Memang jatuh cinta itu indah sekali, sehingga dirinya pun tidak terlalu mempertimbangkan hal lain.Â
Sampai dia berkesimpulan seperti ini, "Pria akan menjadi orang lain atau berperilaku bukan yang seperti kesehariannya untuk meluluhkan hati wanita. Meskipun para wanita tidak sadar bagaimana perilaku sebenarnya dari pria yang mendekatinya tersebut".
Kalau ada pilihan, "sebenarnya wanita tidak menikah dengan pria yang mereka cintai. mereka memilih pria yang akan menjadi ayah yang baik dan suami yang dapat diandalkan. Cinta hanya perasaan manis yang akan datang dan pergi dengan cepat".
Begitu juga berlaku sebaliknya ya...
Ekpektasi dari salah satu pasangan tersebut mungkin terlalu ketinggian. Itu pun tidak ada yang tahu di antara keduanya.Â
Fase ini cukup alami, karena manusia itu sifatnya dinamis dan tidak mudah untuk ditebak ke depannya.Â
Jadi, nikmatilah hidup dan bertanggung jawablah atas konsekuensi dari sebuah pilihan yang telah dipilih.
Kesimpulan
Rezeki itu memang sudah ditakar untuk setiap orang, atau istilahnya sudah diatur. Akan tetapi ada juga usaha atau ikhtiar yang harus dilakukan untuk menjemputnya. Selain itu kita tidak boleh terlalu percaya diri dengan kemalasan dan memilih untuk hanya tidur saja dalam menggapai rezeki.Â
Berpikir dulu dengan logika agar tidak terjebak di dalam pola yang berulang. Untuk keluar dari sana juga perlu pertimbangan yang matang agar bisa mencapai kebahagiaan hidup.Â
Serta harus berpikir jangka panjang terlebih dahulu. Misalnya: Kalau seandainya saya hanya bekerja di satu bidang dengan satu keahlian yang berulang, dan saya lakukan tanpa ada skill tambahan.Â
Pada suatu waktu saya tidak dapat melakukan pekerjaan tersebut, namun sudah terlalu tua untuk beradaptasi atau mencari pekerjaan lain.Â