Mohon tunggu...
ariffadhilah
ariffadhilah Mohon Tunggu... Arsitek - instansi kemala

hobi badminton dengan nge gym kalo ada waktu, dan juga diskusi apalagi bermain motor

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Radikalisme Islam Kontemporer di Indonesia

27 November 2024   15:59 Diperbarui: 27 November 2024   16:02 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Radikalisme Islam Kontemporer di Indonesia

Oleh: Arief Fadhilah Al Ihsan Ariffadhilah4321@gmail.com

ABSTRAK

Artikel ini mengidentifikasi faktor-faktor historis dan sosial yang membentuk kesadaran kolektif umat Islam serta gejala-gejala awal radikalisme, ini merujuk pada pemikiran Samuel Huntington dan analisis Murba Abu, juga memahami radikalisme sebagai respons terhadap penindasan politik dan ekonomi yang dialami oleh umat Islam, terutama selama rezim Orde Baru. Selain itu, artikel ini membahas bagaimana stereotip dan stigmatisasi terhadap umat Islam berdampak, yang sering menyebabkan labelisasi yang tidak adil. Artikel ini menekankan pentingnya diskusi konstruktif dan pendekatan yang lebih dalam menangani radikalisasi dan terorisme di Indonesia melalui pemahaman yang lebih mendalam tentang pengalaman subjektif individu dan kelompok.

Kata kunci:radikalisme, terorisme,islam,Indonesia

PENDAHULUAN

Radikalisme dan terorisme sering kali saling terkait, terutama dalam konteks Islam di Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, fenomena ini telah menarik perhatian banyak pihak, baik di dalam negeri maupun internasional. Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi fenomena radikalisme dan terorisme melalui pendekatan fenomenologi, yang menekankan pemahaman mendalam terhadap pengalaman subjektif individu dan kelompok yang terlibat.

LATAR BELAKANG

Fenomena radikalisme dan terorisme telah menjadi isu global yang mendesak, terutama dalam konteks Islam kontemporer. Di Indonesia, negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, tantangan ini semakin kompleks dan beragam. Sejak awal tahun 2000-an, Indonesia telah mengalami serangkaian aksi teror yang mengatasnamakan Islam, yang tidak hanya menimbulkan korban jiwa, tetapi juga memicu stigma dan stereotip negatif terhadap umat Islam secara keseluruhan.

Radikalisme sering kali dikaitkan dengan ideologi yang ekstrem dan tindakan kekerasan, namun pemahaman tentang fenomena ini tidak dapat dipisahkan dari konteks sosial, politik, dan ekonomi yang melatarbelakanginya. Sejarah panjang penindasan politik terhadap umat Islam, terutama selama rezim Orde Baru, menciptakan ketidakpuasan yang mendalam dan mendorong munculnya gerakan-gerakan yang berusaha memperjuangkan hak-hak politik dan sosial mereka. Selain itu, dampak globalisasi dan kapitalisme juga berkontribusi pada marginalisasi ekonomi

yang dialami oleh sebagian kelompok masyarakat, yang pada gilirannya dapat memicu radikalisasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun