional Italia mencatatnya sebagai orang kedua terlama yang menjabat posisi tersebut (1994-1995, 2001-2006, 2008-sekarang). Masa kepemimpinannya diselimuti berita skandal, jika tak mau disebut kontroversial, terutama pada chapter kehidupan pribadinya. Yang paling lawas adalah skandal pesta seks yang melibatkan anak di bawah umur. Silvio menyebut pesta itu dengan “Bunga Bunga”. Kini, ia sedang menghadapi pemeriksaan intensif oleh pejabat berwenang terkait skandal tersebut. Pelibatan anak dibawah umur pada kegiatan seksualitas dianggap melanggar hukum oleh pemerintah Italia. Impeachment? Sangat memungkinkan!

Bali, Indonesia
Nurdin Halid. Namanya sangat tenar dan harum semenjak entah saya tidak mengetahuinya. Ia menjadi Ketua Umum asosiasi sepakbola selama dua masa periode (dan saya mengasumsikan sedang mengincar periode berikutnya. (Wallahualam dengan taktik apa), di mana selama kurun waktu jabatannya berhasil “memindahkan” kantor PSSI dari Senayan ke Cipinang. Kebijakan ini kemudian dianugerahi oleh media kenamaan Inggris, The Guardians sebagai “FA Chairman of The Year”. (“Bung Halid, saya yakinkan anda tak perlu sumringah dengan gelar ini”)

Pengusaha sukses dari daerahnya, petinggi salah satu parpol besar di Indonesia. Mimpinya besar, Indonesia mampu menyelenggarakan pesta sepakbola dunia pada 2012. Namun gagal di proses bidding. Saya tebak karena ia sibuk mengurus liga lokal “profesional”nya.Hidupnya penuh dengan kontroversi, jika tak mau disebut dengan skandal.

Saya tidak tahu indikator perbuatan “skandal” di Indonesia. Masing-masing kita tentu memiliki takarannya sendiri. Apa membuat video porno bersama artis-artis cantik bisa dikatakan skandal? Dituduh melakukan kebohongan publik oleh pemuka agama adalah skandal nasional? Atau memasang sendiri spanduk dukungan dan pujian di hadapan 80 ribu pasang mata yang mencemoohnya sudah pantas dikatakan skandal? Tapi mari kita lihat satu-satu.

Untuk menyebut beberapa perilaku Ketum PSSI sekarang, seperti mbalelo dengan statuta FIFA ketika ia dipenjara, namun sangat menginduk kepadanya ketika prahara menerjang kursinya. Regulasi yang dikenal kemudian bukanlah UUD 1945, tapi statuta FIFA. Liga Primer Indonesia menjadi korban. Pemain, wasit, agen yang aktif di dalamnya masuk ke dalam daftar hitam organisasi FIFA, dan dianggap haram jadah bagi persepakbolaan Indonesia. Timnas miskin prestasi. Namun, ketika animo masyarakat tinggi, ia manfaatkan bagi kepentingan politik pribadi. Dan saya yakin, anda semua punya daftar “prestasi” Ketum PSSI sendiri.

Bunga Bunga PSSI
Silvio kini sedang menghadapi proses penyelidikan oleh aparat berwenang terkait pesta “Bunga Bunga” itu. Jika memang terbukti bahwa ada anak di bawah umur dalam pesta tersebut, sangat memungkinkan karir politiknya kembali runtuh. Kasus “Bunga Bunga” PM Italia yang gemar sepakbola ini berpotensial terjadi di Indonesia, setidaknya demikian harapan saya.

“Bunga Bunga” bagi PSSI dan Ketum Nurdin Halid adalah Kongres Tahunan yang akan diselenggarakan mulai hari ini hingga 23 Januari 2011 di Bali. Jika “Bunga Bunga” di Italia menjadi skandal politik yang menggoyang pemerintahan, saya sangat ingin kongres ini dapat menjadi forum yang menggoyang kepongahan dan kebengalan petinggi asosiasi dalam mengelola sepakbola Indonesia. Bongkar segala skandal sepakbola Indonesia yang miskin prestasi. Ini adalah saat paling tepat untuk meminta pertanggungjawaban pengurus dan Ketum PSSI atas karut marut sepakbola Indonesia. Tentu butuh keberanian bagi segenap stakeholder yang akan hadir di sana untuk menyuarakan aspirasi dari masyarakat sepakbola Indonesia.

Saya sadar, tidak semua pihak memiliki hak bicara dan suara di forum tersebut. Hanya perwakilan klub, anggota ex-co PSSI, dan pengurus saja yang memiliki privileage tersebut. Suporter, pemain, hingga pelatih tidak memiliki hak asasi berbicara. Maka, satu-satunya harapan adalah nurani dari peserta kongres untuk berbicara atas suara-suara yang tak terwakilkan itu. Pertanyaannya kini, beranikah mereka?

Ciputat, 21 Januari 2011
Hujan Gerimis di luar sana

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun