Mohon tunggu...
Arif Fauriyuddin
Arif Fauriyuddin Mohon Tunggu... Guru - Guru Menulis

Penulis sebagai Pendidik/Fasilitator/Pelatih, Pengurus Jaringan Sekolah/Madrasah Belajar (JSMB) dan anggota Perkumpulan Penulis Pendidik Sumatera Utara (PPPSU).

Selanjutnya

Tutup

Nature

Pemanfaatan Alam sebagai Labotorium Pendidikan

14 Februari 2023   14:28 Diperbarui: 14 Februari 2023   16:23 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kompasiana, (14/2/2023): Ada pengalaman menarik  saat menjadi mentor mahasiswa magang Kemdikbudristek.  Pada pembelajaran IPA tentang sumber daya alam. Dari rancangan pembelajaran yang dibuat, mulai langkah pembelajaran, media pembelajaran, sumber belajar dan asesmen sudah bagus. Namun, setelah saya analisis RPPnya ternyata kurang kontekstual. Contoh yang dituliskan tidak sesuai dengan keadaan daerahnya. Pemanfaatan sumber belajar hanya bersumber dari buku paket dan tidak memanfaatkan sumber belajar yang ada di sekitarnya. 

Mahasiswa tersebut cendrung mengambil sumber belajar dari buku pegangannya tanpa melihat kondisi dan lingkungan yang ada di sekitarnya. Sumber daya alam yang dijadikan contoh merupakan tumbuhan-tumbuhan yang tidak ada di daerah tersebut. Kepada murid diberikan contoh tentang tumbuhan hutan dan pantai yang tidak mereka kenal sama sekali. Seharusnya contohnya mengakomodasi kearifan lokal dengan contoh tumbuhan yang ada di daerah setempat. Kebetulan daerah tempat magang di Kota Binjai yang berada di daerah rendah tapi jauh dari pantai, di daerah ini banyak dihasilkan buah rambutan dan jambu madu, sekitar daerah pinggiran banyak perkebunan tebu dan kelapa sawit. Seharusnya tumbuhan ini diperkenalkan dan dijadikan sumber belajar.  

Dari kasus ini, alam sekitar tidak dimanfaatkan secara baik dalam proses pembelajaran. Kalau kita mau memanfaatkan dan mengelola alam sekitar kita menjadi labotorium pendidikan pembelajaran menjadi lebih menarik dan bermakna. Murid diajak belajar di alam bisa belajar banyak hal. Banyak aktivitas yang bisa dilakukan di alam , bermain, belajar, melakukan observasi, praktik dan lain sebagainya. Banyak bahan belajar dan sumber belajar yang bisa dimanfaatkan untuk pembelajaran. Hanya tinggal kreativitas dan inovasi dari gurunya. 

Pemanfaatan alam sebagai labotorium pendidikan merupakan salah satu solusi bagi satuan pendidikan yang tidak memiliki labotorium atau ruang praktik. Alam bisa dijadikan ruang praktik raksasa yang dapat menampung banyak murid. Alam bisa menjadi tempat uji coba dan  bereksprimen sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. Alam memberikan sensasi belajar yang lebih menyenangkan dan membahagiakan sehingga murid lebih mudah menerima pembelajaran dari gurunya.

Pemanfaatan alam sebagai labotarium pendidikan pada Kurikulum Merdeka (Kurmer) sangat relevan. Kurmer bersifat fleksibel dan adaptif memberikan kemerdekaan dan kepercayaan diri bagi guru untuk berkreativitas dan berinovasi. Pendidik dapat memanfatkan potensi dan keunikan daerahnya agar pembelajaran menjadi lebih efektif dan bermakna. Tinggal sekarang, kemauan guru lagi, apakah mau atau tidak memanfatkannya. (Arf)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun