Mohon tunggu...
Arif Firmansyah
Arif Firmansyah Mohon Tunggu... Lainnya - freelancer

Seorang trader, travelling menjadi hobi saya terutama tempat yang paling saya suka adalah pantai juga tempat wisata yang identik dengan keindahan alamnya, selain itu saya juga menyukai topik terkait perkembangan teknologi, sepak bola, hiburan, humor, anime.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Cerita Pencaker Generasi Z Dilema Mencari Pekerjaan

26 Juni 2023   21:45 Diperbarui: 22 Juli 2023   14:46 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari kasus diatas terdapat 2 poin permasalahan:

  • irman meniatkan bahwa nanti hasil gaji yang didapat untuk periksa mata dia ke dokter
  • tapi pengujinya malah bilang suruh periksa mata ke dokter sedangkan irman sedang tidak punya cukup uang

Nah ini sih menurut pendapat saya pribadi, sebenarnya ini bukan ketidak adilan atau apalah kita tau bahwa BUMN mempunyai standar kualifikasi operasionalnya masing-masing jadi tidak ada salahnya pada si penguji di awal dia sudah meminta maaf lalu bilang "kalo ada lagi rekrutmen coba lagi tapi pake kacamata" dan diakhir juga memberikan semangat kepada irman.

Berarti peraturan BUMN ini memperbolehkan si pelamar mempunyai mata rabun atau minus yaitu tadi kata si penguji nya jika mau mencoba lagi harus pakai kacamata(yang rabun/minus).

Tapi masalahnya si irman ini tidak mempunyai cukup uang untuk memeriksakan mata nya ke dokter pada alhasil irman jadi gagal lolos ke tahap selanjutnya.

Ya gimana ya saya juga heran, irman niat kerja untuk kemudian mendapatkan gaji dan berniat akan memeriksakan matanya dari hasil gaji itu-tapi perusahaan ini sebenarnya memperbolehkan yang minus/rabun ikut seleksi-masalahnya si irman tidak punya cukup uang untuk memerisakan mata nya ke dokter atau mungkin si irman ini belum punya uang untuk beli kacamata minus.

Jadi irman merasa seleksi masuknya di bikin ribet dan cuma mencari orang yang sempurna, dan saya coba ngomong lagi "seleksi kalo min harus pake kacamata sedangkan beli kacamata juga uangnya mending dibuat ke yang lain dulu, iya yah" ucap saya.

"kan nya kata saya juga, nah gitu saya juga mikir 2 kali kalo belum ada kerjaan buat beli kacamata, kalo diluar ruangan mah masih bisa melihat yaa gak parah-parah amat lah, itu tuh habis seleksi mata ada tes kebersihan gigi katanya, jadi giginya harus bersih dari karang gigi" jawab irman.

"harus bebas karang gigi mah harus ke dokter yah bersihinnya" ucap saya.

"nah duitnya boss, saya gak keberatan kalo udah kerja periksa-periksa kaya gitu kan memang niat saya juga itu periksa mata, apa gigi juga ayo aja saya mah, terus rencananya saya juga pengen ke klinik perawatan wajah asal udah ada penghasilan mah gass weh lah" ujar irman.

"emang udah ngelamar kemana aja kamu, ya sabar man emang jaman sekarang macam-macam syaratnya, saran saya mah kerja dimana aja dulu yang menerima mata minus" ucap saya.

"wah dari 2022 jangan tanya udah kemana aja, udah sering seleksi di PT2 tapi ya belum ada yang nyangkut, kemarin itu di BUMN tak kira mau gampang keterima tapi ya sama aja dimana-mana syaratnya yang menurut saya bikin ribet dan kaya mnghalang-halangi" ujar irman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun