Puisi-puisi Rumi menjadi relevan ketika setiap saat kita melihat tentang huru hara politik, teror, dan siasat siasat licik yang menimbulkan luka-luka kemanusiaan.
Semua hal ini bermula dari ketiadaan cinta. Sehingga menjelma menjadi manusia-manusia yang berbahaya. Untuk itulah membaca puisi-puisi Rumi yang diterjemahkan Haidar Bagir ini, bisa memberikan kontemplasi yang dalam agar kita kembali ke Jalan Cinta. Agar dunia ini menjadi indah penuh warna warni cinta, sebagai mana yang dikatakan almarhum Gus Dur : jangan hanya berhenti mencintai agama, tapi agamakanlah cinta.
"dalam cahayamu kubelajar mencinta/ dalam jelitamu, membuat puisi/ Kau menari dalam dadaku/dari itu menjelmalah seni ini" (hal 141)
![dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/06/18/rumi-5d085c95097f361ab00a4764.jpg?t=o&v=555)
Ketua Majelis Sastra Madiun
Judul buku      :  Mereguk Cinta Rumi (serpihan-serpihan puisi pelembut jiwa)
Penulis          : Dr. Haidar Bagir
Penerbit        : Mizan ( PT Mizan Publika) Jl. Jagakarsa Raya No. 40 Rt 7 Rw. 4
                 Jagakarsa, Jakarta Selatan 12620 telp. 021-78880556
Cetakan         : Pertama, Februari 2016
Halaman        : 285 halaman