Mohon tunggu...
Arif Gunawan
Arif Gunawan Mohon Tunggu... Guru - GURU KELAS SDN DARUSSALAM

Saya adalah guru kelas Sekolah Dasar yang saat ini mengajar di kelas atas

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan

20 April 2023   18:47 Diperbarui: 20 April 2023   18:48 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN 

Oleh : Arif Gunawan (CGP Angkaatan 7 Kota Tangerang)

“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”
(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).
Bob Talbert

Dari kutipan tersebut mengajarkan kita untuk memberikan pengalaman yang berharga terutama nilai-nilai kebajikan di samping sekedar ilmu pengetahuan untuk masa depan mereka terutama dalam proses pembelajaran dan hal inilah yang sedang saya pelajari dalam modul 3.1 tentang pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai seorang pemimpin pembelajaran. 

Nilai-nilai kebajikan atau prinsip-prinsip yang saya pelajari dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak bagi pembelajaran baik untuk siswa, guru, maupun komunitas di sekolah. 

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran guru penggerak bertugas sebagai among yang berpihak kepada murid sehingga dalam pengambilan keputusan pastilah harus bertanggungjawab dengan menerapkan nilai dan perannya sebagai guru penggerak. 

Sehingga dapat diartikan pendidikan adalah sebuah proses untuk berprilaku dan pengalaman yang bermakna. Pada modul ini, saya juga belajar untuk dapat berkontribusi pada proses pembelajaran yang berpihak pada murid, dalam pengambilan keputusan dengan menuntun siswa untuk tumbuh dan berkembang sesuai kodratnya, melalui pembelajaran berdiferensiasi sesuai kebutuhan siswa.

Education is the art of making man ethical.
Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.
~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel

Jika kutipan diatas dihubungkan dengan proses pembelajaran pada modul 3.1 tentang pengambilan keputusan dengan berbasis nilai-nilai kebajikan maka proses pembelajaran yang telah saya lakukan dimana murid memiliki potensi berdasarkan kodrat alam maupun kodrat zaman yang dapat ditumbuh kembangkan dan hasilnya tergantung dari bagaimana kita sebagai pendidik bersikap dalam kegiatan pembelajaran. Ki Hajar Dewantara menyebut pendidikan seperti seni karena pendidikan merupakan hasil dari karya seni cipta, karsa dan karya yang didalamnya memiliki nilai-nilai moral, kebajikan dan kebenaran universal. 

Hanya kadang kita dihadapkan pada situasi mengharuskan mengambil keputusan dengan adanya faktor dilema etika dan bujukan moral dan untuk menghasilkan pengambilan keputusan yang tepat pada modul 3.1 ini saya diajarkan cara mengambil keputusan dengan memperhatikan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengujian pengambilan keputusan.

1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Pratap Triloka oleh Ki Hajar Dewantara dalam dunia pendidikan termasuk dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Tiga semboyan Ki Hajar Dewantara yaitu Ing Ngarso Sung Tulodho (seorang pemimpin di depan harus menjadi teladan/contoh).. Ing Madya Mangun Karsa (seorang pemimpin ditengah harus memberikan motivasi). 

Tut Wuri Handayani (seorang pemimpin dibelakang memberikan dorongan, semangat, dan motivasi) menjadi dasar kita dalam mengambil keputusan dimana sebagai seorang pemimpin kita harus menjadi contoh bagi semua orang untuk membuat keputusan yang bisa dijalankan secara bersama-sama, selain itu, kita juga harus bisa memberikan motivasi kepada orang lain untuk melakukan perbaikan dengan keputusan-keputusan yang berefek positif serta mendorong orang lain untuk mau berbuat perubahan ke arah yang positif dengan mengutamakan kepentingan murid.

2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Adapun nilai-nilai yang saya miliki seperti berpihak pada murid, kolaboratif, mandiri dan reflektif dangat mempengaruhi saya dalam mengambil suatu keputusan dengan memperhatikan nilai-nilai kebajikan didalamnya, sebagai contoh dalam dalam membuat rencana pembelajaran maka saya akan mencoba membuat pembelajaran berpihak pada murid dengan bakat dan minatnya, berkolaborasi dengan rekan sejawat dan juga mencoba memahami keadaan emosional murid sehingga WELBEING akan terwujud melalui suatu keputusan yang diambil, yang harus dapat kita pertanggungjawabkan, dengan sikap tanggung jawab dari dalam diri, suatu keputusan yang kita ambil mencerminkan prinsip diri kita (Tanggung Jawab).

3. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.

Dalam pengambilan suatu keputusan kadang kita harus menggali informasi yang lebih mendalam untuk mendapatkan solusi terbaik atau keputusan terbaik. Hal ini tentu dapat kita lakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berbobot. Dengan pertanyaan -pertanyaan tersebut diharapkan informasi yang didapatkan dapat digunakan dalam proses pengujian keputusan. Dan hal ini kita pelajari dalam kegiatan coaching (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator. Tujuan coaching sendiri menggali potensi guru sehingga dalam prosesnya akan terjadi Pengambilan keputusan yang berpihak pada murid.

4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Kemampuan guru Sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan khususnya pengambilan keputusan dilemma etika, karena guru dapat :

- Menunjukkan integritas dan kejujuran,

- Mampu mengelola emosi, pikiran dan perilaku diri secara efektif dalam situasi apapun

- Mampu memahami pendapat orang lain

- Peduli , bertanggung jawab dan mengambil tindakan untuk kepentingan diri sendiri, masyarakat dan kelompok

Dalam modul 2.2 kita mempelajari pembelajaran sosial emosional. Kompetensi sosial emosional ini juga merupakan keterampilan bagaimana seseorang dapat mengelola dan menyadari aspek sosial emosional yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan khususnya masalah dilema etika, karena keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan maka sesorang harus memiliki kompetensi kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness), dan keterampilan berelasi karena keputusan yang diambil akan berdampak bagi orang yang mengambil keputusan dan orang lain yang terkait dengan pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan ini juga harus dilakukan dengan kesadaran penuh (mindfull) dengan berbagai pilihan dan konsekuensi yang harus dihadapi sebagai dampak pengambilan keputusan.

5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Dalam membahas studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika seorang guru harus berpegang teguh pada nilai nilai kebajikan seperti kebenaran, keadilan, kebebasan , persatuan, toleransi , tanggung jawab sehingga keputusan yang diambilnya benar-benar berpihak pada murid

6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Melalui inquiri apresiatif , pengambilan keputusan dari seorang pemimpin pembelajaran yang berpihak pada murid mampu memfasilitasi komponen pembelajaran seperti proses belajar mengajar, refleksi, assesmen, pengembangan guru, kurikulum baik intrakulikuler ekstrakulikuler, lingkungan yang aman nyaman, mendukung bakat siswa ,dan menyenangkan bagi murid. Guru diharapkan mampu berperan sebagai pemimpin pembelajaran yang berorientasi pada kepentingan tumbuh dan kembangnya siswa sesuai kodratnya.

7. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Banyak tantangan maupun kendala yang dihadapi dalam pengambilan keputusan  terutama dalam kasus dilemma etika diantaranya adanya pemikiran yang berseberangan dari tiap individu atau kelompok . Adanya sikap pro dan kontra terhadap system atau keputusan yang dihasilkan untuk dijalankan oleh pemangku kebijakan sekolah, yang seharusnya mereka berkolaborasi untuk mewujudkan tujuan bersama. Sebelum mempelajari modul 3.1 pengambilan keputusan hanya berdasarkan musyawarah dan berbagai pertimbangan yang diambil berdasarkan hasil analisis masalah dalam suatu forum rapat. Akan tetapi dengan adanya modul 3.1, lingkungan tempat saya mengajar mulai menerapkan paradigma pengambilan keputusan dengan berbasis pada nilai-nilai kebajikan dengan menerapkan 3 prinsip dan 9 langkah pengujian pengambilan keputusan.

8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Dalam proses pembelajaran mengambil keputusan untuk merancang pembelajaran yang berpihak pada siswa dengan memberikan mereka kesempatan untuk mengembangkan minat dan bakatnya sangatlah penting dilakukan oleh seorang pemimpin pembelajaran atau guru penggerak. Dengan adanya keputusan yang  berpihak pada siswa dapat mempengaruhi pengajaran yang memerdekakan murid antara lain strategi pembelajaran yang dapat memenuhi kebutuhan murid, meningkatkan dan menggali potensi murid dengan memperhatikan unsur kesiapan belajar, minat dan profil belajar murid dan hal ini dapat dilakukan dengan pembelajaran berdiferensiasi.

9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran sebuah keputusan yang diambil harus berpihak pada murid dengan memperhatikan nilai-nilai kebajikan universal, tanggung jawab, dengan harapan akan mempengaruhi kehidupan masa depan murid. Dengan strategi dan metode pembelajaran yang tepat maka minat dan bakat siswa dapat terasah dan berkembang sesuai dengan kodratnya.

10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulan yang saya dapat tarik dan keterkaitan dengan modul sebelumnya adalah Keterkaitan dengan modul-modul sebelumnya dengan pembelajaran pada modul 3.1 diantaranya : dalam mengambil suatu keputusan kita harus berdasarkan 3 unsur nilai nilai kebajikan universal, bertanggung jawab terhadap segala konsekwensi dan berpihak pada murid. Selain itu, kita juga harus berpedoman pada filosofi KHD dengan Pratap Triloka. Dalam mengambi, keputusan kita juga harus berpegangan pada nilai dan peran guru penggerak yang dimiliki dimana keputusan tersebut merupakan hasil kolaborasi dan berpusat pada siswa. Dan dalam mengambil keputusan yang  berhubungan dengan pembelajaran dimana kita menghadapi siswa yang beranekaragam maka keputusan maka kita  bisa berpedoman pada pembebelajaran berdifferensiasi serta social emosional. Selain itu ketrampilan coaching yang baik akan sangat membantu kita dalam menjalankan Langkah-langkah pengambilan keputusan

11. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Setelah saya mempelajari modul ini ada beberapa pemahaman yang dapat saya ambil terkait dilema etika dimana dilema etika adalah situasi ketika dihadapkan pada kasus yang keputusan yang kita anggap sama-sama benar namun terdapat nilai-nilai yang saling bertentangan yaitu benar lawan benar. 

Sedangkan bujukan moral adalah situasi ketika dihadapkan pada kasus yang terdapat dua keputusan yang satu benar sedangkan keputusan yang satunya salah yaitu benar lawan salah. Sedangakan paradigma pengambilan keputusan adalah landasan berpikir yang digunakan dalam pengambilan keputusan. 

Terdapat 4 Paradigma pengambilan keputusan yaitu individu lawan kelompok, rasa keadilan lawan rasa kasihan, kesetian lawan kebenaran, dan jangka pendek lawan jangka panjang. Selain itu terdapat 3 prinsip pengambilan keputusan yaitu berpikir berbasis hasil akhir, berpikir berbasis rasa peduli, dan berpikir berbasis peraturan. 

Dan juga terdapat 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan yaitu Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan, Siapa saja yang terlibat dalam situasi ini, Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasinya, Pengujian benar atau salah melalui uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji publikasi, dan uji panutan/idola, Pengujian paradigma benar lawan benar, paradigma individu lawan kelompok, keadilan lawan rasa kasihan, kesetian lawan kebenaran, dan jangka pendek lawan jangka Panjang, Melakukan prinsip resolusi berpikir berdasarkan hasil akhir, berpikir berdasarkan rasa peduli, dan berpikir berdasarkan peraturan, Investigasi opsi trilema, Buat keputusan, dan Merefleksikan keputusan yang telah dibuat.

12. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Sebelum mempelajarai modul ini tentunya tanpa saya sadari saya pernah mengalaminya hanya saja saat itu saya menyelesaikannya dengan cara yang biasa berdasarkan hasil sharing atau musyarawah baik dengan rekan guru maupun kepala sekolah. Berbeda  dengan setelah mempelajari modul 3.1 dimana saya mencoba menerapkan 4 paradigma , 3 prinsip dan 9 langkah pengujian pengambilan keputusan agar didapat keputusan yang berpihak pada siswa

13. Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Dari konsep yang saya dapatkan setelah mempelajari modul ini berdasarkan kasus-kasus yang ada saya akan berusaha dan berupaya dalam pengambilan keputusan berdasarkan nilai nilai kebajikan universal, tanggung jawab dan berpihak pada murid serta melalui langkah langkah pengambilan dan pengujian keputusan

14. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Sangat penting sekali, Sesuai modul ini besar harapan saya akan setiap keputusann yang saya ambil kedepannya dapat berpihak pada siswa dan juga mengedepankan nilai-nilai kebajikan didalamnya sehingga saya dapat merasakan perubahan dari keputusan yang saya ambil sebagai seorang pemimpin baik pemimpin dalam oraganisasi maupun pemimpin dalam pembelajaran dimana setiap keputusan yang diambil adalah keputusan yang terbaik, bijaksana dan tidak ada yang dirugikan dan dapat dipertanggungjawabkan.

salam guru penggerak

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun